Kamis, 25 Desember 2014

Siapa yang Boleh Memakan Roti dan Anggur Perjamuan Kudus?



Sabtu, 27 Desember 2014
Bacaan Alkitab: 1 Korintus 11:26-32
Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. (1 Kor 11:27)


Siapa yang Boleh Memakan Roti dan Anggur Perjamuan Kudus?


Saya dibesarkan di gereja aliran pentakosta dan karismatik, dimana sepengetahuan saya, perjamuan kudus biasa diadakan satu kali sebulan, dan biasanya pada minggu pertama setiap bulannya. Sepengetahuan saya sendiri, ajaran gereja saya mensyaratkan bahwa orang-orang yang boleh mengikuti sakramen perjanjian kudus adalah mereka yang telah mengaku percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Juruselamat pribadi mereka. Oleh karena itu, hanya orang yang telah dibaptis (gereja saya menganut baptis selam) yang boleh mengikuti sakramen perjamuan kudus. Saya membandingkan di beberapa gereja lain yang menganut baptis percik, bahwa hanya orang yang telah disidi (karena yang dibaptis adalah bayi, dan ketika mereka cukup dewasa untuk mengaku iman percaya, mereka disidi) yang boleh mengikuti sakramen perjamuan kudus.

Namun belakangan di kalangan gereja aliran saya pun mulai terjadi perbedaan paham-paham di antara hamba-hamba Tuhan. Saya melihat di gereja saya sendiri,  bahwa ketika roti dan anggur perjamuan diedarkan, para pelayan perjamuan memberikan roti dan anggur itu juga kepada anak-anak kecil, termasuk anak saya yang berusia 2,5 tahun pada saat ini. Bahkan jika tidak diberikan, seringkali anak saya juga dikasih cicip roti dan anggur perjamuan yang telah diberkati oleh pendeta oleh keluarga besar saya. Saat itu muncul pertanyaan dalam diri saya, apakah roti dan anggur perjamuan kudus memang dibolehkan dimakan dan diminum oleh orang-orang (anak-anak) yang masih kecil? Atau dalam konteks lebih besar, apakah roti dan anggur perjamuan kudus boleh diberikan kepada orang-orang di luar gereja, misalnya supaya mereka yang memakannya bisa sembuh dari sakit penyakit?

Saya mencoba mencari di dalam Alkitab dan menemukan ayat bahasan kita hari ini. Dengan segala keterbatasan saya sebagai manusia, saya mencoba membagikan apa yang telah saya dapat kepada para pembaca renungan ini.

Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat Korintus, Paulus menegaskan bahwa perjamuan kudus (makan roti dan minum cawan anggur) bukan hanya sekedar seremonial ibadah lahiriah semata. Perjamuan kudus bukan hanya sekedar upacara keagamaan, apalagi sekedar momen dimana jemaat duduk dan makan bersama. Namun Paulus menegaskan bahwa melalui perjamuan kudus, itu berarti jemaat memberitakan kematian Tuhan sampai ia datang (ay. 26). Oleh karena itu Paulus menjelaskan lebih lanjut dalam ayat selanjutnya bahwa barangsiapa dengan cara yang tidak layak mengikuti sakramen perjamuan kudus, maka ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan (ay. 27).

Hal ini secara jelas dapat diartikan bahwa perjamuan kudus bukanlah suatu prosesi yang sembarangan dan dapat diikuti oleh semua orang dengan cara sesuka hati mereka. Perhatikan ayat 27 yang menyatakan bahwa kita harus berusaha mangambil bagian dalam perjamuan kudus dengan cara yang layak. Apa artinya cara yang layak? Salah satu penjelasannya adalah kita harus sudah mengakui tubuh Tuhan sebelum makan roti dan minum anggur perjamuan kudus (ay. 29). Tentu saja dari ayat-ayat di atas, jelas bahwa seorang anak kecil belum dapat memahami arti tubuh Tuhan. Perlu ada suatu pemahaman dan kesadaran pribadi bahwa Tuhan Yesus sudah menderita dan mati di atas kayu salib demi menebus dan menyelamatkan diri kita. Jika orang yang belum memahami dan menghayati konsep tersebut tetapi mengambil bagian dalam perjamuan kudus, berarti ia sudah berdosa kepada Tuhan, karena mendustai Tuhan Yesus sendiri.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk menguji diri kita masing-masing apakah kita benar-benar layak untuk mengikuti sakramen perjamuan kudus (ay. 28). Kita harus melihat ke dalam hati kita apakah kita sudah siap memberitakan kematian Tuhan Yesus. Kita harus melihat apakah hidup dan hati kita sudah beres, sudah tidak ada dendam atau kepahitan dalam diri kita, supaya kita layak dan boleh mengambil bagian dalam perjamuan kudus tersebut. Paulus bahkan mengambil contoh bahwa di masa jemaat mula-mula, banyak orang yang terkena hukuman Tuhan karena hal ini, banyak yang lemah dan sakit, bahkan tidak sedikit yang meninggal karena mengikuti perjamuan kudus dengan cara yang tidak layak (ay. 30). Bagian kita sebagai jemaat adalah menguji diri kita sendiri agar kita tidak terkena hukuman dari Tuhan (ay. 31 & 32). Bagian kita sebagai pelayan Tuhan (antara lain yang membagikan roti dan anggur perjamuan kudus), adalah menguji diri kita dan meminta hikmat dari Tuhan agar roti dan anggur perjamuan kudus tersebut benar-benar diserahkan kepara mereka yang telah siap menerima perjamuan kudus, dan bukan kepada orang-orang yang memang pada dasarnya tidak layak menerimanya (misal: anak-anak kecil, atau orang di luar Tuhan yang belum percaya kepada Tuhan Yesus).

Oleh karena itu, kembali kepada cerita saya di atas, sudah hampir setahun lebih saya pun berpikir keras bagaimana caranya anak saya tidak harus memakan roti dan anggur perjamuan yang telah diberkati oleh Pendeta. Tentu jika saya menegur majelis yang membagikan anggur agar tidak memberikan kepada anak saya juga kurang bijaksana. Apalagi jika saya menegur anggota keluarga besar saya yang memberikan roti dan anggur perjamuan kepada anak saya.

Ada beberapa alternatif yang terpikirkan oleh saya. Alternatif pertama, saya meminta roti dan anggur yang disisihkan secara khusus (yang belum diberkati oleh Pendeta/hamba Tuhan) dari orang yang bertugas menyiapkan roti dan anggur tersebut. Atau alternatif kedua, saya membawa gelas sendiri dari rumah, membawa roti sendiri dari rumah, dan membawa sirup/jus anggur sendiri dari rumah yang kemudian saya berikan kepada anak saya pada saat saya mengikuti perjamuan kudus. Dan sepertinya, nanti pada perjamuan kudus selanjutnya setelah ini saya akan mencoba alternatif kedua, dan semoga hal tersebut dapat berhasil.


Bacaan Alkitab: 1 Korintus 11:26-32
11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.
11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
11:31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.
11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.