Selasa, 7 November 2017
Bacaan
Alkitab: Nehemia 4:1-6
Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya:
"Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat
dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka." (Neh 4:3)
Anjing dan Babi dalam Alkitab (18): Ucapan untuk
Melemahkan Semangat Para Pembangun Tembok Yerusalem
Dari zaman raja-raja Israel dan Yehuda,
maka kita akan melanjutkan serial renungan ini ke masa setelah pembuangan atau
pada masa Nehemia sedang membangun kembali kota Yerusalem. Pembangunan kota
Yerusalem dimulai dengan pembangunan Bait Allah yang dilakukan di bawah
pimpinan Ezra. Selanjutnya Nehemia merasa tergerak untuk membangun kembali kota
Yerusalem. Ia melihat bahwa Yerusalem begitu lemah karena tidak memiliki tembok
yang melindunginya, padahal di tengah-tengah Yerusalem sudah berdiri bangunan
Bait Allah. Oleh karena itu Nehemia bertekad untuk membangun kembali
tembok Yerusalem sebagai salah satu
prioritasnya.
Dalam pembangunan kembali tembok
Yerusalem, ada orang-orang yang tidak suka dan berusaha menghentikan proses
pembangunan itu dengan segala macam cara, salah satunya adalah Sanbalat dan
Tobia (Neh 2:10). Ketika Sanbalat mendengar bahwa Nehemia dan orang-orang
Yahudi mulai membangun tembok Yerusalem, maka ia menjadi marah dan sakit hati.
Bahkan ia mengolok-olokkan orang Yahudi dengan berkata di depan
saudara-saudaranya dan di depan tentara Samaria: “Apa yang dilakukan oleh
orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka akan mampu membangun batu-batu
dari timbunan puing ini?” (ay. 1-2).
Tidak cukup hanya sampai di situ, Tobia
orang Amon tersebut juga melanjutkan perkataan Sanbalat. Mereka berdua memang
adalah tokoh-tokoh penentang pembangunan kembali kota Yerusalem. Tobia berkata
bahwa “Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat
dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka” (ay. 3). Ini adalah omongan yang
sangat menjelek-jelekkan dan menghina orang Yahudi. Dengan kata lain Tobia
ingin berkata bahwa kualitas bangunan itu begitu jeleknya sehingga akan mudah
dirobohkan. Tobia ingin berkata bahwa tidak perlu tentara dengan persenjataan
yang lengkap untuk merobohkan tembok tersebut, tetapi seekor anjing hutan saja
dapat merobohkannya.
Mengapa gambaran anjing hutan yang
digunakan oleh Tobia? Ada kemungkinan bahwa kota Yerusalem yang sudah
dihancurkan pada masa Nebukadnezar, raja Babel itu, sudah menjadi timbunan
puing-puing sehingga mulai muncul hewan-hewan liar seperti anjing hutan. Anjing
juga adalah gambaran hewan yang najis bagi bangsa Yahudi, sehingga cukup dapat
dimengerti penggunaan kata “anjing hutan” oleh Tobia untuk menghina usaha
Nehemia dan orang Yahudi tersebut.
Tobia berpikir bahwa Nehemia dan
orang-orang Yahudi akan mudah dipatahkan semangatnya melalui perkataan yang
menjatuhkan. Akan tetapi, ternyata hal itu salah. Justru di situ Nehemia
menjadi semakin tertantang untuk membuktikan bahwa ucapan Tobia itu adalah
salah. Nehemia tentu tidak hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi justru
menyerahkannya kepada Allah. Nehemia berdoa kepada Allah supaya Ia membela
umat-Nya, dan dengan demikian biarlah cercaan (hinaan) mereka menimpa kepala
mereka sendiri (ay. 4). Bahkan karena begitu intensnya penghinaan Sanbalat dan
Tobia tersebut, maka Nehemia berdoa supaya Tuhan jangan menutupi kesalahan
mereka dan jangan menghapus dosa mereka, karena mereka menyakiti hati Tuhan
dengan sikap mereka terhadap umat-umat Tuhan (ay. 5).
Tetapi doa Nehemia tidak berhenti
sampai di situ saja. Nehemia dan orang-orangnya juga senantiasa berjuang untuk
tetap dan terus membangun tembok hingga ujung-ujungnya bertemu. Memang saat itu
mereka baru bisa membangun tembok dengan setengah tinggi (tidak setinggi tembok
asli sebelum dihancurkan) (ay. 6a). Tetapi itu saja sudah merupakan prestasi
yang luar biasa di tengah-tengah segala hambatan dan tantangan yang dihadapi
oleh Nehemia dan orang-orangnya. Justru ucapan Sanbalat dan Tobia menjadi
semacam cambuk yang membuat bangsa Israel bekerja dengan segenap hati (ay. 6b).
Kata “anjing” sendiri sudah umum
digunakan di berbagai bahasa (termasuk di bahasa Indonesia dan juga di sejumlah
bahasa suku lainnya) untuk menghina orang lain. Namun demikian, kita harus
belajar supaya perkataan kita adalah perkataan yang membangun dan bukan
perkataan yang menjatuhkan. Banyak orang menjadi iri hati dengan kesuksesan
orang lain, sehingga mereka berusaha untuk menjatuhkan orang lain melalui
perkataan dan juga tindakan. Kita mungkin sudah belajar supaya tidak menghina
orang, tetapi kita juga harus memperkarakan jika kita dihina, apakah respon
kita? Apakah kita membalasnya dengan perkataan yang menghina juga ataukah kita
diam dan memperkarakan kepada Tuhan? Satu kebenaran yang penting adalah bahwa
jika kita benar-benar hidup di jalan Tuhan, maka ketika mereka menghina kita,
sebetulnya mereka sedang menghina Tuhan.
Bacaan
Alkitab: Nehemia 4:1-6
4:1 Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok,
bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi
4:2 dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: "Apa
gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka
memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka
akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu
dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?"
4:3 Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya:
"Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat
dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka."
4:4 Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan
mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di
tanah tempat tawanan.
4:5 Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari
hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap
orang-orang yang sedang membangun.
4:6 Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai
ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.