Minggu, 5 Oktober
2014
Bacaan Alkitab: Ibrani 10:1-4
“Sebab tidak
mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.” (Ibr 10:4)
Korban untuk
Menghapus Dosa?
Pada masa Perjanjian Lama, bangsa Israel
sebagai bangsa pilihan Tuhansangat familiar dengan upacara pengorbanan. Tentu
bukan manusia yang dikorbankan, tetapi terutama hewan ternak mereka, bisa
berupa domba, kambing, atau lembu. Mereka mempersembahkan korban bakaran kepada
Tuhan dengan berbagai tujuan. Bahkan kitab-kitab Taurat (Kejadian s.d.
Ulangan), di situ dijabarkan dengan jelas korban-korban apa saja yang harus
dikorbankan, kapan korban itu harus dipersembahkan kepada Tuhan, dan untuk apa
korban tersebut dipersembahkan kepada Tuhan. Ada beberapa tujuan mengapa bangsa
Israel mempersembahkan korban kepada Tuhah. Ada korban ucapan syukur, ada
korban penghapus dosa, dan lain sebagainya.
Kitab Taurat menjelaskan secara rinci tentang
tata cara ibadah yang harus dilakukan oleh bangsa Israel. Semua diatur begitu
rinci sehingga sebenarnya nyaris tidak ada celah untuk tidak melakukan ibadah
yang dikehendaki oleh Allah. Sayangnya, bangsa Israel terjebak pada pola pikir
bahwa korban yang mereka persembahkan di atas mezbah itu dapat digunakan untuk
menghapus dosa. Dengan demikian mereka berpikir bahwa mereka bebas berbuat dosa
kapan saja, selama mereka nanti akan mempersembahkan korban untuk menghapus
dosa mereka. Pandangan mereka terlalu sempit sehingga sampai menganggap bahwa
korban itu sebagai semacam “sogokan” manusia kepada Tuhan agar mereka bebas
berbuat dosa dan nanti dapat diampuni kembali oleh Tuhan.
Oleh sebab itu korban menjadi sesuatu yang
seakan-akan biasa dan wajar. Padahal di balik korban itu, ada suatu makna yang
dalam, yaitu adanya darah yang dicurahkan dan nyawa yang dihilangkan.
Sebenarnya, Hukum Taurat tidaklah salah. Akan tetapi pemikiran manusialah yang
membuat Hukum Taurat menjadi seakan-akan salah. Bacaan Alkitab kita hari ini
berkata bahwa dalam Hukum Taurat hanya menggambarkan bayangan dari keselamatan
yang akan datang (ay. 1a). Oleh karena itu, persembahan korban yang sama setiap
tahunnya, bahkan beberapa kali dalam setahun, sebenarnya menggambarkan betapa
manusia membutuhkan keselamatan yang dari Tuhan melalui suatu mekanisme
pengorbanan. Jika korban itu harus terus menerus dipersembahkan setiap tahun
secara berulang, maka korban itu tidak akan mungkin menyelamatkan manusia (ay.
1b), karena jika korban hewan dapat menyelamatkan manusia, seharusnya manusia
cukup mempersembahkan korban sekali dan korban tersebut tidak perlu
dipersembahkan lagi (ay. 2).
Oleh karena itu, Alkitab menulis esensi yang
penting dari korban bakaran yang dipersembahkan setiap tahunnya: Korban
tersebut tidak mungkin menyelamatkan manusia, korban tersebut tidak mungkin
menghapuskan dosa manusia secara sempurna (ay. 4), tetapi justru korban
tersebut akan mengingatkan manusia akan dosa (ay. 3). Ingat bahwa korban
tersebut tidaklah menyelamatkan. Jika kita membaca terus ayat-ayat selanjutnya,
maka kita akan mengerti bahwa korban bakaran yang telah ada sejak zaman
Perjanjian lama sesungguhnya adalah gambaran mengenai korban yang sempurna,
yaitu Yesus Kristus yang mati bagi kita di atas kayu salib. Ingat bahwa esensi
korban adalah penumpahan darah dan penghilangan (penyerahan) nyawa, dan itu
digenapi melalui kematian Yesus di atas kayu salib. Dengan matinya Yesus, maka
ia menjadi korban yang sempurna, yang menebus dosa-dosa kita di atas kayu salib
(1 Ptr 2:24).
Itulah sebabnya orang Kristen di masa
sekarang ini tidak terikat dengan korban bakaran. Gereja Tuhan saat ini tidak mengenal
mempersembahkan korban bakaran berupa hewan (domba, kambing, atau sapi). Kita
sebagai umat Tuhan diijinkan mempersembahkan apapun kepada Tuhan dan tidak
terbatas pada jenis korban (misalnya jenis hewan yang dikorbankan), berapa
banyak korban (berapa ekor yang harus dipersembahkan), kapan korban harus
dipersembahkan, bagaimana cara mempersembahkan korban, dan lain sebagainya. Saat
ini kita mempersembahkan uang kita, waktu kita, bahkan seluruh hidup kita
sebagai persembahan yang hidup bagi
Tuhan. Persembahan kita tidak terbatas pada hewan korban semata. Dan yang
paling penting, kita tidak mempersembahkan korban agar dosa kita dihapus oleh
korban tersebut, kita tidak mempersembahkan korban agar kita diselamatkan dan masuk
surga. Kita mempersembahkan korban, sebagai ucapan syukur kita karena kita
sudah dan telah diselamatkan oleh Tuhan Allah ketika kita percaya kepadaNya di
dalam nama Yesus Kristus. Jangan sampai kita memiliki pola pikir dan pemahaman
yang terbalik dan keliru. Pelajarilah Alkitab dengan sungguh-sungguh, agar kita
memiliki pemahaman yang benar tentang kebenaran Firman Tuhan ini.
Bacaan Alkitab: Ibrani 10:1-4
10:1 Di dalam
hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang,
dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang
sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak
mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
10:2 Sebab jika
hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka
yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali
untuk selama-lamanya.
10:3 Tetapi
justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya
dosa.
10:4 Sebab tidak
mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.