Senin, 29
Desember 2014
Bacaan Alkitab: Mazmur
119:111-112
Telah kucondongkan
hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai
saat terakhir.(Mzm 119:112)
Sampai Saat
Terakhir
Tidak terasa sebentar lagi kita akan
meninggalkan tahun 2014 dan akan memasuki tahun 2015. Pernahkah kita berpikir, apa
yang akan kita lakukan di hari-hari terakhir tahun 2014 ini? Saya sungguh
bersukacita jika kita masing-masing dapat menjaga iman kita hingga garis akhir
hidup kita. Bahkan di akhir tahun 2014 ini saya sungguh berharap kita
masing-masing dapat menutup tahun ini dengan suatu hal yang indah, sehingga
tahun 2014 ini tidak akan kita sesali tetapi akan selalu kita ingat sebagai
tahun dimana kita sungguh-sungguh hidup berjalan bersama Tuhan.
Bacaan Alkitab kita berbicara tentang
bagaimana pemazmur sungguh-sungguh menjaga hidupnya hingga saat-saat terakhir.
Bahkan pemazmur menulis bahwa peringatan-peringatan Tuhan selalu menjadi milik
pusakanya untuk selama-lamanya (ay. 111a). Peringatan-peringatan Tuhan atau
Firman Tuhan memang harus menjadi milik pusaka, alias milik kita yang paling
berharga sampai selama-lamanya. Seharusnya milik kita yang paling berharga
bukanlah segala kekayaan kita, bukanlah keluarga kita, tetapi adalah hubungan
kita dengan Tuhan. Keselamatan diri dan jiwa kita adalah hal yang paling berharga
dan harus kita jaga. Keselamatan tersebut haruslah menjadi suatu kegirangan
yang meluap-luap dari dalam hati kita (ay. 111b).
Bahkan pemazmur tidak hanya mengakui Firman
Tuhan sebagai milik pusakanya, akan tetapi sepanjang hidupnya ia berusaha untuk
mencondongkan hatinya untuk senantiasa melakukan ketetapan-ketetapan Tuhan (ay.
112a). Pemazmur ingin agar dalam setiap aspek kehidupannya, ia senantiasa
memiliki fokus dan tujuan yang benar, yaitu sesuai dengan Firman Tuhan. Ia
ingin ketika ia bangun pagi, ia berpaut dan pandangannya tertuju sesuai dengan
Firman Tuhan. Bahkan dalam segala aktivitasnya, dalam segala sesuatu yang ia
lakukan senantiasa berpedoman dan sesuai dengan Firman Tuhan.
Dan yang terakhir, pemazmur ingin agar sampai
saat terakhirnya, Firman Tuhan tetap menjadi pegangan hidupnya (ay. 112b).
Ketika mungkin usianya sudah sangat tua dan sepuh, ketika kesehatannya sudah
tidak prima lagi, atau ketika ia mungkin tergolek lemah di tempat tidur menanti
saat-saat terakhirnya, ia tetap senantiasa berpegang teguh kepada Firman Tuhan.
Ia tidak ingin menjadi orang yang dari awal hidup hingga dewasa tetap memegang
teguh Firman Tuhan, tetapi di saat-saat terakhirnya justru ia berpaling dari
Firman Tuhan. Ia ingin menjadi orang yang setia kepada Tuhan sejak Tuhan
memanggil dirinya hingga akhir hidupnya.
Ini menjadi suatu dorongan yang bagus bagi
kita. Kita pun harus memiliki pola pikir yang sama seperti yang dimiliki oleh
pemazmur. Jangan hanya puas dan bangga memegang Firman Tuhan hingga saat ini.
Jangan hanya puas dan bangga jika kita sudah melayani Tuhan hingga hari ini.
Tetapi tetaplah berusaha untuk tetap setia hingga akhir. Kita hanya dapat
dikatakan setia jika dan hanya jika hingga akhir hidup kita, kita terbukti
dapat setia. Akan menjadi sangat indah jika Firman Tuhan tetap menjadi milik
pusaka kita dan pusat dari segala hati dan pikiran kita selama kita hidup,
bahkan hingga saat-saat terakhir kita. Tidak hanya seperti tulisan ayat di
pengumuman kematian kita di surat kabar, atau seperti tulisan ayat di batu
nisan kita, tetapi seharusnya Firman Tuhan menjiwai segenap kehidupan kita dari awal hingga akhir,
sehingga justru hidup kita yang menjadi kesaksian yang hidup dan bukti bahwa
kita telah mampu setia hingga saat-saat terakhir kita.
Bacaan Alkitab: Mazmur
119:111-112
119:111
Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab
semuanya itu kegirangan hatiku.
119:112 Telah
kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk
selama-lamanya, sampai saat terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.