Sabtu, 27
Desember 2014
Bacaan Alkitab: 1 Korintus
11:26-32
Jadi barangsiapa
dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa
terhadap tubuh dan darah Tuhan. (1 Kor 11:27)
Siapa yang Boleh
Memakan Roti dan Anggur Perjamuan Kudus?
Saya dibesarkan di gereja aliran pentakosta
dan karismatik, dimana sepengetahuan saya, perjamuan kudus biasa diadakan satu
kali sebulan, dan biasanya pada minggu pertama setiap bulannya. Sepengetahuan
saya sendiri, ajaran gereja saya mensyaratkan bahwa orang-orang yang boleh
mengikuti sakramen perjanjian kudus adalah mereka yang telah mengaku percaya
bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Juruselamat pribadi mereka. Oleh karena itu,
hanya orang yang telah dibaptis (gereja saya menganut baptis selam) yang boleh
mengikuti sakramen perjamuan kudus. Saya membandingkan di beberapa gereja lain
yang menganut baptis percik, bahwa hanya orang yang telah disidi (karena yang
dibaptis adalah bayi, dan ketika mereka cukup dewasa untuk mengaku iman
percaya, mereka disidi) yang boleh mengikuti sakramen perjamuan kudus.
Namun belakangan di kalangan gereja aliran
saya pun mulai terjadi perbedaan paham-paham di antara hamba-hamba Tuhan. Saya
melihat di gereja saya sendiri, bahwa
ketika roti dan anggur perjamuan diedarkan, para pelayan perjamuan memberikan
roti dan anggur itu juga kepada anak-anak kecil, termasuk anak saya yang
berusia 2,5 tahun pada saat ini. Bahkan jika tidak diberikan, seringkali anak
saya juga dikasih cicip roti dan anggur perjamuan yang telah diberkati oleh
pendeta oleh keluarga besar saya. Saat itu muncul pertanyaan dalam diri saya,
apakah roti dan anggur perjamuan kudus memang dibolehkan dimakan dan diminum
oleh orang-orang (anak-anak) yang masih kecil? Atau dalam konteks lebih besar,
apakah roti dan anggur perjamuan kudus boleh diberikan kepada orang-orang di
luar gereja, misalnya supaya mereka yang memakannya bisa sembuh dari sakit
penyakit?
Saya mencoba mencari di dalam Alkitab dan
menemukan ayat bahasan kita hari ini. Dengan segala keterbatasan saya sebagai
manusia, saya mencoba membagikan apa yang telah saya dapat kepada para pembaca
renungan ini.
Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat
Korintus, Paulus menegaskan bahwa perjamuan kudus (makan roti dan minum cawan
anggur) bukan hanya sekedar seremonial ibadah lahiriah semata. Perjamuan kudus
bukan hanya sekedar upacara keagamaan, apalagi sekedar momen dimana jemaat
duduk dan makan bersama. Namun Paulus menegaskan bahwa melalui perjamuan kudus,
itu berarti jemaat memberitakan kematian Tuhan sampai ia datang (ay. 26). Oleh
karena itu Paulus menjelaskan lebih lanjut dalam ayat selanjutnya bahwa
barangsiapa dengan cara yang tidak layak mengikuti sakramen perjamuan kudus,
maka ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan (ay. 27).
Hal ini secara jelas dapat diartikan bahwa
perjamuan kudus bukanlah suatu prosesi yang sembarangan dan dapat diikuti oleh
semua orang dengan cara sesuka hati mereka. Perhatikan ayat 27 yang menyatakan
bahwa kita harus berusaha mangambil bagian dalam perjamuan kudus dengan cara
yang layak. Apa artinya cara yang layak? Salah satu penjelasannya adalah kita
harus sudah mengakui tubuh Tuhan sebelum makan roti dan minum anggur perjamuan
kudus (ay. 29). Tentu saja dari ayat-ayat di atas, jelas bahwa seorang anak
kecil belum dapat memahami arti tubuh Tuhan. Perlu ada suatu pemahaman dan
kesadaran pribadi bahwa Tuhan Yesus sudah menderita dan mati di atas kayu salib
demi menebus dan menyelamatkan diri kita. Jika orang yang belum memahami dan
menghayati konsep tersebut tetapi mengambil bagian dalam perjamuan kudus,
berarti ia sudah berdosa kepada Tuhan, karena mendustai Tuhan Yesus sendiri.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk
menguji diri kita masing-masing apakah kita benar-benar layak untuk mengikuti
sakramen perjamuan kudus (ay. 28). Kita harus melihat ke dalam hati kita apakah
kita sudah siap memberitakan kematian Tuhan Yesus. Kita harus melihat apakah
hidup dan hati kita sudah beres, sudah tidak ada dendam atau kepahitan dalam
diri kita, supaya kita layak dan boleh mengambil bagian dalam perjamuan kudus
tersebut. Paulus bahkan mengambil contoh bahwa di masa jemaat mula-mula, banyak
orang yang terkena hukuman Tuhan karena hal ini, banyak yang lemah dan sakit,
bahkan tidak sedikit yang meninggal karena mengikuti perjamuan kudus dengan
cara yang tidak layak (ay. 30). Bagian kita sebagai jemaat adalah menguji diri
kita sendiri agar kita tidak terkena hukuman dari Tuhan (ay. 31 & 32).
Bagian kita sebagai pelayan Tuhan (antara lain yang membagikan roti dan anggur
perjamuan kudus), adalah menguji diri kita dan meminta hikmat dari Tuhan agar
roti dan anggur perjamuan kudus tersebut benar-benar diserahkan kepara mereka
yang telah siap menerima perjamuan kudus, dan bukan kepada orang-orang yang
memang pada dasarnya tidak layak menerimanya (misal: anak-anak kecil, atau
orang di luar Tuhan yang belum percaya kepada Tuhan Yesus).
Oleh karena itu, kembali kepada cerita saya
di atas, sudah hampir setahun lebih saya pun berpikir keras bagaimana caranya
anak saya tidak harus memakan roti dan anggur perjamuan yang telah diberkati
oleh Pendeta. Tentu jika saya menegur majelis yang membagikan anggur agar tidak
memberikan kepada anak saya juga kurang bijaksana. Apalagi jika saya menegur anggota
keluarga besar saya yang memberikan roti dan anggur perjamuan kepada anak saya.
Ada beberapa alternatif yang terpikirkan oleh
saya. Alternatif pertama, saya meminta roti dan anggur yang disisihkan secara khusus
(yang belum diberkati oleh Pendeta/hamba Tuhan) dari orang yang bertugas menyiapkan
roti dan anggur tersebut. Atau alternatif kedua, saya membawa gelas sendiri
dari rumah, membawa roti sendiri dari rumah, dan membawa sirup/jus anggur
sendiri dari rumah yang kemudian saya berikan kepada anak saya pada saat saya
mengikuti perjamuan kudus. Dan sepertinya, nanti pada perjamuan kudus
selanjutnya setelah ini saya akan mencoba alternatif kedua, dan semoga hal
tersebut dapat berhasil.
Bacaan Alkitab: 1 Korintus
11:26-32
11:26 Sebab
setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian
Tuhan sampai Ia datang.
11:27 Jadi
barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia
berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.
11:28 Karena itu
hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan
roti dan minum dari cawan itu.
11:29 Karena
barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman
atas dirinya.
11:30 Sebab itu
banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
11:31 Kalau kita
menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.
11:32 Tetapi
kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan
dihukum bersama-sama dengan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.