Sabtu, 18 Oktober
2014
Bacaan Alkitab: Wahyu 6:12-14
“Maka aku
melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya
terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung
rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.” (Why 6:12)
Fenomena Bulan
Menjadi Merah
Beberapa waktu yang lalu, dunia sempat
dihebohkan dengan penampakan bulan yang terlihat berwarna merah. Bahkan
beberapa orang Kristen dan juga beberapa hamba Tuhan ada yang mengaitkan peristiwa
tersebut dengan apa yang tertulis di dalam Alkitab, khususnya tentang akhir
zaman. Begitu banyak pendapat dari hamba-hamba Tuhan yang berbeda-beda dan
cukup membingungkan jemaat, khususnya jemaat yang imannya masih belum kuat
alias jemaat baru atau jemaat yang hanya Kristen KTP.
Saya sendiri bukanlah ahli akhir zaman,
bahkan bisa dibilang bukanlah ahli Alkitab karena saya masih belum
memiliki gelar dalam bidang teologia.
Akan tetapi, saya tergelitik untuk menulis terkait tentang fenomena bulan yang
berwarna merah ini dalam kaitannya dengan Alkitab. Apa yang saya tulis ini
adalah pendapat pribadi saya (dan mungkin juga di kemudian hari dapat berubah),
dan tidak bermaksud untuk menjadi lebih tahu daripada orang lain. Karena apa
yang terjadi di akhir zaman belum terjadi dan kita tidak perlu menjadi “sok
tahu” bahkan lebih “sok daripada Tuhan”.
Kitab Wahyu menulis bahwa ketika Anak Domba
itu membuka meterai yang keenam, terjadi enam hal yang luar biasa: 1) gempa
bumi yang dahsyat; 2) matahari menjadi hitam; 3) bulan menjadi merah seluruhnya
bagaikan darah (ay. 12); langit menyusut bagaikan gulungan kitab yang digulung;
4) bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi (ay. 13); 5) langit
menyusut bagaikan gulungan kitab yang digulung; dan 6) gunung-gunung dan
pulau-pulau bergeser dari tempatnya (ay. 14). Peristiwa ini sungguh tidak dapat saya cerna secara nalar, karena skala
dan dampaknya yang sangat luar biasa (meskipun jika kita baca di pasal-pasal
selanjutnya di Kitab Wahyu, di kemudian hari akan ada bencana yang lebih besar
lagi).
Jika meterai keenam tersebut berbicara
tentang enam hal bencana yang terjadi dalam satu rangkaian, tentu saja jika fenomena
bulan yang berwarna merah ini merupakan tanda meterai keenam sudah dibuka, maka
sebentar lagi harus terjadi kelima peristiwa yang lain. Ada pula hamba Tuhan
yang berpendapat bahwa meterai keenam sudah dibuka dengan bukti banyaknya gempa
bumi yang terjadi belakangan ini. Tapi, menurut pendapat saya pribadi (tanpa
bermaksud untuk lebih sok tahu daripada orang lain), saya lebih melihat meterai
keenam sebagai suatu bencana yang memang merupakan satu rangkaian peristiwa
yang berdampak besar sehingga fenomena bulan berwarna merah ini masih belum ada
kaitan yang kuat dengan pembukaan meterai keenam dalam kitab Wahyu ini.
Saya membayangkan saya sebagai Yohanes pada
2000 tahun yang lalu yang melihat kejadian meterai keenam ini dalam sebuah
penglihatan di pulau Patmos. Menurut pendapat saya pribadi, hal ini mungkin menggambarkan
suatu perang nuklir, dimana negara-negara saling menyerang dengan bom atau
rudal nuklir. Ketika rudal nuklir itu meledak, maka akan terjadi ledakan besar
(gempa bumi) di mana-mana (sangat dashyat), kemudian akan muncul debu
radioaktif yang menutupi matahari selama berhari-hari dan menutupi bulan,
sehingga Matahari mungkin terlihat hitam dan bulan terlihat merah.
Bintang-bintang yang berjatuhan mungkin adalah gambaran peluru kendali yang jatuh
menghantam bumi di berbagai tempat, dengan dampak ledakan nuklir yang sangat
besar, sekaan-akan langit menyusut, dan daerah yang terkena ledakan nuklir bisa
berubah topografinya. Bahkan jika ledakan nuklir itu terjadi di lautan, maka
akan tercipta tsunami yang menggeser posisi pulau-pulau yang ada (termasuk
Indonesia).
Sekali lagi saya tekankan, bahwa ini adalah
kemungkinan yang terpikirkan oleh saya. Pemikiran saya sangat bisa untuk salah,
karena saya bukanlah Tuhan. Akan tetapi saya ingin mengajak agar orang-orang
percaya untuk tidak langsung percaya terhadap omongan orang-orang, apalagi yang
mengaitkan fenomena bulan berwarna merah dengan akhir zaman. Memang mungkin
saja ada hubungannya, dan mungkin saja hubungan itu sangatlah benar. Namun yang
harus kita lakukan bukanlah menjadi takut dan panik, tetapi kita harus semakin
giat mendekatkan diri kepada Tuhan, karena kita tahu bahwa suatu saat (entah
kapan), Tuhan Yesus akan datang lagi untuk yang kedua kalinya. Jadikan fenomena
bulan berwarna merah itu sebagai suatu hal yang mengingatkan kita bahwa memang
suatu saat nanti Tuhan akan datang kembali, namun jangan langsung men-judge dan
menjadikan fenomena tersebut sebagai tanda bahwa sebentar lagi (bahkan dihitung
tahun, bulan, dan harinya) Tuhan akan datang lagi. Ingat bahwa tidak ada yang
tahu hari dan saatnya kecuali Bapa di Surga (Mat 24:36). Bagian kita hanyalah
berjaga-jaga (Mat 25:13) dan belajar dari tanda-tanda zaman (Mat 24:32-33).
Bacaan Alkitab: Wahyu 6:12-14
6:12 Maka aku
melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya
terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung
rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
6:13 Dan
bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara
menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
6:14 Maka
menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.