Kamis, 9 Oktober
2014
Bacaan Alkitab: Yunus 2:7-9
“Tetapi aku,
dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan
akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!” (Yun 2:9)
Doa Yunus dalam
Perut Ikan
Jika dipikir-pikir, apakah yang paling kita
ingat dari kisah Yunus? Mungkin sebagian besar dari kita akan menjawab bahwa
Yunus adalah seseorang yang tidak mau taat kepada perintah Tuhan. Memang pada
akhirnya dia taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya. Tetapi
mungkin kebanyakan dari kita masih mengingat bagaimana Yunus mangkir dari
perintah Tuhan dan justru pergi ke Tarsis (yang arahnya berlawanan dengan
perintah Tuhan) hingga ditelan oleh seekor ikan besar. Di dalam perut ikan
tersebut, Yunus (yang tidak mati) mengakui kesalahannya dan berdoa kepada
Tuhan.
Dalam doanya tersebut, Yunus menyadari
bagaimana keadaannya yang disebabkan karena ia tidak melakukan apa yang Tuhan
perintahkan kepadanya. Ia menyadari kondisi jiwanya yang letih lesu (ay. 7a). Memang
biasanya manusia baru ingat kepada Tuhan ketika ia dalam keadaan yang letih
lesu dan berbeban berat. Ketika manusia sedang menikmati berkat-berkat Tuhan,
biasanya justru mereka lupa kepada Tuhannya. Tetapi ketika masalah datang silih
berganti menghimpit dirinya, barulah manusia ingat kepada penciptanya dan
berdoa kepada Tuhan (ay. 7b).
Dalam kesesakan dan penyesalannya, Yunus
sadar bahwa jika ia tidak berpegang kepada Tuhan, maka hidupnya akan menjadi
sia-sia (ay. 8a). Bahkan orang-orang yang berpegang kepada hal lain selain
Tuhan (misalnya: berhala mereka, kekayaan mereka, atau orang lain yang mereka
anggap dapat mereka andalkan), itu semua tidak akan ada gunanya. Orang-orang seperti
itu sebenarnya adalah orang-orang yang harus dikasihani, karena orang-orang
yang tidak mengandalkan Tuhan sebenarnya mereka meniggalkan Tuhan, padahal
Tuhan sudah mengasihi setiap orang dengan setia (ay. 8b).
Dalam perenungannya di dalam perut ikan
tersebut, Yunus pun akhirnya sadar akan kesalahannya. Ia sadar bahwa seharusnya
ia melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya, dan bukan lari dari hadapan
Tuhan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, Yunus mengucap syukur
kepada Tuhan dan bernazar untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan (ay. 9a). Yunus
berkomitmen untuk membayar apa yang ia telah nazarkan kepada Tuhan. Yunus tahu
bahwa dengan Tuhan, ia tidak bisa main-main. Tuhan tidak bisa dipermainkan oleh
manusia. Oleh karena itu jika Tuhan masih mau memberikan kesempatan kedua
kepadanya, Yunus ingin membayar nazarnya kepada Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita mau
menunggu hingga berada di dalam “perut ikan” terlebih dahulu baru kita sadar
dan bertobat? Ingat bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang berkuasa atas
segala-galanya, termasuk berkuasa atas kehidupan kita. Jika kita sadar bahwa
keselamatan adalah berasal dari Tuhan (ay. 9b), maka kita seharusnya lebih
sungguh-sungguh lagi mengiring Tuhan. Kita harus lebih sungguh-sungguh lagi
berdoa kepada Tuhan, dan menepati apa yang sudah pernah kita ucapkan kepada
Tuhan. Segala perkataan kita kepada Tuhan adalah janji kita kepadaNya, dan
harus kita lakukan dengan setia. Jangan menunggu berada di dalam perut ikan
lalu baru bertobat. Setialah melakukan apa yang Tuhan inginkan bagi kita, maka
kita akan melihat bagaimana Tuhan akan
membuka jalan dan melakukan hal-hal yang luar biasa dalam kehidupan kita
Bacaan Alkitab: Yunus 2:7-9
2:7 Ketika jiwaku
letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku
kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.
2:8 Mereka yang
berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang
mengasihi mereka dengan setia.
2:9 Tetapi aku,
dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan
akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.