Kamis, 06 Juli 2017

Penistaan di dalam Alkitab (27): Hukuman Terakhir bagi Para Penista Tuhan



Kamis, 6 Juli 2017
Bacaan Alkitab: Yudas 1:14-16
Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan." (Yud 1:15)


Penistaan di dalam Alkitab (27): Hukuman Terakhir bagi Para Penista Tuhan


Kitab Yudas adalah kitab yang sangat pendek di dalam Alkitab. Bahkan karena image terhadap nama “Yudas” di kalangan orang Kristen cukup jelek (yang disebabkan oleh kelakuan Yudas Iskariot), maka kitab Yudas ini sangat jarang dijadikan topik khotbah oleh para pembicara Kristen di atas mimbar. Namun demikian, terkait dengan penistaan di dalam Alkitab, ada satu ayat terakhir yang muncul di kitab Yudas yang akan kita pelajari, yaitu dalam kaitannya dengan hukuman terakhir yang akan dialami oleh para penista Tuhan.

Kitab Yudas merujuk pada ucapan Henokh yang menyatakan bahwa Tuhan akan datang dengan beribu-ribu orang kudusnya (ay. 14). Apa salah satu “tujuan” kedatangan Tuhan Yesus? Tuhan Yesus akan datang untuk menghakimi semua orang yang ada di dunia (ay. 15a). Tentu hal ini dapat dilakukan karena Tuhan Yesus sudah berhasil mencapai kesempurnaan di hadapan Bapa. Oleh karena Tuhan Yesus sudah sempurna, maka Ia berhak menjadi hakim karena hidup-Nya akan menjadi standar penghakiman bagi semua orang. Artinya adalah, seseorang akan dinyatakan “benar” apabila memiliki hidup seperti hidup Tuhan Yesus dan akan dinyatakan “salah” apabila tidak memiliki hidup seperti hidup Tuhan Yesus.

Dalam hal ini, ukuran kehidupan Tuhan Yesus yang dikenakan kepada setiap orang adalah apakah mereka melakukan kehendak Bapa di surga dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh 4:34). Dalam hal ini, tentu Tuhan Yesus juga memiliki keadilan, misalnya bagi mereka yang tidak mengenal Injil dengan benar, tentu mereka tidak mengenal standar hidup Tuhan Yesus seperti yang tertulis dalam Injil. Oleh karena itu bagi mereka berlaku standar yaitu apakah mereka mengasihi orang lain seperti diri mereka sendiri (yaitu memberi pakaian kepada mereka yang telanjang, memberi makan kepada mereka yang lapar, dan lain sebagainya) (Mat 25:31-46).

Akan tetapi bagi orang Kristen apalagi yang sudah mengenal Tuhan Yesus, tentu standarnya bukan lagi hanya mengasihi orang lain seperti mereka yang tidak mengenal Tuhan yang benar. Orang Kristen harus berjuang untuk mengerti kehendak Tuhan yaitu supaya kita mengasihi Tuhan tanpa batas. Orang Kristen tidak boleh hanya bangga menjadi orang baik seperti orang beragama lain. Kita dipanggil untuk menjadi sempurna sesuai standar Bapa dan sesuai standar hidup Tuhan Yesus (Mat 5:48). Inilah yang harus dikejar oleh orang Kristen supaya kita tidak sampai dihukum oleh Tuhan.

Tuhan sendiri berkata bahwa hukuman akan dijatuhkan kepada orang-orang fasik (ay. 15b). Apa saja yang dipertimbangkan Tuhan sebagai dasar pemberian hukuman Tuhan kepada orang-orang fasik tersebut? Alkitab mengatakan bahwa orang-orang fasik tersebut dihukum karena perbuatan fasik yang kita lakukan serta perkataan nista yang diucapkan terhadap Tuhan (ay. 15c). Dalam hal ini kita yang telah belajar mengenai apa itu penistaan menurut Alkitab, akan mengerti bahwa kita tidak boleh sampai mengucapkan perkataan yang menista Tuhan, apalagi melakukan tindakan yang menista Tuhan. Di situ kita akan dipandang berdosa oleh Tuhan dan pasti akan menerima hukuman Tuhan jika kita tidak segera bertobat.

Tentu dalam bacaan Alkitab kita hari ini, kita diajarkan bahwa tindakan orang-orang fasik tersebut dapat terlihat dari sikapnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

  • Mereka antara lain suka menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya (ay. 16a)
    Kita dapat melihat karakter seseorang dari sikapnya menghadapi masalah. Bahkan karakter seseorang yang asli dapat terlihat dengan jelas saat ia menghadapi masalah terberat dalam hidupnya. Dalam kondisi tertekan dan terjepit, bagaimanakah perkataannya? Apakah ia dapat menjaga mulutnya dari mengucapkan kata-kata yang sia-sia? Ataukah ia justru tidak dapat mengendalikan mulutnya dan suka menggerutu dan mengeluh kepada Tuhan? Jangan lihat karakter seseorang ketika ia sedang mendapatkan berkat dari Tuhan, tapi belajarlah melihat karakter asli seseorang ketika ia sedang menghadapi ujian masalah dari Tuhan.
  • Mereka hidup menuruti hawa nafsunya (ay. 16b)
    Yang dimaksud dengan hawa nafsu adalah segala yang bukan merupakan kehendak Tuhan. Banyak orang berdoa kepada Tuhan seakan-akan mereka adalah orang yang rohani, tetapi ternyata isi doanya adalah untuk pemenuhan keinginan hawa nafsu mereka. Tidak heran ada banyak perselisihan di gereja karena hawa nafsu, bahkan mungkin ada “perebutan kekuasaan” antar pendeta karena hawa nafsu mereka. Tugas kita adalah mematikan hawa nafsu daging kita sehingga kita tidak menuruti hawa nafsu, tetapi menuruti kehendak Allah. Jika kita menuruti hawa nafsu kita berarti kita sedang bersahabat atau mencintai dunia (dengan segala isinya), sementara Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah (Yak 4:4).
  • Mulut mereka mengeluarkan perkataan yang bukan-bukan (ay. 16c)  
    Banyak konflik terjadi karena orang-orang tidak dapat menahan perkataan mereka. Yang lebih parah lagi, ada orang-orang tertentu yang suka menjadi “provokator” dengan cara mengeluarkan perkataan yang bukan-bukan untuk mendapatkan keuntungan. Mungkin mereka ingin dipandang oleh pemimpin bahwa mereka ada di pihak sang pemimpin, sehingga mereka tanpa ragu mengucapkan perkataan yang menjelek-jelekkan orang lain. Bahkan tidak jarang mereka bisa dengan mudah mengucapkan kata-kata yang memanas-manasi keadaan dan bukannya menciptakan kedamaian ketika ada konflik.
     
  • Mereka menjilat orang untuk mendapatkan keuntungan (ay. 16d)
    Salah satu “profesi” manusia yang paling parah dan memalukan adalah mereka yang menjadi para penjilat. Orang-orang yang gemar menjilat atasan atau pimpinan biasanya akan terlihat bersikap manis dan santun ke atas tetapi kejam ke bawah. Tidak heran bahwa di depan pimpinan mereka terlihat selalu berkata “ya” terhadap instruksi pimpinan, tetapi setelahnya, mereka bisa menekan orang-orang di sekitar mereka (terutama anak buah atau mereka yang lebih lemah/lebih rendah kedudukannya) dengan kejam dan memanfaatkan mereka untuk keuntungan dirinya sendiri. Biasanya hasil pekerjaan orang lain diakui sebagai hasil pekerjaannya sendiri (sebagai seorang single fighter yang hebat), serta ia gemar memakai topeng di hadapan pimpinan. Seorang pemimpin yang baik harus waspada terhadap para penjilat seperti ini.
Berhati-hatilah terhadap orang-orang yang memiliki karakter di atas, terlebih mereka yang ada di persekutuan/gereja. Orang-orang semacam ini awalnya terlihat menyenangkan, tetapi ternyata ia sedang menusuk kita dari belakang. Para pemimpin khususnya pemimpin gereja harus waspada supaya tidak terjadi perpecahan di dalam gereja karena orang-orang fasik seperti ini. Kita semua juga harus tetap waspada supaya kita tidak sampai menjadi orang-orang fasik yang bisa dikategorikan sebagai penista Tuhan. Ingatlah bahwa pasti ada hukuman bagi mereka yang menistanya, dan siapa yang bisa menilai apakah kita sudah menista Tuhan atau tidak selain Tuhan sendiri? Oleh karena itu setiap hari kita harus senantiasa memperkarakan apakah kita masuk kategori penurut Firman atau penista Tuhan. Jangan biarkan kita mengeraskan hati kita sehingga kita mematikan suara Roh Kudus dalam diri kita, karena jika demikian, kita sesungguhnya sedang berjalan menuju kebinasaan dan kepada hukuman Tuhan yang mengerikan dan kekal adanya.



Bacaan Alkitab: Yudas 1:14-16
1:14 Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,
1:15 hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan."
1:16 Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.