Rabu, 15 Oktober 2014

Fenomena Bulan Menjadi Merah



Sabtu, 18 Oktober 2014
Bacaan Alkitab: Wahyu 6:12-14
“Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.” (Why 6:12)


Fenomena Bulan Menjadi Merah


Beberapa waktu yang lalu, dunia sempat dihebohkan dengan penampakan bulan yang terlihat berwarna merah. Bahkan beberapa orang Kristen dan juga beberapa hamba Tuhan ada yang mengaitkan peristiwa tersebut dengan apa yang tertulis di dalam Alkitab, khususnya tentang akhir zaman. Begitu banyak pendapat dari hamba-hamba Tuhan yang berbeda-beda dan cukup membingungkan jemaat, khususnya jemaat yang imannya masih belum kuat alias jemaat baru atau jemaat yang hanya Kristen KTP.

Saya sendiri bukanlah ahli akhir zaman, bahkan bisa dibilang bukanlah ahli Alkitab karena saya masih belum memiliki  gelar dalam bidang teologia. Akan tetapi, saya tergelitik untuk menulis terkait tentang fenomena bulan yang berwarna merah ini dalam kaitannya dengan Alkitab. Apa yang saya tulis ini adalah pendapat pribadi saya (dan mungkin juga di kemudian hari dapat berubah), dan tidak bermaksud untuk menjadi lebih tahu daripada orang lain. Karena apa yang terjadi di akhir zaman belum terjadi dan kita tidak perlu menjadi “sok tahu”  bahkan lebih “sok daripada Tuhan”.

Kitab Wahyu menulis bahwa ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, terjadi enam hal yang luar biasa: 1) gempa bumi yang dahsyat; 2) matahari menjadi hitam; 3) bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah (ay. 12); langit menyusut bagaikan gulungan kitab yang digulung; 4) bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi (ay. 13); 5) langit menyusut bagaikan gulungan kitab yang digulung; dan 6) gunung-gunung dan pulau-pulau bergeser dari tempatnya (ay. 14). Peristiwa ini sungguh  tidak dapat saya cerna secara nalar, karena skala dan dampaknya yang sangat luar biasa (meskipun jika kita baca di pasal-pasal selanjutnya di Kitab Wahyu, di kemudian hari akan ada bencana yang lebih besar lagi). 

Jika meterai keenam tersebut berbicara tentang enam hal bencana yang terjadi dalam satu rangkaian, tentu saja jika fenomena bulan yang berwarna merah ini merupakan tanda meterai keenam sudah dibuka, maka sebentar lagi harus terjadi kelima peristiwa yang lain. Ada pula hamba Tuhan yang berpendapat bahwa meterai keenam sudah dibuka dengan bukti banyaknya gempa bumi yang terjadi belakangan ini. Tapi, menurut pendapat saya pribadi (tanpa bermaksud untuk lebih sok tahu daripada orang lain), saya lebih melihat meterai keenam sebagai suatu bencana yang memang merupakan satu rangkaian peristiwa yang berdampak besar sehingga fenomena bulan berwarna merah ini masih belum ada kaitan yang kuat dengan pembukaan meterai keenam dalam kitab Wahyu ini.

Saya membayangkan saya sebagai Yohanes pada 2000 tahun yang lalu yang melihat kejadian meterai keenam ini dalam sebuah penglihatan di pulau Patmos. Menurut pendapat saya pribadi, hal ini mungkin menggambarkan suatu perang nuklir, dimana negara-negara saling menyerang dengan bom atau rudal nuklir. Ketika rudal nuklir itu meledak, maka akan terjadi ledakan besar (gempa bumi) di mana-mana (sangat dashyat), kemudian akan muncul debu radioaktif yang menutupi matahari selama berhari-hari dan menutupi bulan, sehingga Matahari mungkin terlihat hitam dan bulan terlihat merah. Bintang-bintang yang berjatuhan mungkin adalah gambaran peluru kendali yang jatuh menghantam bumi di berbagai tempat, dengan dampak ledakan nuklir yang sangat besar, sekaan-akan langit menyusut, dan daerah yang terkena ledakan nuklir bisa berubah topografinya. Bahkan jika ledakan nuklir itu terjadi di lautan, maka akan tercipta tsunami yang menggeser posisi pulau-pulau yang ada (termasuk Indonesia).

Sekali lagi saya tekankan, bahwa ini adalah kemungkinan yang terpikirkan oleh saya. Pemikiran saya sangat bisa untuk salah, karena saya bukanlah Tuhan. Akan tetapi saya ingin mengajak agar orang-orang percaya untuk tidak langsung percaya terhadap omongan orang-orang, apalagi yang mengaitkan fenomena bulan berwarna merah dengan akhir zaman. Memang mungkin saja ada hubungannya, dan mungkin saja hubungan itu sangatlah benar. Namun yang harus kita lakukan bukanlah menjadi takut dan panik, tetapi kita harus semakin giat mendekatkan diri kepada Tuhan, karena kita tahu bahwa suatu saat (entah kapan), Tuhan Yesus akan datang lagi untuk yang kedua kalinya. Jadikan fenomena bulan berwarna merah itu sebagai suatu hal yang mengingatkan kita bahwa memang suatu saat nanti Tuhan akan datang kembali, namun jangan langsung men-judge dan menjadikan fenomena tersebut sebagai tanda bahwa sebentar lagi (bahkan dihitung tahun, bulan, dan harinya) Tuhan akan datang lagi. Ingat bahwa tidak ada yang tahu hari dan saatnya kecuali Bapa di Surga (Mat 24:36). Bagian kita hanyalah berjaga-jaga (Mat 25:13) dan belajar dari tanda-tanda zaman (Mat 24:32-33).


Bacaan Alkitab: Wahyu 6:12-14
6:12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
6:13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
6:14 Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.