Selasa, 14
Oktober 2014
Bacaan Alkitab: Wahyu 22:3-5
“Dan malam tidak
akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya
matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah
sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Why 22:5)
Visa ke Surga?
Pagi ini, saya melihat sebuah spanduk yang
dibentangkan di sebuah jalan besar di kota saya, yang memuat sebuah istilah
yang sangat menarik perhatian, yaitu: “Visa ke surga”. Adapun jika kita membaca
tulisan lain dalam spanduk itu, sebenarnya maksud dari spanduk itu adalah
mengajak orang-orang untuk bersedekah sehingga bisa menjadi semacam “visa” bagi
kita untuk masuk surga.
Saya tergelitik dengan istilah “visa”
tersebut. Setahu saya, visa adalah dokumen yang dikeluarkan oleh suatu negara
kepada warga negara lain (warga negara asing) yang datang ke wilayah negara
tersebut. Setahu saya pula, visa harus diurus sebelum kita pergi ke negara
tujuan tersebut. Adalah kewenangan negara tersebut apakah akan memberikan visa
atau tidak, dan tiap-tiap negara memberi syarat yang berbeda-beda untuk
pengurusan visa tersebut, tergantung pada tujuan si pemohon visa. Ada visa
sebagai turis, visa untuk belajar, visa untuk bekerja, dan lain sebagainya. Beberapa
negara bahkan menerapkan syarat deposit uang dengan jumlah tertentu dan tiket
pulang ke negara asal. Yang jelas, visa tersebut memiliki batas waktu maksimal
dan jika si pemohon akan berada di
negara tersebut lebih lama, maka ia harus mengurus perpanjangan visa tersebut.
Beberapa negara memberikan kebijakan khusus
yaitu memberikan visa on arrival kepada warga dari negara tertentu, yang
artinya warga negara yang mendapatkan visa on arrival, tidak harus mengurus
visa sebelum ia masuk ke negara tersebut, tetapi ketika tiba ia secara otomatis
mendapatkan visa, tentu dengan batas waktu sekian hari. Hal ini biasanya
dilakukan oleh negara-negara dalam satu komunitas, misal negara-negara ASEAN
yang memberlakukan visa on arrival kepada warga negara dari negara-negara
anggota ASEAN. Tentu saja harus ada semacam MoU antara negara-negara yang
memberikan visa on arrival tersebut. Yang jelas, visa tersebut adalah
kewenangan mutlak dari suatu negara kepada warga negara lainnya.
Lalu, apakah Kerajaan Surga juga menggunakan
visa? Jika kita melihat dari sudut pandang sempit, bahwa harus ada semacam
“tiket” bagi kita untuk dapat masuk ke dalam kerajaan surga, tentu bisa
dibilang memang ada “visa” untuk masuk ke sana. Tetapi jika melihat natur dari
visa yang memiliki jangka waktu tertentu, maka sebetulnya hal itu tidaklah
benar. Surga (dan juga neraka) adalah hal yang kekal. Sekali masuk ke surga,
kita tidak akan perlu mengurus perpanjangan “visa” kita agar kita bisa tetap
berada di surga. Lagipula, kalaupun dianggap sebagai “visa”, maka harganya
adalah sangat mahal, dan tidak ada manusia yang mampu membeli “visa” tersebut
dengan kemampuannya sendiri.
Alkitab berbicara bahwa dalam kerajaan Surga,
tidak akan ada lagi laknat (ay. 3a). Ini
adalah syarat pertama dari bagaimana kita bisa masuk ke dalam surga. Tidak boleh
ada laknat dan dosa di dalam surga. Dan seperti yang telah saya tulis dalam
renungan sebelumnya, korban sebanyak apapun di dunia ini (termasuk sedekah)
tidak akan mampu menghapus dosa manusia dan menjadikan manusia itu untuk masuk
ke dalam surga.
Lalu siapa saja orang-orang yang dapat masuk
ke dalam surga? Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa hamba-hamba Tuhan akan
berada di dalamnya, mereka akan beribadah kepada Allah dan Anak Domba (Yesus
Kristus) di surga nanti (ay. 3b). Kita harus sadar bahwa surga bukanlah tempat
dimana kita akan mendapatkan bidadari-bidadari yang cantik-cantik untuk
memuaskan nafsu kita, tetapi adalah tempat dimana kita bertemu muka dengan
Allah, pencipta kita dan beribadah kepadaNya (ay. 4).
Surga adalah tempat yang mulia, penuh dengan
kemuliaan Tuhan (ay. 5a). Dan Surga adalah tempat yang kekal. Tuhan akan
membuat hamba-hambaNya memerintah bersamaNya di dalam kekekalan, selama-lamanya
(ay. 5b). Hal ini tentu saja membuat
logika mengenai “visa ke surga” menjadi kurang relevan, karena sekali Tuhan
memberikan kita ijin untuk masuk ke surga, maka kita akan berada di surga untuk
selama-lamanya dalam kekekalan. Kita tidak perlu memperpanjang visa tersebut
setiap tahun sekali.
Lalu bagaimana agar kita dapat memperoleh
ijin untuk masuk surga? Seperti telah saya katakan di atas, “visa ke surga”
tidak dapat diperoleh dengan sedekah ataupun perbuatan baik. Kita hanya dapat
masuk ke surga oleh karena anugerah dan kasih karunia Allah saja. “Visa ke
surga” tersebut tidak akan dapat kita
beli dengan uang dan harta kita di dunia ini, tetapi harus diberikan dengan
cuma-cuma oleh Allah sendiri, yaitu melalui Yesus Kristus, sehingga setiap
orang yang percaya kepadaNya, akan diselamatkan. Bukankah hal tersebut adalah
hal yang sangat luar biasa? Bukan karena perbuatan baik kita dapat masuk surga,
tetapi hanya dengan percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus dan mengikuti
teladan Yesus Kristus, maka kita akan diijinkan untuk masuk surga, dan untuk
selama-lamanya.
Bacaan Alkitab: Wahyu 22:3-5
22:3 Maka tidak
akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya
dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka
akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
22:5 Dan malam
tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan
cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan
memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.