Selasa, 23 Desember 2014

Isteri Uria, Bukan Batsyeba



Kamis, 25 Desember 2014
Bacaan Alkitab: Matius 1:1-6
Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. (Mat 1:6)


Isteri Uria, Bukan Batsyeba


Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis renungan tentang empat nama wanita yang ada di dalam silsilah Yesus Kristus. Dalam Matius 1, yang adalah pasal pertama di dalam Perjanjian Baru, ditulis tentang silsilah Yesus Kristus yang dirunut hingga kepada Daud dan hingga kepada Abraham, bapa leluhur bangsa Yahudi (ay. 1). Di lima ayat pertama, setidaknya ada tiga nama wanita yang disebut yaitu Tamar (ay. 3), Rahab (ay. 5a) dan Rut (ay. 5b). Satu lagi nama wanita yang disebut adalah Maria ibu Yesus pada ayat ke-16 dari pasal ini. 

Yang menarik adalah bahwa dalam perikop ini sebenarnya ada lima nama wanita yang disebut, empat orang menggunakan nama asli mereka (Tamar, Rahab, Rut dan Maria), sedamgkan satu orang lagi disebut dengan nama isteri Uria (ay. 6). Sebenarnya isteri Uria mempunyai nama asli yaitu Batsyeba (2 Sam 11:3). Menjadi menarik untuk melihat mengapa Alkitab menggunakan nama Isteri Uria dan bukannya Batsyeba?

Jika dilihat dari nama wanita-wanita yang ada di dalam perikop ini,  tidak semuanya adalah wanita baik-baik. Tamar sendiri adalah seorang menantu yang “kurang ajar”, karena ia sampai menyamar menjadi seorang perempuan sundal agar dapat tidur dengan mertuanya (Kej 38:1-30). Meskipun memang ia memiliki iman dengan melakukan itu semua, tetapi saya harus berani menegaskan bahwa caranya salah dan tidak untuk ditiru oleh kita semua. 

Jika dibandingkan, Batsyeba pun juga tidak kalah “kurang ajar”, karena ketika ia masih berstatus isteri Uria, tetapi ia membiarkan orang lain (Daud) melihat dirinya sedang mandi, bahkan ia tidak menolak ketika raja Daud mengajaknya tidur. Bahkan ia tidak memberitahukan kepada suaminya (Uria) bahwa ia sudah berzinah. Keputusannya tersebut berdampak pada matinya Uria, dan juga hukuman Tuhan bagi anak hasil perzinahannya tersebut yang mati karena tulah Tuhan (2 Sam 11:1-12:23). 

Jika kita mau mencoba merunut mundur lagi, Tuhan telah memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel di gunung Sinai ketika mereka sedang dalam perjalanan (eksodus) dari Mesir ke tanah Kanaan, yaitu tanah yang dijanjikan Tuhan Allah sendiri kepada mereka. Dalam hukum Taurat jelas disebutkan bahwa bangsa Israel tidak boleh mengingini isteri sesamanya (Kel 20:17), apalagi tidur (bersetubuh) dengan isteri sesamanya (Im 18:20). Hukuman bagi pelanggaran seperti ini adalah hukuman mati (Im 20:10). Memang ada yang berpendapat bahwa ayat-ayat di atas hanya berlaku jika bangsa Israel melakukannya dengan sesama bangsa Israel, sementara Uria adalah orang Het (2 Sam 11:3). Namun di mata Tuhan, yang dimaksud dengan sesama adalah sesama manusia dan bukan sesama bangsa Israel saja (Im 20:10, yang kemudian ditekankan kembali oleh Yesus dalam Perjanjian Baru (Luk 10:29-37).

Oleh karena itu, kita dapat melihat bahwa apa yang dilakukan Tamar memang salah, tetapi karena pada waktu itu hukum Taurat belum diturunkan oleh Tuhan kepada bangsa Israel, maka Tamar hanya melanggar hukum atau aturan adat istiadat yang berlaku umum, meskipun saya yakin di seluruh dunia setiap manusia punya hati nurani yang mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Tamar (tidur dengan orang lain yang bukan suaminya, apalagi tidur dengan mertuanya sendiri) adalah salah. Dengan demikian Tamar salah, tetapi ia tidak melakukan pelanggaran terhadap hukum Taurat.

Rahab sendiri juga salah karena ia adalah perempuan sundal, tetapi ia setidaknya sudah menunjukkan pertobatan ketika bangsa Israel mengintai dan mengepung Yerikho. Setidaknya Rahab pun memang belum mengenal hukum Taurat sebelumnya dan baru mengenal hukum Taurat setelah ia sekeluarganya diselamatkan oleh bangsa Israel yang menyerang kota Yerikho, dan sejak itu ia masuk ke dalam jemaah bangsa Israel.
Hukum Taurat baru berlaku pada era Rut, Batsyeba dan Maria. Sementara itu Rut dan Maria tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum Taurat. Hanya Batsyeba yang jelas-jelas melanggar hukum Taurat yang ia ketahui, bahkan melakukan pelanggaran bersama-sama dengan pemimpin (raja) bangsa Israel yaitu Raja Daud. Oleh karena itu, Matius tidak menulis Batsyeba dengan nama aslinya tetapi menggunakan istilah “isteri Uria” karena memang Batsyeba adalah isteri Uria. Bahkan jika menggunakan standar Perjanjian Baru (Mrk 10:1-12), bagaimanapun juga Batsyeba tetap adalah isteri Uria, karena ia melakukan perzinahan ketika masih berstatus sebagai isteri Uria, dan walaupun Uria mati, tetapi kematian Uria secara tidak langsung disebabkan karena perzinahan Batsyeba dengan Raja Daud.
Alkitab adalah buku yang paling jujur, karena menulis segala kesalahan maupun dosa yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh Alkitab, termasuk raja Daud. Alkitab tidak segan-segan menulis orang-orang yang melakukan kesalahan dalam silsilah Yesus Kristus. Namun Alkitab pun tetap jujur menulis Batsyeba sebagai isteri Uria karena kesalahan yang ia lakukan tetap adalah sebuah kesalahan.

Apa aplikasinya bagi kita? Saya hanya mengingatkan bahwa Tuhan menginginkan kita hidup kudus dan benar sesuai dengan standar Tuhan. Di mata Tuhan, sebuah dosa tetaplah sebuah dosa. Memang benar Tuhan mengampuni dosa kita, tetapi setiap dosa pasti memiliki konsekuensi tersendiri. Dalam hal ini, Batsyeba telah mendapatkan konsekuensinya yaitu namanya tidak termuat di dalam Silsilah Yesus Kristus. Dan ini menjadi pelajaran yang sangat penting bagi kita di hari Natal ini, yaitu agar kita mencoba hidup kudus, sehingga ketika suatu saat keturunan kita merunut nenek moyangnya hingga kepada diri kita, mereka akan menemukan hal-hal positif tentang kita. Jangan sampai ketika anak kita, cucu kita, atau generasi selanjutnya mencari nama kita di Internet atau di perpustakaan (atau dengan metode apapun di masa depan), justru hal-hal negatif yang ditemukan dari diri kita. Belajarlah dari Batsyeba, sehingga nama kita pun tetap menjadi nama yang baik hingga melintasi generasi-generasi sesudah kita.


Bacaan Alkitab: Matius 1:1-6
1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
1:4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
1:6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.