Jumat, 28 Juli 2017

Beda Frekuensi



Jumat, 28 Juli 2017
Bacaan Alkitab: Yohanes 8:42-47
Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. (Yoh 8:43)


Beda Frekuensi


Dahulu saya pernah punya radio lama dengan model tuner yang masih analog (belum digital). Artinya untuk mencari-cari siaran suatu radio tertentu, saya harus memutar-mutar tuner untuk mendapatkan frekuensi yang tepat. Memang di radio-radio model lama tersebut ada semacam patokan frekuensi yang biasanya berupa garis-garis. Namun seringkali frekuensi sebenarnya agak bergeser dari patokan garis tersebut sehingga kita harus mencarinya secara manual, dan mengingat-ingat posisi frekuensi radio favorit kita. Belum lagi jika tuner tersebut tersenggol sehingga bergeser yang mengakibatkan sinyal radio menjadi tidak pas (suara menjadi kurang jelas) dan kita harus menggeser tuner tersebut untuk mendapatkan frekuensi yang tepat.

Sama seperti radio tersebut yang baru bisa menghasilkan suara yang jernih ketika frekuensinya tepat, demikian pula dengan hubungan antara kita dan Tuhan. Kita baru bisa mendengarkan suara Tuhan dengan jelas hanya jika kita satu frekuensi dengan Tuhan. Jika frekuensi kita berbeda dengan frekuensinya Tuhan, maka kita tidak akan dapat menangkap suara Tuhan.

Dalam bagian bacaan Alkitab kita hari ini, Tuhan Yesus berkata kepada orang Farisi dan ahli Taurat (yang berpikir bahwa mereka adalah umat pilihan Allah karena merupakan keturunan Abraham), bahwa jika memang mereka adalah umat Allah atau anak-anak Allah, maka seharusnya mereka bisa mengasihi Tuhan Yesus dan tidak menentang-Nya, karena mereka sama-sama datang dari sumber yang sama (ay. 42). Jadi karena orang Farisi dan ahli Taurat justru menentang dan memusuhi Tuhan Yesus, maka sesungguhnya mereka bukan anak-anak Allah tetapi anak-anak iblis (ay. 44a). Hal tersebut akan semakin nyata terlihat dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh mereka, karena mereka tidak pernah melakukan keinginan Allah tetapi melakukan keinginan iblis, yaitu membunuh manusia dan tidak hidup dalam kebenaran (ay. 44b).

Jadi jika frekuensinya beda, sebanyak apapun Tuhan Yesus mengatakan kebenaran kepada mereka, maka mereka pun tidak percaya kepada-Nya (ay. 45). Bahkan meskipun mereka pun tidak dapat membuktikan bahwa Tuhan Yesus berbuat dosa (yang artinya Tuhan Yesus adalah orang benar), tetapi mereka tetap tidak dapat percaya kepada-Nya (ay. 46). Jadi inilah pentingnya satu frekuensi dengan Tuhan Yesus supaya kita dapat mendengar suara-Nya dengan jelas.

Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa salah satu sebab orang Farisi dan ahli Taurat tidak dapat mengerti perkataan Tuhan Yesus adalah karena mereka tidak dapat menangkap Firman Tuhan (ay. 43). Mengapa mereka tidak menangkap Firman Tuhan? Kata “menangkap” di ayat tersebut dalam bahasa aslinya adalah akouein (ἀκούειν) dari kata dasar akouó (ἀκούω) yang tidak hanya berarti to hear (mendengar) saja, tetapi juga berarti to understand, to learn, to comprehend, to perceive the distinct words of a voice, to yield obedience to the voice (mengerti, belajar, memahami, membedakan kata-kata dari suatu ucapan/suara, menghasilkan ketaatan terhadap suatu suara/perintah).

Jadi pengertian “menangkap Firman Tuhan” tidak hanya sekedar berarti mendengar atau membaca Firman Tuhan, melainkan jauh lebih dari itu. Jika diperhatikan lebih seksama, para ahli Taurat dan orang Farisi tersebut juga adalah mereka yang rajin membaca dan mendengar Firman (dalam hal ini Hukum Taurat atau kitab-kitab Perjanjian Lama). Mereka bahkan sudah menjadi pengajar di antara bangsa Yahudi. Namun demikian, mereka ternyata masih belum bisa menangkap Firman Tuhan dan tidak mengerti bahasa Tuhan Yesus.

Dalam kondisi kita saat ini, sangat mungkin ada orang-orang yang sudah mengambil bagian dalam pelayanan di gereja (misal menjadi pengurus, pemimpin pujian, pemusik), bahkan sudah menjadi pengkhotbah dan pendeta, tetapi mereka belum bisa menangkap Firman Tuhan. Mereka mungkin sudah banyak membaca Firman Tuhan bahkan sudah mengajarkan Firman Tuhan, tetapi mereka masih belum satu frekuensi dengan Tuhan. Frekuensi kehidupan orang-orang seperti ini berbeda dengan frekuensi Tuhan sehingga mereka tidak bisa menangkap suara-Nya. Apa ciri-ciri frekuensi Tuhan? Secara sederhana frekuensi Tuhan adalah frekuensi surgawi dan pasti berbeda dengan frekuensi duniawi.

Jika seseorang masih mencintai dunia, maka ia masih berada pada frekuensi duniawi dan belum masuk ke frekuensi surgawi. Dalam hal ini kita dapat melihat kehidupan dan ajaran Tuhan Yesus seperti: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Luk 9:58), “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat” (Luk 13:24), atau “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk 14:33). Semua ajaran Tuhan Yesus tersebut (dan masih banyak lagi lainnya) menunjukkan bahwa Tuhan Yesus tidak membawa murid-murid-Nya menikmati segala kesenangan dunia. Inilah frekuensi ajaran Tuhan Yesus yang semakin jarang disuarakan gereja Tuhan pada akhir zaman ini.

Tidak heran jika saya merasakan kesepian yang luar biasa, ketika menawarkan ajaran Tuhan Yesus yang sebenarnya. Saya sempat bergumam, siapakah yang mau mendengarkan suara Tuhan Yesus yang seperti ini? Siapa yang siap menderita, menyangkal diri dan memikul salib di akhir zaman ini? Tidak jarang saya merasa “beda frekuensi” ketika duduk di gereja dan mendengar khotbah dari sejumlah pembicara yang fokus pengajarannya hanya mengajarkan berkat jasmani di dunia ini. Saya lebih baik belajar langsung dari Tuhan dan berjuang untuk satu frekuensi dengan-Nya, supaya saya dapat menangkap suara-Nya dan mendengarkan Firman-Nya, karena itulah tanda bahwa kita adalah anak-anak Allah yang berasal dari Allah, yaitu ketika kita mampu mendengarkan Firman-Nya (ay. 47). Ingat bahwa Firman-Nya tidak selalu Firman yang lembut dan penuh kasih. Ada kalanya Firman-Nya ibarat api yang menghanguskan, ibarat pedang bermata dua yang tajam. Di situ kita harus belajar peka mendengar suara-Nya, supaya kita dapat satu frekuensi dengan-Nya dan menangkap Firman-Nya.



Bacaan Alkitab: Yohanes 8:42-47
8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
8:43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.
8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
8:45 Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.
8:46 Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?
8:47 Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.