Kamis, 16 Oktober
2014
Bacaan Alkitab: Yohanes 3:1-10
“Jawab Yesus:
"Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?”” (Yoh 3:10)
Bagaimana
Kualitas Seorang Pengajar?
Peribahasa yang kita kenal mengatakan “Guru
kencing berdiri, murid kencing berlari”. Hal tersebut menunjukkan betapa
pentingnya kualitas seorang guru atau pengajar dan bagaimana dampaknya terhadap
murid-muridnya atau orang-orang yang diajarnya. Oleh karena itu, jika kita
melihat bagaimana begitu kompleksnya permasalahan dalam dunia pendidikan di
Indonesia, mungkin kita perlu melihat dan menginstropeksi bagaimana kualitas
guru/pendidik/pengajar di negara kita ini.
Dalam Alkitab juga pernah disebutkan tentang
seorang pengajar agama Yahudi yang bernama Nikodemus. Alkitab menulis Nikodemus
sebagai seorang Farisi dan seorang pemimpin agama Yahudi (ay. 1). Walaupun ia
adalah seorang Farisi (dimana mayoritas orang Farisi adalah mereka yang tidak
suka dengan Yesus), akan tetapi Nikodemus tetap mau menjumpai Yesus, walaupun
dilakukan pada malam hari (supaya ia tidak ketahuan bertemu dengan Yesus).
Dalam pertemuannya dengan Yesus, Nikodemus mengakui Yesus sebagai guru yang
diutus oleh Allah (ay. 2).
Perhatikan bahwa pada awalnya Nikodemus tidak
mengakui Yesus sebagai Mesias, melainkan hanya sebagai guru yang diutus oleh
Allah. Sama seperti Nikodemus sendiri yang adalah guru/pengajar agama Yahudi, Nikodemus
menganggap bahwa Yesus pun sama seperti dirinya. Akan tetapi, dalam
percakapannya dengan Yesus, ternyata apa yang selama ini menjadi pengetahuan
yang dibanggakan oleh Nikodemus, ternyata masih jauh dari apa yang seharusnya
ia pahami. Ketika Yesus berkata tentang kelahiran baru untuk dapat melihat
Kerajaan Allah (ay. 3), Nikodemus justru bertanya bagaimana caranya orang
tersebut dapat dilahirkan (ay. 4). Ketika Yesus menjelaskan bahwa orang
tersebut harus dilahirkan dari air dan Roh, dan mengapa orang harus lahir dari
Roh (ay. 5-8), Nikodemus masih juga tidak mengerti.
Bahkan Nikodemus kembali menanyakan
“Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” (ay. 9). Dua kali Nikodemus bertanya
kepada Tuhan Yesus, hingga Yesus pun menjadi heran dan berkata, “Engkau adalah
pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?” (ay. 10). Pernyataan
dan pertanyaan Yesus ini mengandung makna yang sangat dalam, yaitu bahwa
seorang pemimpin agama Yahudi, seorang guru dan pengajar agama Yahudi yang
dihormati pun tidak mengerti kebenaran dasar dari kelahiran baru yang menjadi
syarat untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (ay. 5). Jika seorang
Nikodemus saja tidak mengerti tentang hal ini, bagaimana dengan orang-orang
Yahudi yang diajar oleh dirinya? Bukankah jika kualitas pengajarnya saja
seperti ini, tidak ada lagi yang dapat diharapkan dari kualitas orang-orang
yang diajarnya?
Walaupun demikian, Alkitab mencatat bahwa
Yesus cukup sabar meladeni Nikodemus dan mengajarkan kebenaran-kebenaran yang
prinsip kepada Nikodemus. Bahkan Nikodemus secara diam-diam juga menjadi
pengikut Kristus, dan ialah salah satu orang yang membawa minyak dan
rempah-rempah ketika Yesus mati disalib (Yoh 19:39). Meskipun Alkitab tidak
mencatat bagaimana kehidupan Nikodemus secara rinci, tetapi banyak yang
beranggapan bahwa Nikodemus menjadi bagian dari orang percaya, walaupun mungkin
ia melakukannya secara diam-diam karena posisinya yang sudah cukup tinggi di
kalangan orang Farisi.
Apa yang dapat kita pelajari dari hal ini?
Kita belajar bagaimana Nikodemus tidak sungkan-sungkan untuk datang kepada
Yesus dan bertanya kepada Yesus. Artinya sebagai pengajar agama Yahudi,
Nikodemus sadar bahwa mungkin ilmu yang ia milik masih kurang, apalagi
dibandingkan dengan apa yang Yesus miliki. Oleh karena itu Nikodemus mau
berlelah-lelah belajar kepada Yesus bahkan hingga malam hari, supaya ia dapat
lebih mengerti kebenaran Firman Tuhan dan nantinya dapat mengajarkan apa yang
benar kepada orang-orang Yahudi.
Jika kita adalah hamba Tuhan, khususnya
pendeta, pengkhotbah, guru agama atau guru sekolah minggu, jangan pernah merasa
puas dengan apa yang kita miliki. Milikilah kehausan untuk terus menambah
kapasitas kita sehingga kita boleh mengerti lebih tentang kebenaran dan boleh
menyampaikan apa yang benar kepada orang-orang yang kita ajar. Bahkan jika kita
“hanyalah” jemaat biasa (tidak memiliki pelayanan yang tetap di suatu
gereja/persekutuan), tidak ada salahnya untuk terus menerus belajar dan belajar
tentang kebenaran Firman Tuhan, karena siapa tahu suatu saat nanti, Tuhan akan
mengizinkan kita untuk dapat menyampaikan Firman Tuhan dalam suatu kesempatan.
Siap sedialah, sehingga kita boleh dipandang setia oleh Tuhan kita, Yesus Kristus.
Bacaan Alkitab: Yohanes 3:1-10
3:1 Adalah
seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi.
3:2 Ia datang
pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau
datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat
mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak
menyertainya."
3:3 Yesus
menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
3:4 Kata
Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia
sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan
lagi?"
3:5 Jawab Yesus:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air
dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
3:6 Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah
roh.
3:7 Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup
ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari
mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang
yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus
menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab Yesus:
"Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.