Selasa, 07 Oktober 2014

Doa Yunus dalam Perut Ikan



Kamis, 9 Oktober 2014
Bacaan Alkitab: Yunus 2:7-9
“Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!” (Yun 2:9)


Doa Yunus dalam Perut Ikan


Jika dipikir-pikir, apakah yang paling kita ingat dari kisah Yunus? Mungkin sebagian besar dari kita akan menjawab bahwa Yunus adalah seseorang yang tidak mau taat kepada perintah Tuhan. Memang pada akhirnya dia taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya. Tetapi mungkin kebanyakan dari kita masih mengingat bagaimana Yunus mangkir dari perintah Tuhan dan justru pergi ke Tarsis (yang arahnya berlawanan dengan perintah Tuhan) hingga ditelan oleh seekor ikan besar. Di dalam perut ikan tersebut, Yunus (yang tidak mati) mengakui kesalahannya dan berdoa kepada Tuhan.

Dalam doanya tersebut, Yunus menyadari bagaimana keadaannya yang disebabkan karena ia tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya. Ia menyadari kondisi jiwanya yang letih lesu (ay. 7a). Memang biasanya manusia baru ingat kepada Tuhan ketika ia dalam keadaan yang letih lesu dan berbeban berat. Ketika manusia sedang menikmati berkat-berkat Tuhan, biasanya justru mereka lupa kepada Tuhannya. Tetapi ketika masalah datang silih berganti menghimpit dirinya, barulah manusia ingat kepada penciptanya dan berdoa kepada Tuhan (ay. 7b).

Dalam kesesakan dan penyesalannya, Yunus sadar bahwa jika ia tidak berpegang kepada Tuhan, maka hidupnya akan menjadi sia-sia (ay. 8a). Bahkan orang-orang yang berpegang kepada hal lain selain Tuhan (misalnya: berhala mereka, kekayaan mereka, atau orang lain yang mereka anggap dapat mereka andalkan), itu semua tidak akan ada gunanya. Orang-orang seperti itu sebenarnya adalah orang-orang yang harus dikasihani, karena orang-orang yang tidak mengandalkan Tuhan sebenarnya mereka meniggalkan Tuhan, padahal Tuhan sudah mengasihi setiap orang dengan setia (ay. 8b).

Dalam perenungannya di dalam perut ikan tersebut, Yunus pun akhirnya sadar akan kesalahannya. Ia sadar bahwa seharusnya ia melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya, dan bukan lari dari hadapan Tuhan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, Yunus mengucap syukur kepada Tuhan dan bernazar untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan (ay. 9a). Yunus berkomitmen untuk membayar apa yang ia telah nazarkan kepada Tuhan. Yunus tahu bahwa dengan Tuhan, ia tidak bisa main-main. Tuhan tidak bisa dipermainkan oleh manusia. Oleh karena itu jika Tuhan masih mau memberikan kesempatan kedua kepadanya, Yunus ingin membayar nazarnya kepada Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita mau menunggu hingga berada di dalam “perut ikan” terlebih dahulu baru kita sadar dan bertobat? Ingat bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang berkuasa atas segala-galanya, termasuk berkuasa atas kehidupan kita. Jika kita sadar bahwa keselamatan adalah berasal dari Tuhan (ay. 9b), maka kita seharusnya lebih sungguh-sungguh lagi mengiring Tuhan. Kita harus lebih sungguh-sungguh lagi berdoa kepada Tuhan, dan menepati apa yang sudah pernah kita ucapkan kepada Tuhan. Segala perkataan kita kepada Tuhan adalah janji kita kepadaNya, dan harus kita lakukan dengan setia. Jangan menunggu berada di dalam perut ikan lalu baru bertobat. Setialah melakukan apa yang Tuhan inginkan bagi kita, maka kita akan melihat  bagaimana Tuhan akan membuka jalan dan melakukan hal-hal yang luar biasa dalam kehidupan kita


Bacaan Alkitab: Yunus 2:7-9
2:7 Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.
2:8 Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia.
2:9 Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.