Selasa, 30 Desember 2014

Makna Anggur dalam Pernikahan



Jumat, 2 Januari 2015
Bacaan Alkitab: Yohanes 2:7-10
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." (Yoh 2:9-10)


Makna Anggur dalam Pernikahan


Saya yakin kita semua pasti pernah membaca tentang mujizat pertama yang dilakukan Yesus pada perjamuan kawin/pesta pernikahan di Kana. Dalam peristiwa tersebut, Yesus membuat mujizat yaitu mengubah air menjadi anggur. Yesus pada awalnya meminta pelayan untuk mengisi tempayan penuh dengan air (ay. 7) dan memerintahkan para pelayan untuk mencedok air (yang telah berubah menjadi anggur) kepada pemimpin pesta (ay. 8). Ketika pemimpin pesta mencicipinya, ia bersukacita karena anggur yang ia cicipi adalah anggur yang terbaik (ay. 9-10).

Memang secara umum, anggur adalah minuman yang sangat umum diminum di daerah Israel pada masa itu. Bahkan hingga saat ini, di budaya barat, anggur adalah minuman yang cukup umum dikonsumsi, karena menghangatkan (dan juga sebenarnya memabukkan). Pada masa itu, anggur merupakan suatu minuman yang wajib dihidangkan dalam pesta, termasuk pesta pernikahan. Tingkat kemewahan suatu pesta tergantung pada mutu atau kualitas anggur yang dihidangkan. Tingkat sosial dari pihak yang mengadakan pesta juga dapat terlihat dari anggur yang dihidangkan.

Anggur melambangkan sukacita, prestige, dan juga berkat Tuhan. Anggur juga bisa berbicara tentang urapan Roh Kudus. Banyak hal yang dapat dilambangkan dengan anggur. Akan tetapi, khususnya terkait pernikahan, kita akan melihat apa saja makna anggur, yang sesungguhnya penting untuk dapat dimengerti oleh setiap pasangan. Kita akan melihat dalam kitab paling romantis di Alkitab, yaitu Kidung Agung.

Pertama, anggur berbicara tentang kenikmatan cinta dalam pernikahan (Kid 1:1). Bagi para pecinta minuman anggur, maka anggur adalah minuman yang sangat nikmat. Kenikmatan dalam minum anggur diibaratkan sama dengan kenikmatan cinta. Oleh karena itu, dalam pernikahan harus ada suatu kenikmatan cinta yang dinikmati bersama antara suami dengan isteri. Jika cinta tersebut sudah tidak dapat dinikmati oleh salah satu pihak, berarti ada sesuatu yang salah atau keliru dalam pernikahan tersebut.

Kedua, anggur berbicara tentang gairah hidup dalam pernikahan (Kid 2:13). Bahkan dalam ayat ini dikatakan bahwa hanya dengan mencium bunga pohon anggur yang berbau semerbak (belum menjadi minuman anggur), ada suatu gairah dan semangat untuk segera bangun. Ini berbicara tentang suatu semangat dan gairah hidup yang harus ada dalam pernikahan. Pernikahan adalah suatu komitmen yang seharusnya membuat kedua belah pihak menjadi lebih baik lagi dan lebih bersemangat menjalani hidup. Jika pernikahan justru membuat kita semakin sering murung bahkan menangis sedih, maka kita perlu instropeksi tentang apakah ada hal yang salah dalam pernikahan kita.

Ketiga, anggur berbicara tentang kehidupan seks yang kudus dalam pernikahan (Kid 7:8). Dalam ayat ini disebutkan bahwa mempelai pria mengibaratkan buah dada mempelai wanita seperti gugusan anggur. Tentu hal ini tidak berbicara secara harafiah,  tetapi tentang bagaimana mempelai pria ingin menikmati keindahan tubuh mempelai wanita yang telah diciptakan Tuhan untuk menjadi isterinya. Ini berbicara tentang suatu kehidupan seks yang kudus dalam pernikahan. Dimana dalam pernikahan yang kudus, seks bukanlah sesuatu yang tabu tetapi harus menjadi suatu hal yang indah bagi suami dan isteri. Walaupun seks bukanlah segala-galanya dalam pernikahan, tetapi seks memegang peranan yang sangat penting dalam pernikahan. 

Keempat, anggur berbicara tentang komunikasi yang indah dalam pernikahan (Kid 7:9). Seks memang penting dalam pernikahan, tetapi seiring bertambahnya usia, seks akan semakin terganti dengan komunikasi dalam pernikahan. Semakin tua usia pasangan suami isteri, maka komunikasi akan memegang peranan yang lebih penting dalam pernikahan tersebut. Seks mungkin hanya dilakukan beberapa kali dalam satu minggu, tetapi komunikasi dilakukan berkali-kali dalam satu hari. Oleh karena itu, sangatlah penting ada komunikasi yang indah dan keterbukaan antara suami dan isteri, sehingga pernikahan mereka menjadi suatu pernikahan yang hidup, dan bukan pernikahan yang mati karena tidak ada komunikasi di antara suami isteri.

Kelima, anggur berbicara tentang hal-hal yang intim dan pribadi dalam pernikahan (Kid 8:12). Ayat ini berbicara tentang kebun anggur yan merupakan kepunyaan sendiri. Tentu kebun anggur milik sendiri tidak boleh dinikmati oleh orang lain. Jika perlu kita harus memagari kebun anggur kita sehingga hanya kita sendiri yang boleh menikmatinya. Ini tidak bicara tentang keegoisan, tetapi dalam pernikahan memang ada hal-hal yang intim dan pribadi, yang seharusnya hanya untuk konsumsi diri sendiri dan pasangan kita. Sayangnya belakangan ini ada kecenderungan bagi orang-orang untuk mengekspose hal-hal yang pribadi ke ranah publik. Melalui ayat ini kita diingatkan bahwa khusus untuk hal-hal pribadi, biarkan hanya kita dan pasangan yang tahu, dan tidak perlu diketahui oleh orang lain.

Dalam kelima poin di atas, saya memasukkan kata-kata “dalam pernikahan”, karena jika hal ini dilakukan di luar pernikahan, justru memberikan dampak negatif kepada kita. Kidung Agung pun berbicara tentang bagaimana kita tidak boleh membangkitkan cinta sebelum waktunya (Kid 2:7, 3:5, 8:4). Hanya di dalam pernikahan yang kudus dan diberkati oleh Tuhan, kita akan dapat menghayati makna anggur dan mengaplikasikannya dalam pernikahan kita, sehingga kita boleh merasakan bagaimana pernikahan kita menjadi pernikahan yang diberkati oleh Tuhan.


Bacaan Alkitab: Yohanes 2:7-10
2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya.
2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki,
2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.