Minggu, 19
Oktober 2014
Bacaan Alkitab: Markus 5:21-24
“Datanglah
seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus,
tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya:
"Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan
letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."” (Mrk 5:22-23)
Ketika Anak Sakit
Sebagai orang tua, siapa yang tidak akan
sedih jika anak kita sakit? Orang tua yang masih punya hati kebapakan atau
keibuan bahkan akan sampai berkata “Lebih baik saya yang sakit daripada melihat
anak saya sakit”. Bukankah demikian? Bahkan jika ada orang tua yang tidak
berkata seperti itu, saya berani berkata bahwa orang tua tersebut sudah tidak
punya hati nurani lagi. Setiap orang tua pasti akan sedih melihat anaknya
sakit. Saya sendiri juga demikian, rasanya tidak tega melihat anak sakit. Lebih
baik kita yang sakit daripada anak sampai sakit.
Pertanyaan saya sederhana. Apa yang kita akan
lakukan jika anak kita sakit? Sebagian dari kita mungkin akan berusaha untuk
mencari obat atau membawa anak kita ke dokter, puskesmas, atau ke rumah sakit.
Hal itu tidaklah salah dan wajar untuk dilakukan. Saya sendiri pun menyediakan
sejumlah obat di rumah untuk mengantisipasi ketika anak saya sakit. Akan tetapi
sebenarnya ada satu hal sederhana yang kita bisa lakukan sebagai orang tua
ketika anak kita sakit, yaitu berdoa kepada Tuhan.
Hal itu adalah hal sangat sederhana, tetapi sangat mudah terlupakan oleh para
orang tua. Hari ini kita akan membaca bagian Alkitab tentang hal ini dan
belajar tentang kebenaran Firman Tuhan terkait hal tersebut. Alkitab menulis
bahwa setelah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak
berbondong-bondong datang dan mengerumuni Dia di tepi danau (ay. 21). Saya
membayangkan orang banyak itu datang dengan penuh permintaan kepada Tuhan. Ada
banyak orang sakit yang meminta untuk disembuhkan Tuhan Yesus, ada juga orang Farisi
yang ingin mencari cara menjebak Yesus, ada juga orang yang ingin melihat Yesus,
dan motivasi-motivasi lain yang dimiliki orang banyak itu.
Di antara orang banyak yang mengerumuni
Yesus, ada seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus (ay. 22a). Di
sela-sela kerumuman orang banyak itu,
Yairus pun tersungkur di depan kaki Yesus (ay. 22b). Dengan sikap tersungkur
tersebut, Yairus memohon dengan sangat kepadaNya bahwa anaknya perempuan sedang
sakit, hampir mati, dan memohon Yesus untuk datang dan meletakkan tanganNya di
atas anaknya supaya anak perempuannya selamat dan tetap hidup (ay. 23).
Tentu saja, sangat mudah bagi Yesus untuk
menolak Yairus, dan mungkin bisa dibayangkan kondisi orang banyak yang berebut
ingin disembuhkan Yesus yang mencibir Yairus, karena mereka pun juga ingin
untuk disembuhkan Yesus. Akan tetapi menarik melihat Yesus yang kemudian
memutuskan untuk pergi dengan Yairus ke rumahnya. Orang banyak yang “antri”
ingin disembuhkan pun berbondong-bondong mengikuti Yesus yang pergi ke rumah
Yairus. Jika kita baca ayat-ayat selanjutnya, kita tahu bahwa anak perempuan
Yairus ini sudah mati, tetapi Yesus membuat mujizat dan membangkitkan anak
perempuan Yairus tersebut.
Yesus adalah pribadi yang sangat dekat dengan
anak-anak. Dia tidak pernah menolak anak-anak yang datang kepadaNya. Oleh
karena itu, saya yakin bahwa jika kita berdoa kepada Tuhan Yesus ketika anak
kita sakit, Tuhan pasti tidak akan tega dan akan segera menyembuhkan anak kita,
kecuali memang kehendak Tuhan berbeda. Oleh karena itu, jangan lupakan Tuhan
Yesus, dan berdoalah kepadaNya, meminta belas kasihan Tuhan turun atas anak
kita untuk menyembuhkan anak kita.
Bacaan Alkitab: Markus 5:21-24
5:21 Sesudah
Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang
lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,
5:22 datanglah
seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus,
tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
5:23 dan memohon
dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati,
datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan
tetap hidup."
5:24 Lalu
pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia
dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.