Senin, 13 Oktober 2014

Visa ke Surga?



Selasa, 14 Oktober 2014
Bacaan Alkitab: Wahyu 22:3-5
“Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Why 22:5)


Visa ke Surga?


Pagi ini, saya melihat sebuah spanduk yang dibentangkan di sebuah jalan besar di kota saya, yang memuat sebuah istilah yang sangat menarik perhatian, yaitu: “Visa ke surga”. Adapun jika kita membaca tulisan lain dalam spanduk itu, sebenarnya maksud dari spanduk itu adalah mengajak orang-orang untuk bersedekah sehingga bisa menjadi semacam “visa” bagi kita untuk masuk surga.

Saya tergelitik dengan istilah “visa” tersebut. Setahu saya, visa adalah dokumen yang dikeluarkan oleh suatu negara kepada warga negara lain (warga negara asing) yang datang ke wilayah negara tersebut. Setahu saya pula, visa harus diurus sebelum kita pergi ke negara tujuan tersebut. Adalah kewenangan negara tersebut apakah akan memberikan visa atau tidak, dan tiap-tiap negara memberi syarat yang berbeda-beda untuk pengurusan visa tersebut, tergantung pada tujuan si pemohon visa. Ada visa sebagai turis, visa untuk belajar, visa untuk bekerja, dan lain sebagainya. Beberapa negara bahkan menerapkan syarat deposit uang dengan jumlah tertentu dan tiket pulang ke negara asal. Yang jelas, visa tersebut memiliki batas waktu maksimal dan jika si pemohon akan  berada di negara tersebut lebih lama, maka ia harus mengurus perpanjangan visa tersebut.

Beberapa negara memberikan kebijakan khusus yaitu memberikan visa on arrival kepada warga dari negara tertentu, yang artinya warga negara yang mendapatkan visa on arrival, tidak harus mengurus visa sebelum ia masuk ke negara tersebut, tetapi ketika tiba ia secara otomatis mendapatkan visa, tentu dengan batas waktu sekian hari. Hal ini biasanya dilakukan oleh negara-negara dalam satu komunitas, misal negara-negara ASEAN yang memberlakukan visa on arrival kepada warga negara dari negara-negara anggota ASEAN. Tentu saja harus ada semacam MoU antara negara-negara yang memberikan visa on arrival tersebut. Yang jelas, visa tersebut adalah kewenangan mutlak dari suatu negara kepada warga negara lainnya.

Lalu, apakah Kerajaan Surga juga menggunakan visa? Jika kita melihat dari sudut pandang sempit, bahwa harus ada semacam “tiket” bagi kita untuk dapat masuk ke dalam kerajaan surga, tentu bisa dibilang memang ada “visa” untuk masuk ke sana. Tetapi jika melihat natur dari visa yang memiliki jangka waktu tertentu, maka sebetulnya hal itu tidaklah benar. Surga (dan juga neraka) adalah hal yang kekal. Sekali masuk ke surga, kita tidak akan perlu mengurus perpanjangan “visa” kita agar kita bisa tetap berada di surga. Lagipula, kalaupun dianggap sebagai “visa”, maka harganya adalah sangat mahal, dan tidak ada manusia yang mampu membeli “visa” tersebut dengan kemampuannya sendiri.

Alkitab berbicara bahwa dalam kerajaan Surga, tidak akan ada lagi laknat  (ay. 3a). Ini adalah syarat pertama dari bagaimana kita bisa masuk ke dalam surga. Tidak boleh ada laknat dan dosa di dalam surga. Dan seperti yang telah saya tulis dalam renungan sebelumnya, korban sebanyak apapun di dunia ini (termasuk sedekah) tidak akan mampu menghapus dosa manusia dan menjadikan manusia itu untuk masuk ke dalam surga.

Lalu siapa saja orang-orang yang dapat masuk ke dalam surga? Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa hamba-hamba Tuhan akan berada di dalamnya, mereka akan beribadah kepada Allah dan Anak Domba (Yesus Kristus) di surga nanti (ay. 3b). Kita harus sadar bahwa surga bukanlah tempat dimana kita akan mendapatkan bidadari-bidadari yang cantik-cantik untuk memuaskan nafsu kita, tetapi adalah tempat dimana kita bertemu muka dengan Allah, pencipta kita dan beribadah kepadaNya (ay. 4).

Surga adalah tempat yang mulia, penuh dengan kemuliaan Tuhan (ay. 5a). Dan Surga adalah tempat yang kekal. Tuhan akan membuat hamba-hambaNya memerintah bersamaNya di dalam kekekalan, selama-lamanya (ay. 5b). Hal ini  tentu saja membuat logika mengenai “visa ke surga” menjadi kurang relevan, karena sekali Tuhan memberikan kita ijin untuk masuk ke surga, maka kita akan berada di surga untuk selama-lamanya dalam kekekalan. Kita tidak perlu memperpanjang visa tersebut setiap tahun sekali.

Lalu bagaimana agar kita dapat memperoleh ijin untuk masuk surga? Seperti telah saya katakan di atas, “visa ke surga” tidak dapat diperoleh dengan sedekah ataupun perbuatan baik. Kita hanya dapat masuk ke surga oleh karena anugerah dan kasih karunia Allah saja. “Visa ke surga” tersebut  tidak akan dapat kita beli dengan uang dan harta kita di dunia ini, tetapi harus diberikan dengan cuma-cuma oleh Allah sendiri, yaitu melalui Yesus Kristus, sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya, akan diselamatkan. Bukankah hal tersebut adalah hal yang sangat luar biasa? Bukan karena perbuatan baik kita dapat masuk surga, tetapi hanya dengan percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus dan mengikuti teladan Yesus Kristus, maka kita akan diijinkan untuk masuk surga, dan untuk selama-lamanya.


Bacaan Alkitab: Wahyu 22:3-5
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.