Jumat, 07 Juli 2017

Mengerti Hati Seseorang dari Raut Mukanya


Jumat, 7 Juli 2017
Bacaan Alkitab: Kejadian 31:1­-7
Lagi kelihatan kepada Yakub dari muka Laban, bahwa Laban tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadanya. (Kej 31:2)


Mengerti Hati Seseorang dari Raut Mukanya


Yakub adalah seorang yang cerdik namun pada masa mudanya ia cenderung licik. Ia sudah berkali-kali menghadapi banyak jenis orang dan juga beberapa kali berhasil “menipu” orang-orang tersebut demi keuntungan dirinya sendiri. Ia pernah menipu Ishak, ayahnya, dan membuat Esau, kakaknya, menjadi marah. Namun apa yang ia tabur ternyata pada akhirnya ia tuai kembali. Ketika ia tinggal di rumah Laban, ia juga mengalami “penipuan” antara lain ketika ingin menikahi Rahel tetapi justru diberikan Lea. 

Yakub yang bekerja kepada Laban untuk memperoleh istri-istrinya, ternyata lambat laun Laban menjadi iri akan apa yang dilakukan oleh Yakub (karena Allah menyertai dirinya). Laban iri karena Yakub, menantunya, telah memperoleh banyak harta dan banyak ternak. Terlebih anak-anak Laban (saudara ipar Yakub) terdengar berkata bahwa Yakub telah mengambil segala harta milik Laban dan dari harta itulah ia membangun segala kekayaannya (ay. 1). Hal tersebut juga ternyata dirasakan Yakub karena ia melihat raut muka Laban, bahwa laban sudah tidak lagi seperti yang sebelumnya, artinya ada perubahan dari sikap dan raut muka Laban terhadap Yakub (ay. 2).

Terkait dengan kondisi itu, Tuhan pun berfirman kepada Yakub agar ia pulang ke tanah Kanaan, tempat nenek moyangnya (Abraham dan Ishak) tinggal (ay. 3). Selanjutnya Yakub pun taat kepada suara Tuhan dan memanggil istri-istrinya (Rahel dan Lea) untuk datang ke padang tempat Yakub biasa menggembalakan domba-dombanya (ay. 4). Yakub pun menyampaikan apa yang menjadi pertimbangannya kepada istri-istrinya, yaitu bahwa dari raut muka Laban, ada perubahan sikap Laban kepada Yakub sehingga sikap Laban tidak lagi seperti yang dahulu (ay. 5a). Oleh karena itu Yakub tentu berpikir untuk pergi meninggalkan Laban. Namun demikian, Yakub terlebih dahulu mendiskusikannya dengan istri-istrinya.

Yakub menjelaskan bahwa selama ini ia telah bekerja sekuat-kuatnya (artinya dengan sungguh-sungguh, serius, dan bekerja keras) kepada Laban yang adalah ayah dari Rahel dan Lea (ay. 6). Namun demikian, ternyata Laban menjadi iri dan berbuat tindakan yang merugikan Yakub. Dikatakan bahwa Laban telah 10 kali mengubah upah Yakub (ay. 7a). Ini mungkin saja adalah hasil tuaian dari apa yang ditabur Yakub. Namun demikian, dalam hal ini, walaupun Yakub dirugikan dan diperlakukan tidak adil, Tuhan menjaga Yakub sehingga Laban tidak sampai berbuat jahat dan membahayakan diri Yakub (ay. 7b).

Di situ Yakub semakin yakin bahwa Tuhan menyertai dirinya seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya (ay. 5b). Oleh karena itu jika kita membaca kelanjutan kisah ini, kita akan melihat bagaimana Yakub mantap untuk membawa anak istrinya beserta segala miliknya dan meninggalkan Laban menuju kepada tanah Kanaan. Ia melihat bahwa masa depannya sudah bukan lagi di rumah Laban karena adanya perubahan sikap Laban yang terlihat dari raut mukanya. Alkitab mencatat bahwa tindakan Yakub kembali ke tanah Kanaan itu adalah suatu hal yang benar karena tidak hanya didasarkan pada analisis psikologis dan emosi sesaat semata, tetapi juga karena sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan bagi dirinya.

Apakah ada di antara kita saat ini yang sedang menghadapi kondisi yang sama seperti yang Yakub alami? Mungkinkah raut muka pemimpin dan atasan kita berubah terhadap kita? Jika ya, mungkin ada baiknya kita bertanya kepada Tuhan mengenai apa yang harus kita lakukan. Ada 2 kemungkinan besar, yaitu: 1) tetap bertahan di situ dengan tetap memegang teguh integritas dan kebenaran, atau 2) mengambil keputusan untuk pergi meninggalkan dia dan menuju ke tempat yang baru sesuai yang Tuhan tunjukkan. Dalam hal ini penting bagi kita untuk sungguh-sungguh belajar mencari tahu kehendak Tuhan hingga benar-benar mendengar suara Tuhan bagi kita. Di situ kita tidak akan salah melangkah. Namun jika kita mengedepankan emosi saat mengambil keputusan, kemungkinan besar keputusan yang kita ambil saat emosi sesaat adalah keputusan yang salah.



Bacaan Alkitab: Kejadian 31:1­-7
31:1 Kedengaranlah kepada Yakub anak-anak Laban berkata demikian: "Yakub telah mengambil segala harta milik ayah kita dan dari harta itulah ia membangun segala kekayaannya."
31:2 Lagi kelihatan kepada Yakub dari muka Laban, bahwa Laban tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadanya.
31:3 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yakub: "Pulanglah ke negeri nenek moyangmu dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau."
31:4 Sesudah itu Yakub menyuruh memanggil Rahel dan Lea untuk datang ke padang, ke tempat kambing dombanya,
31:5 lalu ia berkata kepada mereka: "Telah kulihat dari muka ayahmu, bahwa ia tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadaku, tetapi Allah ayahku menyertai aku.
31:6 Juga kamu sendiri tahu, bahwa aku telah bekerja sekuat-kuatku pada ayahmu.
31:7 Tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia berbuat jahat kepadaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.