Rabu, 13 Agustus 2014

Bukan Hanya Sekedar Membangun Tugu Peringatan Sejarah



Minggu, 17 Agustus 2014
Bacaan Alkitab: Matius 23:29-32
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (Mat 23:29)


Bukan Hanya Sekedar Membangun Tugu Peringatan Sejarah


Dimanapun kita tinggal, pasti kota kita memiliki suatu monumen yang didirikan untuk memperingati suatu peristiwa bersejarah yang terjadi di kota kita. Surabaya memiliki Tugu Pahlawan untuk memperingati peristiwa pertempuran 10 November 1945 di kota Surabaya. Jakarta memiliki lebih banyak monumen, museum ataupun tugu yang didirikan untuk memperingati peristiwa bersejarah tertentu. Salah satunya adalah Tugu Proklamasi yang didirikan tepat di tempat Soekarno dan Hatta mengumandangkan proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945. Bahkan nama jalan yang semula Jalan Pegangsaan Timur diubah menjadi Jalan Proklamasi.

Memang hal tersebut bukanlah suatu hal yang salah. Tetapi akan menjadi beda maknanya apabila pembangunan tugu atau monumen tersebut didasarkan pada motivasi yang kurang tepat. Saya pernah membaca suatu artikel bahwa pembangunan tugu proklamasi tersebut dilakukan Presiden rezim Orde Baru agar rakyat Indonesia tidak “mengkultuskan” rumah tempat proklamasi, sehingga dibuatlah tugu dan patung sang proklamator. Saya tidak tahu kebenarannya, tetapi mungkin menjadi masuk akal karena nama Soekarno-Hatta tidak pernah dijadikan nama jalan di Jakarta pada zaman Orde Baru.

Tetapi lepas dari itu semua, Yesus sendiri pernah mengkritik apa yang dilakukan oleh orang Yahudi pada umumnya dan para ahli Taurat dan orang Farisi pada khususnya. Yesus menyebut para ahli Taurat dan orang Farisi sebagai orang-orang yang munafik (ay. 29a). Apa yang membuat Yesus menyebut mereka sebagai orang-orang munafik? Salah satunya adalah karena perbuatan mereka yang membangun makam nabi-nabi dan membuat serta memperindah tugu untuk memperingati orang-orang saleh mereka (ay. 29b). Sebenarnya tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan, tetapi permasalahannya adalah tindakan mereka itu bertujuan hanya untuk pencitraan mereka sendiri.

Para ahli Taurat dan orang Farisi bahkan berkata “Kalau kami dulu hidup di zaman nenek moyang kita dulu, pasti kami tidak ikut membunuh para nabi-nabi yang menyampaikan suara Tuhan” (ay. 30). Tetapi Yesus tidak suka dengan sikap mereka karena dengan membangun makam dan tugu-tugu tersebut, mereka justru bersaksi bahwa mereka adalah keturunan pembunuh nabi-nabi tersebut (ay. 31). Mereka dengan sendirinya mengakui bahwa orang Yahudi di masa lalu adalah pembunuh nabi-nabi yang menyampaikan suara Tuhan (yang tidak sesuai dengan apa yang menjadi keinginan mereka). Tidak heran ketika Yesus tampil dan menyuarakan kebenaran Firman Tuhan, dan banyak orang Yahudi maupun non Yahudi yang percaya, justru para ahli Taurat dan orang Farisi yang paling tidak percaya. Mereka tidak mau menerima ajaran Tuhan Yesus karena ajaran tersebut menurut mereka bertentangan dengan apa yang selama ini mereka ketahui. Mereka menolak dan bahkan menyalibkan Yesus karena takut jabatan mereka akan hilang karena tampilnya Yesus. Oleh sebab itu Yesus sangat marah dengan ahli Taurat dan orang Farisi karena mereka bersikap munafik. Mereka memposisikan diri mereka berbeda dengan para nenek moyang mereka, padahal sebenarnya mereka juga sama seperti nenek moyang mereka. Seharusnya ahli Taurat dan orang Farisi juga berkaca dahulu kepada nenek moyang mereka dan menggunakan standar yang sama dengan nenek moyang mereka (ay. 32).

Kita pun juga harus belajar dari nenek moyang kita. Tidak salah jika para pendahulu kita membangun monumen atau tugu yang megah untuk memperingati suatu peristiwa tertentu. Tetapi seharusnya kita memiliki sikap untuk dapat melihat peristiwa yang terjadi di masa lalu dengan bijak. Kita harus belajar dari setiap kesalahan para pendahulu kita, dan jangan melakukannya. Di sisi lain, kita juga harus belajar dari setiap keberhasilan para pendahulu kita, dan harus meneruskan bahkan meningkatkannya lagi di masa yang akan datang. Jangan jadi orang munafik yang hanya suka menyalahkan orang lain, menyalahkan generasi sebelum kita dengan menjadikan mereka “penyebab” permasalahan yang terjadi saat ini. Jangan pernah tiru dan lakukan apa yang dilakukan ahli Taurat dan orang Farisi, jika tidak ingin dianggap Tuhan sebagai orang yang munafik.


Bacaan Alkitab: Matius 23:29-32
23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
23:30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
23:31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
23:32 Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.