Selasa, 07 Oktober 2014

Ketika Penjahat yang Menjadi Pemimpin Kota



Rabu, 8 Oktober 2014
Bacaan Alkitab: Yesaya 1:21-26
“Para pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri. Semuanya suka menerima suap dan mengejar sogok. Mereka tidak membela hak anak-anak yatim, dan perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka.” (Yes 1:23)


Ketika Penjahat yang Menjadi Pemimpin Kota


Kitab Yesaya adalah sebuah kitab yang sangat luar biasa. Mengapa demikian? Karena kitab Yesaya ditulis dengan gaya bahasa yang lugas dan to the point. Kitab Yesaya berani mengkritik apa yang tidak benar di masa itu, bahkan mungkin dengan risiko yang sangat besar bagi Yesaya sendiri. Yesaya tidak peduli akan hal itu, yang penting baginya adalah menyuarakan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi dirinya.

Bahkan bacaan Alkitab kita hari ini menggunakan istilah yang sangat blak-blakan. Yesaya menulis tentang sebuah kota (jika kita membaca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, maka kita akan mengerti bahwa kota itu melambangkan Yerusalem), dimana kota tersebut dahulu setia kepada Tuhan, tetapi kemudian berubah setia kepada Tuhan, bahkan dianggap sebagai sundal (alias selingkuh dan berzinah dengan pihak lain selain Tuhan) (ay. 21a). Kota tersebut dulunya dikenal dengan kota yang penuh dengan keadilan dan kebenaran, tetapi kemudian kota tersebut berubah menjadi kota penuh kejahatan dan bahkan pembunuhan (ay. 21b). 

Di ayat selanjutnya bahkan Yesaya mengemukakan bahwa perak (sesuatu yang dianggap berharga) kota tersebut sudah tidak murni. Bahkan arak (sesuatu yang menggambarkan hal yang menyenangkan) sudah bercampur dengan air (ay. 22). Ini menggambarkan sebuah perubahan, dimana seharusnya perak dan arak adalah hal yang murni tetapi kini sudah bercampur (terkompromikan) dengan dosa yang membuat kota tersebut sudah bukan kota yang murni dan suci lagi. 

Mengapa kota tersebut dapat berubah menjadi sedemikian buruknya? Salah satu penyebabnya adalah karena pemimpin kota tersebut dalah seorang pemberontak dan orang yang bersekongkol (merupakan komplotan) dengan pencuri (ay. 23a). Kita tidak tahu bagaimana sebuah kota dapat memilih seorang penjahat menjadi pemimpin kota tersebut. Mungkin saat itu belum dikenal pemilihan kepala pemerintahan atau kepala daerah seperti saat ini, tetapi mungkin saja ia naik menjadi pemimpin karena orang tuanya adalah pemimpin kota sebelumnya. Tetapi bagaimanapun juga caranya, hal itu sangat berdampak pada kesejahteraan kota. Kita dapat melihat  bagaimana pemimpin yang fasik atau jahat dapat membuat orang-orang di kota tersebut menjadi orang yang suka menerima suap, bahkan tidak hanya pasif (menerima suap menggambarkan sesuatu yang pasif), tetapi juga aktif dalam mengejar sogok (ay. 23b). Sebagai pemimpin, mereka lupa bahwa mereka harus membela orang-orang yang lemah seperti anak yatim dan janda-janda miskin. Mereka justru tidak membela hak anak-anak yatim dan janda-janda yang lemah (ay. 23c). Mereka memilih untuk mengokohkan posisinya dengan cara memutarbalikkan kebenaran dan membela orang-orang yang berani membayar mereka dengan harga tinggi.

Dengan keadaan kota yang sudah sedemikian rusak dan hancurnya, maka Tuhan pun memutuskan untuk bertindak. Apa yang Tuhan lakukan? Tuhan akan melakukan pembalasan kepada para pemimpin kota yang fasik tersebut (ay. 24), bahkan Tuhan akan memulihkan dan memurnikan kota tersebut seperti semula (ay. 25), dan Tuhan akan mengembalikan para hakim-hakim kota yang semula (yang masih mau berlaku adil) dan para penasehat yang semula (yang memberikan nasehat yang benar dan sesuai Firman Tuhan) ke posisinya yang semula (ay. 26a). Tuhan ingin mengembalikan kota tersebut menjadi kota keadilan dan kota yang setia (ay. 26b).

Apa implikasinya bagi kita yang hidup di masa kini? Mungkin saja saat ini pemimpin kita bukanlah orang yang baik. Mungkin saja pemimpin kita (bisa berarti pemimpin di kantor kita, pemimpin perusahaan, pemimpin instansi, pemimpin daerah, atau pemimpin di tingkat apapun juga) adalah orang yang fasik dan jahat, bahkan mungkin adalah seorang penjahat. Pertanyaan pertama adalah mengapa sampai orang yang jahat tersebut yang menjadi pemimpin? Tentu ini juga mungkin adalah kesalahan dari rakyatnya yang memilih si penjahat itu hingga sampai menjadi pemimpin. Tetapi walaupun mungkin rakyat itu tidak bersalah karena tidak ikut memilih pemimpinnya, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan tetap sanggup melakukan apa yang terbaik bagi kota kita, jika kita percaya dan meminta kepadaNya. Tidak ada yang mustahil bagiNya (Luk 1:37, Mrk 9:23). Jika kita percaya dan tetap mengerjakan bagian kita, maka suatu saat Tuhan pasti akan mengembalikan kota kita menjadi kota yang penuh dengan keadilan dan kesetiaan. Sepanjang orang-orang benar senantiasa berdoa bagi kesejahteraan kotanya, maka Tuhan tidak akan pernah tidak mendengar doa orang-orang benar yang menginginkan pemimpin yang benar yang memimpin mereka. Suatu saat nanti, pemimpin yang fasik dan jahat pasti akan diturunkan oleh Tuhan, percayalah!


Bacaan Alkitab: Yesaya 1:21-26
1:21 Bagaimana ini, kota yang dahulu setia sekarang sudah menjadi sundal! Tadinya penuh keadilan dan di situ selalu diam kebenaran, tetapi sekarang penuh pembunuh.
1:22 Perakmu tidak murni lagi dan arakmu bercampur air.
1:23 Para pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri. Semuanya suka menerima suap dan mengejar sogok. Mereka tidak membela hak anak-anak yatim, dan perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka.
1:24 Sebab itu demikianlah firman Tuhan, TUHAN semesta alam, Yang Mahakuat pelindung Israel; "Ha, Aku akan melampiaskan dendam-Ku kepada para lawan-Ku, dan melakukan pembalasan kepada para musuh-Ku.
1:25 Aku akan bertindak terhadap engkau: Aku akan memurnikan perakmu dengan garam soda, dan akan menyingkirkan segala timah dari padanya.
1:26 Aku akan mengembalikan para hakimmu seperti dahulu, dan para penasihatmu seperti semula. Sesudah itu engkau akan disebutkan kota keadilan, kota yang setia."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.