Jumat, 2 Januari
2015
Bacaan Alkitab: Yohanes 2:7-10
Setelah pemimpin pesta itu mengecap
air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya,
tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil
mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan
anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik;
akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." (Yoh 2:9-10)
Makna Anggur dalam
Pernikahan
Saya yakin kita semua pasti pernah membaca tentang mujizat pertama yang
dilakukan Yesus pada perjamuan kawin/pesta pernikahan di Kana. Dalam peristiwa
tersebut, Yesus membuat mujizat yaitu mengubah air menjadi anggur. Yesus pada
awalnya meminta pelayan untuk mengisi tempayan penuh dengan air (ay. 7) dan
memerintahkan para pelayan untuk mencedok air (yang telah berubah menjadi
anggur) kepada pemimpin pesta (ay. 8). Ketika pemimpin pesta mencicipinya, ia
bersukacita karena anggur yang ia cicipi adalah anggur yang terbaik (ay. 9-10).
Memang secara umum, anggur adalah minuman yang sangat umum diminum di
daerah Israel pada masa itu. Bahkan hingga saat ini, di budaya barat, anggur
adalah minuman yang cukup umum dikonsumsi, karena menghangatkan (dan juga
sebenarnya memabukkan). Pada masa itu, anggur merupakan suatu minuman yang
wajib dihidangkan dalam pesta, termasuk pesta pernikahan. Tingkat kemewahan
suatu pesta tergantung pada mutu atau kualitas anggur yang dihidangkan. Tingkat
sosial dari pihak yang mengadakan pesta juga dapat terlihat dari anggur yang
dihidangkan.
Anggur melambangkan sukacita, prestige, dan juga berkat Tuhan. Anggur juga
bisa berbicara tentang urapan Roh Kudus. Banyak hal yang dapat dilambangkan
dengan anggur. Akan tetapi, khususnya terkait pernikahan, kita akan melihat apa
saja makna anggur, yang sesungguhnya penting untuk dapat dimengerti oleh setiap
pasangan. Kita akan melihat dalam kitab paling romantis di Alkitab, yaitu
Kidung Agung.
Pertama, anggur berbicara tentang kenikmatan cinta dalam pernikahan (Kid
1:1). Bagi para pecinta minuman anggur, maka anggur adalah minuman yang sangat
nikmat. Kenikmatan dalam minum anggur diibaratkan sama dengan kenikmatan cinta.
Oleh karena itu, dalam pernikahan harus ada suatu kenikmatan cinta yang
dinikmati bersama antara suami dengan isteri. Jika cinta tersebut sudah tidak
dapat dinikmati oleh salah satu pihak, berarti ada sesuatu yang salah atau
keliru dalam pernikahan tersebut.
Kedua, anggur berbicara tentang gairah hidup dalam pernikahan (Kid 2:13). Bahkan
dalam ayat ini dikatakan bahwa hanya dengan mencium bunga pohon anggur yang
berbau semerbak (belum menjadi minuman anggur), ada suatu gairah dan semangat
untuk segera bangun. Ini berbicara tentang suatu semangat dan gairah hidup yang
harus ada dalam pernikahan. Pernikahan adalah suatu komitmen yang seharusnya
membuat kedua belah pihak menjadi lebih baik lagi dan lebih bersemangat
menjalani hidup. Jika pernikahan justru membuat kita semakin sering murung
bahkan menangis sedih, maka kita perlu instropeksi tentang apakah ada hal yang
salah dalam pernikahan kita.
Ketiga, anggur berbicara tentang kehidupan seks yang kudus dalam pernikahan
(Kid 7:8). Dalam ayat ini disebutkan bahwa mempelai pria mengibaratkan buah
dada mempelai wanita seperti gugusan anggur. Tentu hal ini tidak berbicara
secara harafiah, tetapi tentang
bagaimana mempelai pria ingin menikmati keindahan tubuh mempelai wanita yang
telah diciptakan Tuhan untuk menjadi isterinya. Ini berbicara tentang suatu
kehidupan seks yang kudus dalam pernikahan. Dimana dalam pernikahan yang kudus,
seks bukanlah sesuatu yang tabu tetapi harus menjadi suatu hal yang indah bagi
suami dan isteri. Walaupun seks bukanlah segala-galanya dalam pernikahan,
tetapi seks memegang peranan yang sangat penting dalam pernikahan.
Keempat, anggur berbicara tentang komunikasi yang indah dalam pernikahan
(Kid 7:9). Seks memang penting dalam pernikahan, tetapi seiring bertambahnya
usia, seks akan semakin terganti dengan komunikasi dalam pernikahan. Semakin
tua usia pasangan suami isteri, maka komunikasi akan memegang peranan yang
lebih penting dalam pernikahan tersebut. Seks mungkin hanya dilakukan beberapa
kali dalam satu minggu, tetapi komunikasi dilakukan berkali-kali dalam satu
hari. Oleh karena itu, sangatlah penting ada komunikasi yang indah dan
keterbukaan antara suami dan isteri, sehingga pernikahan mereka menjadi suatu
pernikahan yang hidup, dan bukan pernikahan yang mati karena tidak ada
komunikasi di antara suami isteri.
Kelima, anggur berbicara tentang hal-hal yang intim dan pribadi dalam
pernikahan (Kid 8:12). Ayat ini berbicara tentang kebun anggur yan merupakan kepunyaan
sendiri. Tentu kebun anggur milik sendiri tidak boleh dinikmati oleh orang
lain. Jika perlu kita harus memagari kebun anggur kita sehingga hanya kita
sendiri yang boleh menikmatinya. Ini tidak bicara tentang keegoisan, tetapi
dalam pernikahan memang ada hal-hal yang intim dan pribadi, yang seharusnya
hanya untuk konsumsi diri sendiri dan pasangan kita. Sayangnya belakangan ini
ada kecenderungan bagi orang-orang untuk mengekspose hal-hal yang pribadi ke
ranah publik. Melalui ayat ini kita diingatkan bahwa khusus untuk hal-hal
pribadi, biarkan hanya kita dan pasangan yang tahu, dan tidak perlu diketahui
oleh orang lain.
Dalam kelima poin di atas, saya memasukkan kata-kata “dalam pernikahan”,
karena jika hal ini dilakukan di luar pernikahan, justru memberikan dampak
negatif kepada kita. Kidung Agung pun berbicara tentang bagaimana kita tidak
boleh membangkitkan cinta sebelum waktunya (Kid 2:7, 3:5, 8:4). Hanya di dalam
pernikahan yang kudus dan diberkati oleh Tuhan, kita akan dapat menghayati makna
anggur dan mengaplikasikannya dalam pernikahan kita, sehingga kita boleh
merasakan bagaimana pernikahan kita menjadi pernikahan yang diberkati oleh
Tuhan.
Bacaan Alkitab: Yohanes 2:7-10
2:7 Yesus berkata kepada
pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air."
Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka:
"Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka
pun membawanya.
2:9 Setelah pemimpin pesta itu
mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana
datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia
memanggil mempelai laki-laki,
2:10 dan berkata kepadanya:
"Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas
minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik
sampai sekarang."