Kamis, 25
September 2014
Bacaan Alkitab: Mazmur 141:3-4
“Awasilah
mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!” (Mzm 141:3)
Menjaga Mulut dan
Hati
Tanpa kita sadari, seringkali kita
mengucapkan kata-kata yang sia-sia. Banyak perkataan kita yang sebenarnya
kurang pantas diucapkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai orang percaya.
Banyak kata-kata yang tidak perlu namun sering keluar dari lidah dan bibir
kita. Oleh karena itu tidak heran pemazmur berseru kepada Tuhan agar Tuhan
mengawasi mulutnya, dan berjaga pada pintu bibirnya (ay. 3).
Tentu jika kita renungkan, hal ini sangatlah
benar. Kita memang memiliki kuasa penuh atas lidah dan bibir kita. Namun,
sering kali dalam hidup sehari-hari kita, banyak perkataan yang tidak perlu
yang keluar dari mulut kita. Perkataan tersebut tidak membangun, bahkan
cenderung tidak memberkati orang yang mendengarnya.
Sebenarnya, ada kaitan yang sangat erat
antara mulut dan hati kita. Tuhan Yesus pernah berkata bahwa segala sesuatu
yang keluar dari mulut (perkataan kita) keluar dari hati kita, dan cukup banyak
perkataan kita yang justru adalah perkataan yang “najis” alias perkataan yang
tidak membangun (Mat 15:18). Oleh karena itu, memang baik jika kita meminta
Tuhan menjaga mulut kita, tetapi akan lebih baik lagi jika kita meminta Tuhan
menjaga hati kita.
Oleh karena itu, dalam ayat selanjutnya
pemazmur mengutarakan keinginannya kepada Tuhan agar Tuhan menjaga hatinya, dan
tidak mencondongkan hatinya kepada hal-hal yang jahat (ay. 4a). Pemazmur tidak
ingin ia melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik, bersama-sama dengan mereka
yang suka melakukan kejahatan (ay. 4b). Bahkan pemazmur ingin agar ia jangan
sampai mengecap (dengan kata lain dapat diartikan mencicipi) hal-hal sedap yang
mereka nikmati (ay. 4c).
Memang mau tidak mau, suka tidak suka, dosa pasti
berupa hal-hal yang mengenakkan secara duniawi atau secara lahiriah. Tidak ada
dosa yang tidak enak untuk dilakukan. Namun demikian, pemazmur ingin agar
hatinya selalu bersih. Dan satu-satunya cara agar hati kita tidak condong
kepada yang jahat, adalah dengan cara mencondongkan hati kita kepada Tuhan.
Selama kita mencondongkan hati kita kepada Tuhan, maka kita akan senantiasa
fokus kepada Tuhan, fokus melakukan kehendak Tuhan, dan fokus kepada bagaimana
kita menyenangkan hati Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Berapa banyak
perkataan sia-sia yang kita ucapkan hari ini saja? Mungkin maksud kita adalah
bercanda, tetapi perkataan kita yang kita ucapkan dengan maksud baik, jika
tidak hati-hati dapat menjadi bumerang bagi kita. Apalagi jika kita sudah
memproklamirkan diri sebagai anak-anak Allah, bahkan hamba-hamba Tuhan. Sudah
seharusnya perkataan kita adalah perkataan yang membangun, yang penuh dengan
Firman Tuhan yang menjadi berkat bagi setiap orang yang mendengarnya. Jika
tidak, mungkin ada baiknya kita mengevaluasi hati kita, apakah sudah ada Roh
Kudus di dalam hati kita, atau justru roh lain yang ada di dalam hati kita?
Bacaan Alkitab: Mazmur 141:3-4
141:3 Awasilah
mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
141:4 Jangan
condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku
mengecap sedap-sedapan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.