Rabu, 24
September 2014
Bacaan Alkitab: Mazmur 139:23-24
“Selidikilah aku,
ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku.” (Mzm 139:23)
Meminta Tuhan Menguji
Kita
Banyak orang takut menghadapi ujian. Sejak
kecil ketika kita bersekolah, ujian seakan-akan menjadi momok yang menakutkan.
Apalagi jika ujian tersebut dilakukan secara mendadak, tentu banyak murid yang
akan takut menghadapinya karena mereka tidak siap. Saya rasa hampir tidak ada
orang yang justru suka untuk diuji. Bahkan kalau bisa, mereka akan meminta
waktu agar mereka dapat mempersiapkan
diri untuk ujian, dan bahkan meminta kisi-kisi bahan yang akan diujikan agar
mereka dapat lebih siap menghadapi ujian.
Akan tetapi Pemazmur dalam Mazmur 139 ini
justru meminta Tuhan untuk menyelidiki dirinya dan mengenali hatinya (ay. 23a).
Bahkan Pemazmur juga meminta Tuhan untuk menguji dirinya dan mengenali
pikirannya (ay. 23b). Pemazmur tidak takut
jika Tuhan menyelidiki dan menguji dirinya. Ia tahu bahwa ketika Tuhan
menyelidiki dan menguji hidupnya, semua itu justru penting bagi dirinya
sendiri.
Ketika Tuhan menguji kita, sebetulnya yang
diuntungkan adalah diri kita sendiri. Ujian Tuhan bukan seperti ujian yang
dilakukan dosen yang kejam, yang ingin agar mahasiswanya mendapatkan nilai yang
rendah. Ujian Tuhan bukan untuk menghukum kita, tetapi untuk mengetahui apa
yang ada di hati dan pikiran kita. Ingat bahwa sumber segala kejahatan adalah
hati dan pikiran kita. Bahkan sumber segala kebaikan pun juga berada di hati
dan pikiran kita. Jika hati dan pikiran kita sudah benar, maka perkataan dan
perbuatan kita juga akan benar, karena sumbernya sudah benar. Tetapi jika hati
dan pikiran kita jahat, maka terlebih perkataan dan perbuatan kita.
Hal ini berarti kita harus senantiasa meminta
Tuhan untuk menguji kita. Kita tidak perlu takut akan ujian Tuhan, tetapi kita
harus memiliki pola pikir yang benar, bahwa ujian Tuhan memiliki maksud yang
baik bagi kita. Dengan ujian Tuhan, maka kita mengerti apakah hati dan pikiran
kita sudah benar atau belum. Bahkan melalui ujian Tuhan kita akan mampu
mengerti apakah kita sudah berada di jalan yang benar atau masih di jalan yang salah.
Jika jalan kita menyimpang/serong, tentu kita harus meminta Tuhan untuk
mengembalikan kita ke jalan yang benar (ay. 24).
Tentu ada bagian Tuhan dan ada bagian kita.
Bagian Tuhan adalah menguji kita, dan bagian kita adalah mem-follow up hasil
ujian Tuhan tersebut. Apabila kita menyimpang, adalah bagian kita juga untuk
berusaha kembali ke jalan yang benar. Jangan jadikan ujian dari Tuhan sebagai sesuatu
yang menakutkan. Jadikan ujian Tuhan sebagai sesuatu yang wajar bahkan harus
kita ingini. Semakin banyak atau semakin sering Tuhan menguji kita, maka kita
dapat hidup semakin baik dan semakin sempurna lagi di hadapan Tuhan. Oleh
karena itu, mintalah Tuhan agar menguji kita, sehingga kita dapat mengerti
posisi rohani kita, dan kita dapat berusaha untuk tetap berada di jalan yang benar.
Bacaan Alkitab: Mazmur 139:23-24
139:23
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah
pikiran-pikiranku;
139:24 lihatlah,
apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.