Rabu, 29 November 2017

Anjing dan Babi dalam Alkitab (32): Gambaran Hukuman terhadap Edom



Rabu, 29 November 2017
Bacaan Alkitab: Yesaya 34:12-17
Di sana berpapasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin bertemu dengan temannya; hantu malam saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian. (Yes 34:14)


Anjing dan Babi dalam Alkitab (32): Gambaran Hukuman terhadap Edom


Dalam perikop ini kita menemukan nubuatan kepada bangsa Edom yang hampir sama dengan nubuatan terhadap bangsa Babel yang telah kita pelajari pada renungan hari sebelumnya. Inti dari perikop tersebut hampir sama, yaitu nubuatan mengenai akan sunyinya wilayah Edom sebagai hukuman Tuhan. Bangsa Edom sebenarnya adalah bangsa keturunan Esau, saudara dari bangsa Israel yang adalah keturunan Yakub. Kita tidak akan membahas lebih dalam mengenai kesalahan bangsa Edom tetapi ada kemungkinan bahwa bangsa Edom selalu “bersaing” dengan bangsa Israel dan justru bersukacita ketika Israel (dan Yehuda), saudaranya, kalah dari bangsa-bangsa lain.

Nubuatan yang diucapkan oleh nabi Yesaya tersebut pada dasarnya hampir sama dengan nubuatan kepada bangsa Babel. Intinya adalah bahwa wilayah Edom akan menjadi sepi. Hal tersebut mengakibatkan raja, pemimpin, dan pemuka Edom sudah tidak ada lagi di wilayah mereka (ay. 12b). Sebagai gambaran begitu sepinya wilayah Edom, maka diilustrasikan bahwa jin-jin akan diam di dalamnya (ay. 12a). Jin-jin ini adalah suatu ilustrasi bahwa tempat tersebut akan begitu sepi sehingga seolah-olah wilayah tersebut akan menjadi tempat bagi jin-jin (atau dalam bahasa aslinya diterjemahkan sebagai dewa hutan yang memerintah atas wilayah-wilayah yang sepi).

Yesaya menubuatkan bahwa puri-puri (istana-istana) dan kota-kota yang berkubu akan ditinggalkan sehingga akan ditumbuhi oleh duri-duri dan tumbuhan putri malu (ay. 13a). Tidak hanya tumbuhan liar, Yesaya juga menubuatkan hewan-hewan yang akan tinggal di daerah Edom yang telah ditinggalkan yaitu: serigala, burung unta (ay. 13b), binatang gurun, anjing hutan (ay. 14a), ular pohon, dan burung dendang (ay. 15). Bahkan diulangi lagi tentang adanya jin dan hantu malam sebagai ilustrasi begitu sepinya wilayah Edom sehingga akan menjadi wilayah yang dikuasai oleh mereka (ay. 14b). Ingat bahwa pada masa itu sangat mungkin ada kepercayaan bahwa ada hantu-hantu khusus yang ada di tempat-tempat tertentu. Hal ini sama seperti legenda mengenai “wewe gombel”  yang konon adanya di bukit Gombel, Semarang. Dahulu wilayah bukit Gombel sangat sepi sehingga muncul kisah-kisah semacam itu dan masyarakat tetap percaya bahwa ada makhluk tersebut di sana, meskipun saat ini wilayah Gombel di Semarang sudah sangat ramai.

Kita dapat melihat bahwa hewan-hewan yang disebutkan di ayat-ayat sebelumnya adalah hewan-hewan yang termasuk hewan haram dan najis. Anjing hutan juga adalah salah satu hewan yang disebutkan sebagai bagian dari hewan-hewan najis dan haram tersebut. Jadi hukuman Tuhan terhadap Edom (dan juga bangsa-bangsa lain) tidak hanya menggunakan 1 jenis hewan saja tetapi menggunakan beberapa jenis hewan haram untuk menggambarkan kedashyatan hukuman Allah bagi mereka. Yesaya bahkan menulis bahwa satu pun dari makhluk-makhluk tersebut tidak akan ada yang ketinggalan menggenapi rencana Tuhan tersebut. Tuhan sendiri yang telah bertitah dan telah mengumpulkan mereka (ay. 16).

Akibatnya, wilayah negeri Edom akan dibagi-bagi dan akan diduduki oleh bangsa-bangsa lain untuk seterusnya (ay. 17). Wilayah Edom sebagai salah satu wilayah di daerah Timur Tengah mengalami banyak sekali pendudukan dari bangsa-bangsa lain. Hingga saat ini, wilayah Edom menjadi wilayah Yordania. Jika bangsa Yehuda sampai saat ini masih bertahan dengan membawa nama Israel atau Yahudi dengan kitab suci mereka dan cara peribadatan yang masih sama dari zaman Perjanjian Lama hingga saat ini, tetapi Edom dan juga bangsa-bangsa lain saat ini sudah punah dan tidak ada lagi jejaknya selain hanya sebagai sejarah saja.

Ini adalah bukti bahwa nubuatan Firman Tuhan pasti digenapi oleh Tuhan, meskipun harus melalui ratusan atau ribuan tahun lamanya. Jika nubuatan mengenai hukuman di bumi saja sudah begitu mengerikan, apalagi firman Tuhan sendiri mengenai kesudahan atau akhir dunia ini. Mana yang akan kita pilih? Berjuang hidup benar supaya diperkenankan Tuhan masuk ke dalam kerajaan-Nya yang kekal, atau hidup suka-suka sendiri dan menikmati keindahan dunia yang berujung pada keterpisahan kekal dengan Tuhan?


Bacaan Alkitab: Yesaya 34:12-17
34:12 Jin-jin akan diam di dalamnya, dan para pemukanya akan tidak ada lagi; tidak ada lagi di sana yang dimaklumkan sebagai raja, dan semua pemimpinnya sudah lenyap.
34:13 Duri-duri akan tumbuh di puri-purinya, rumput dan puteri malu di tempat-tempatnya yang berkubu, sehingga menjadi tempat kediaman serigala, dan lapangan bagi burung unta.
34:14 Di sana berpapasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin bertemu dengan temannya; hantu malam saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian.
34:15 Di sana ular pohon bersarang dan bertelur, mengeram sampai telurnya menetas; burung-burung dendang saja berkumpul di sana, masing-masing dengan pasangannya.
34:16 Carilah di dalam kitab TUHAN dan bacalah: Satu pun dari semua makhluk itu tidak ada yang ketinggalan dan yang satu tidak kehilangan yang lain; sebab begitulah perintah yang keluar dari mulut TUHAN, dan Roh TUHAN sendiri telah mengumpulkan mereka.
34:17 Ia sendiri telah membuang undi dan membagi-bagi negeri itu di antara mereka dengan tali pengukur; mereka akan mendudukinya sampai selama-lamanya dan akan tinggal di situ turun-temurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.