Senin, 29 September 2014

Membuktikan Kemurnian



Rabu, 1 Oktober 2014
Bacaan Alkitab: 1 Petrus 1:6-7
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.(1 Ptr 1:7)


Membuktikan Kemurnian


Masih berkaitan dengan peristiwa di tanggal 30 September, kita saat ini memperingati tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Sejak masa Orde Baru, tanggal 1 Oktober dianggap sebagai hari dimana Pancasila tetap sakti walaupun dicoba untuk dijatuhkan oleh paham komunis. Setidaknya, itu yang saya selama ini pelajari pada masa sekolah dahulu. Walaupun sejarah tersebut hingga saat ini masih mengundang perdebatan, saya yakin sampai dengan saat ini Pancasila masih terus menjadi dasar negara kita, dan semoga akan terus menjadi dasar negara kita.

Jika Pancasila pernah “diuji kesaktiannya”, maka ada hal yang lebih penting lagi bagi kita sebagai orang percaya, yaitu kita pun perlu “diuji” atau “dibuktikan kemurnian iman kita” (ay. 7a). Saya yakin bahwa setiap orang yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen, pasti memiliki iman dalam diri kita kepada Yesus Kristus. Tidak ada orang yang dapat mengaku Yesus adalah Tuhan jika ia tidak memiliki iman. Oleh karena itu, iman yang kita miliki ini harus diuji untuk menentukan tingkat kemurnian iman kita. Salah satu cara yang dipakai Tuhan adalah melalui pencobaan-pencobaan yang kita alami (ay. 6).

Tuhan memiliki maksud yang penting atas setiap pencobaan yang diijinkan Tuhan terjadi dalam diri kita. Mungkin pencobaan itu sempat membuat kita tergoncang, sedih, bahkan  berdukacita. Tetapi itu semua ada dalam rencana Allah untuk membuat kita menjadi lebih baik lagi, dengan menguji iman kita.

Tujuan Tuhan menguji iman kita adalah untuk membuktikan tingkat kemurnian iman kita. Jika kita sungguh-sungguh hidup berkenan di hadapan Tuhan, menjauhi laranganNya dan melakukan apa yang menjadi perintah dan kehendak Tuhan, saya rasa kita tidak perlu takut terhadap ujian yang akan kita hadapi. Justru ujian-ujian tersebut akan membuat kita semakin cemerlang. Sama seperti emas yang semakin lama akan terlihat semakin cemerlang ketika diproses (dibakar dan dimurnikan) dalam api panas yang menyala-nyala (ay. 7). Emas berbeda dengan kayu. Semakin dibakar, emas justru akan semakin murni, sementara kayu akan terbakar dan hanya akan menjadi abu.

Oleh sebab itu, kita pun harus mengevaluasi diri kita. Sudahkah iman yang kita miliki adalah iman yang benar dan murni? Apakah iman yang kita miliki sudah benar-benar iman yang teguh kepada Tuhan Yesus Kristus? Jika kita sudah memiliki iman yang teguh, tentu kita tidak perlu kuatir. Ujian dan pencobaan yang kita hadapi justru akan membuat kita lebih kuat bukan?

Namun iblis juga tidak bodoh. Jika ujian dan pencobaan tidak dapat menghancurkan iman kita, ia akan mencoba mencari cara lain. Banyak orang tidak akan jatuh karena batu-batu besar. Orang justru sangat mungkin jatuh karena kerikil atau pasir kecil. Oleh karena itu, sekalipun iman kita adalah iman yang besar, kita tetap perlu berhati-hati, karena iblis tentu tidak akan tinggal diam. Ia akan berusaha dengan cara apapun untuk menjatuhkan iman kita.

Oleh karena itu, kita pun harus tetap berjaga-jaga senantiasa. Jangan lengah dan jangan memberi kesempatan sekecil apapun kepada Iblis (Ef 4:27). Setialah hingga akhir, sehingga kita akan memperoleh pujian dan kemuliaan dan kehormatan dari Tuhan pada hari akhir, yaitu hari ketika Yesus datang kembali untuk yang kedua kalinya, dan kita masuk ke dalam kerajaan surga yang mulia.


Bacaan Alkitab: 1 Petrus 1:6-7
1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.