Kamis, 25
Desember 2014
Bacaan Alkitab: Matius 1:1-6
Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. (Mat 1:6)
Isteri Uria,
Bukan Batsyeba
Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis
renungan tentang empat nama wanita yang ada di dalam silsilah Yesus Kristus.
Dalam Matius 1, yang adalah pasal pertama di dalam Perjanjian Baru, ditulis
tentang silsilah Yesus Kristus yang dirunut hingga kepada Daud dan hingga
kepada Abraham, bapa leluhur bangsa Yahudi (ay. 1). Di lima ayat pertama,
setidaknya ada tiga nama wanita yang disebut yaitu Tamar (ay. 3), Rahab (ay.
5a) dan Rut (ay. 5b). Satu lagi nama wanita yang disebut adalah Maria ibu Yesus
pada ayat ke-16 dari pasal ini.
Yang menarik adalah bahwa dalam perikop ini
sebenarnya ada lima nama wanita yang disebut, empat orang menggunakan nama asli
mereka (Tamar, Rahab, Rut dan Maria), sedamgkan satu orang lagi disebut dengan
nama isteri Uria (ay. 6). Sebenarnya isteri Uria mempunyai nama asli yaitu
Batsyeba (2 Sam 11:3). Menjadi menarik untuk melihat mengapa Alkitab menggunakan
nama Isteri Uria dan bukannya Batsyeba?
Jika dilihat dari nama wanita-wanita yang ada
di dalam perikop ini, tidak semuanya
adalah wanita baik-baik. Tamar sendiri adalah seorang menantu yang “kurang
ajar”, karena ia sampai menyamar menjadi seorang perempuan sundal agar dapat
tidur dengan mertuanya (Kej 38:1-30). Meskipun memang ia memiliki iman dengan
melakukan itu semua, tetapi saya harus berani menegaskan bahwa caranya salah
dan tidak untuk ditiru oleh kita semua.
Jika dibandingkan, Batsyeba pun juga tidak
kalah “kurang ajar”, karena ketika ia masih berstatus isteri Uria, tetapi ia
membiarkan orang lain (Daud) melihat dirinya sedang mandi, bahkan ia tidak
menolak ketika raja Daud mengajaknya tidur. Bahkan ia tidak memberitahukan
kepada suaminya (Uria) bahwa ia sudah berzinah. Keputusannya tersebut berdampak
pada matinya Uria, dan juga hukuman Tuhan bagi anak hasil perzinahannya
tersebut yang mati karena tulah Tuhan (2 Sam 11:1-12:23).
Jika kita mau mencoba merunut mundur lagi,
Tuhan telah memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel di gunung Sinai ketika
mereka sedang dalam perjalanan (eksodus) dari Mesir ke tanah Kanaan, yaitu
tanah yang dijanjikan Tuhan Allah sendiri kepada mereka. Dalam hukum Taurat
jelas disebutkan bahwa bangsa Israel tidak boleh mengingini isteri sesamanya
(Kel 20:17), apalagi tidur (bersetubuh) dengan isteri sesamanya (Im 18:20). Hukuman
bagi pelanggaran seperti ini adalah hukuman mati (Im 20:10). Memang ada yang
berpendapat bahwa ayat-ayat di atas hanya berlaku jika bangsa Israel
melakukannya dengan sesama bangsa Israel, sementara Uria adalah orang Het (2
Sam 11:3). Namun di mata Tuhan, yang dimaksud dengan sesama adalah sesama
manusia dan bukan sesama bangsa Israel saja (Im 20:10, yang kemudian ditekankan
kembali oleh Yesus dalam Perjanjian Baru (Luk 10:29-37).
Oleh karena itu, kita dapat melihat bahwa apa
yang dilakukan Tamar memang salah, tetapi karena pada waktu itu hukum Taurat
belum diturunkan oleh Tuhan kepada bangsa Israel, maka Tamar hanya melanggar
hukum atau aturan adat istiadat yang berlaku umum, meskipun saya yakin di
seluruh dunia setiap manusia punya hati nurani yang mengingatkan bahwa apa yang
dilakukan Tamar (tidur dengan orang lain yang bukan suaminya, apalagi tidur
dengan mertuanya sendiri) adalah salah. Dengan demikian Tamar salah, tetapi ia
tidak melakukan pelanggaran terhadap hukum Taurat.
Rahab sendiri juga salah karena ia adalah
perempuan sundal, tetapi ia setidaknya sudah menunjukkan pertobatan ketika
bangsa Israel mengintai dan mengepung Yerikho. Setidaknya Rahab pun memang belum
mengenal hukum Taurat sebelumnya dan baru mengenal hukum Taurat setelah ia
sekeluarganya diselamatkan oleh bangsa Israel yang menyerang kota Yerikho, dan
sejak itu ia masuk ke dalam jemaah bangsa Israel.
Hukum Taurat baru berlaku pada era Rut,
Batsyeba dan Maria. Sementara itu Rut dan Maria tidak melakukan perbuatan yang
melanggar hukum Taurat. Hanya Batsyeba yang jelas-jelas melanggar hukum Taurat
yang ia ketahui, bahkan melakukan pelanggaran bersama-sama dengan pemimpin
(raja) bangsa Israel yaitu Raja Daud. Oleh karena itu, Matius tidak menulis
Batsyeba dengan nama aslinya tetapi menggunakan istilah “isteri Uria” karena
memang Batsyeba adalah isteri Uria. Bahkan jika menggunakan standar Perjanjian
Baru (Mrk 10:1-12), bagaimanapun juga Batsyeba tetap adalah isteri Uria, karena
ia melakukan perzinahan ketika masih berstatus sebagai isteri Uria, dan
walaupun Uria mati, tetapi kematian Uria secara tidak langsung disebabkan
karena perzinahan Batsyeba dengan Raja Daud.
Alkitab adalah buku yang paling jujur, karena
menulis segala kesalahan maupun dosa yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh
Alkitab, termasuk raja Daud. Alkitab tidak segan-segan menulis orang-orang yang
melakukan kesalahan dalam silsilah Yesus Kristus. Namun Alkitab pun tetap jujur
menulis Batsyeba sebagai isteri Uria karena kesalahan yang ia lakukan tetap
adalah sebuah kesalahan.
Apa aplikasinya bagi kita? Saya hanya
mengingatkan bahwa Tuhan menginginkan kita hidup kudus dan benar sesuai dengan
standar Tuhan. Di mata Tuhan, sebuah dosa tetaplah sebuah dosa. Memang benar
Tuhan mengampuni dosa kita, tetapi setiap dosa pasti memiliki konsekuensi
tersendiri. Dalam hal ini, Batsyeba telah mendapatkan konsekuensinya yaitu
namanya tidak termuat di dalam Silsilah Yesus Kristus. Dan ini menjadi
pelajaran yang sangat penting bagi kita di hari Natal ini, yaitu agar kita
mencoba hidup kudus, sehingga ketika suatu saat keturunan kita merunut nenek
moyangnya hingga kepada diri kita, mereka akan menemukan hal-hal positif
tentang kita. Jangan sampai ketika anak kita, cucu kita, atau generasi
selanjutnya mencari nama kita di Internet atau di perpustakaan (atau dengan
metode apapun di masa depan), justru hal-hal negatif yang ditemukan dari diri
kita. Belajarlah dari Batsyeba, sehingga nama kita pun tetap menjadi nama yang
baik hingga melintasi generasi-generasi sesudah kita.
Bacaan Alkitab: Matius 1:1-6
1:1 Inilah
silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:2 Abraham
memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan
saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda
memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron
memperanakkan Ram,
1:4 Ram
memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan
Salmon,
1:5 Salmon
memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed
memperanakkan Isai,
1:6 Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.