Rabu, 24 September 2014

Menjaga Mulut dan Hati

Kamis, 25 September 2014
Bacaan Alkitab: Mazmur 141:3-4
“Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!” (Mzm 141:3)


Menjaga Mulut dan Hati


Tanpa kita sadari, seringkali kita mengucapkan kata-kata yang sia-sia. Banyak perkataan kita yang sebenarnya kurang pantas diucapkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai orang percaya. Banyak kata-kata yang tidak perlu namun sering keluar dari lidah dan bibir kita. Oleh karena itu tidak heran pemazmur berseru kepada Tuhan agar Tuhan mengawasi mulutnya, dan berjaga pada pintu bibirnya (ay. 3).

Tentu jika kita renungkan, hal ini sangatlah benar. Kita memang memiliki kuasa penuh atas lidah dan bibir kita. Namun, sering kali dalam hidup sehari-hari kita, banyak perkataan yang tidak perlu yang keluar dari mulut kita. Perkataan tersebut tidak membangun, bahkan cenderung tidak memberkati orang yang mendengarnya.

Sebenarnya, ada kaitan yang sangat erat antara mulut dan hati kita. Tuhan Yesus pernah berkata bahwa segala sesuatu yang keluar dari mulut (perkataan kita) keluar dari hati kita, dan cukup banyak perkataan kita yang justru adalah perkataan yang “najis” alias perkataan yang tidak membangun (Mat 15:18). Oleh karena itu, memang baik jika kita meminta Tuhan menjaga mulut kita, tetapi akan lebih baik lagi jika kita meminta Tuhan menjaga hati kita.

Oleh karena itu, dalam ayat selanjutnya pemazmur mengutarakan keinginannya kepada Tuhan agar Tuhan menjaga hatinya, dan tidak mencondongkan hatinya kepada hal-hal yang jahat (ay. 4a). Pemazmur tidak ingin ia melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik, bersama-sama dengan mereka yang suka melakukan kejahatan (ay. 4b). Bahkan pemazmur ingin agar ia jangan sampai mengecap (dengan kata lain dapat diartikan mencicipi) hal-hal sedap yang mereka nikmati (ay. 4c).

Memang mau tidak mau, suka tidak suka, dosa pasti berupa hal-hal yang mengenakkan secara duniawi atau secara lahiriah. Tidak ada dosa yang tidak enak untuk dilakukan. Namun demikian, pemazmur ingin agar hatinya selalu bersih. Dan satu-satunya cara agar hati kita tidak condong kepada yang jahat, adalah dengan cara mencondongkan hati kita kepada Tuhan. Selama kita mencondongkan hati kita kepada Tuhan, maka kita akan senantiasa fokus kepada Tuhan, fokus melakukan kehendak Tuhan, dan fokus kepada bagaimana kita menyenangkan hati Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Berapa banyak perkataan sia-sia yang kita ucapkan hari ini saja? Mungkin maksud kita adalah bercanda, tetapi perkataan kita yang kita ucapkan dengan maksud baik, jika tidak hati-hati dapat menjadi bumerang bagi kita. Apalagi jika kita sudah memproklamirkan diri sebagai anak-anak Allah, bahkan hamba-hamba Tuhan. Sudah seharusnya perkataan kita adalah perkataan yang membangun, yang penuh dengan Firman Tuhan yang menjadi berkat bagi setiap orang yang mendengarnya. Jika tidak, mungkin ada baiknya kita mengevaluasi hati kita, apakah sudah ada Roh Kudus di dalam hati kita, atau justru roh lain yang ada di dalam hati kita?


Bacaan Alkitab: Mazmur 141:3-4
141:3 Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
141:4 Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.