Minggu, 12 November 2017

Anjing dan Babi dalam Alkitab (20): Dikerumuni oleh Anjing-anjing



Minggu, 12 November 2017
Bacaan Alkitab: Mazmur 22:13-19
Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. (Mzm 22:17)


Anjing dan Babi dalam Alkitab (20): Dikerumuni oleh Anjing-anjing

 
 Mazmur pasal 22 bukanlah suatu mazmur yang asing bagi orang Kristen. Dari judul perikop yang diberikan pada dalam Alkitab Bahasa Indonesia Terjemahan Baru terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yaitu “Allahku, mengapa Kautinggalkan aku?” kita dapat mengerti bahwa ini adalah salah satu ucapan Tuhan Yesus di atas kayu salib kepada Allah Bapa. Banyak ayat-ayat di dalam perikop ini yang menubuatkan tentang Tuhan Yesus, khususnya di masa-masa penderitaan-Nya di atas kayu salib.

Tetapi dalam konteks aslinya, ini adalah mazmur yang dibuat oleh Daud yang bercerita mengenai pergumulannya melawan musuh. Begitu beratnya perjuangan dan penderitaan Daud hingga ia merasa bahwa seakan-akan Allah sedang meninggalkan dirinya. Dalam bagian ayat kita secara khusus yang akan kita baca hari ini, Daud menulis bahwa ada banyak lembu jantan mengerumuninya, bahkan banteng-banteng dari Basan datang mengepung dirinya (ay. 13). Ini adalah gambaran dari orang-orang yang mengelilinginya dan mencoba menyerangnya. Mereka seakan-akan seperti singa yang menerkam dan mengaum, bahkan mengangakan mulutnya terhadap Daud (ay. 14).

Jika kita bayangkan Daud di posisi seperti itu, dimana ia dikelilingi oleh orang-orang yang jahat, yang ingin menyerang dirinya, tentu pergumulan itu betul-betul menyusahkannya. Penggunaan frasa “banyak lembu” dan “banteng-banteng” menunjukkan bahwa jumlah orang-orang itu sangat banyak. Kita dapat tahu dari siaran televisi dokumenter bahwa lembu dan banteng liar biasanya berkumpul dalam jumlah banyak di padang rumput. Seperti itulah masalah yang datang kepada Daud, begitu banyak dan intens bahkan nyaris tak ada celah untuk menyelamatkan dirinya.

Selanjutnya Daud menulis bahwa ia seakan-akan seperti air yang tercurah, dan segala tulangnya terlepas dari sendinya. Hatinya seperti lilin dan telah hancur luluh di dalam dirinya (ay. 15). Ini menggambarkan suatu hidup yang sudah tidak ada tenaga lagi untuk menghadapi masalahnya tersebut. Raja Daud adalah seorang raja yang sangat gagah perkasa. Ia nyaris tidak takut kepada siapapun juga. Ketika ia masih muda, ia berani melawan singa dan beruang yang mencoba menyerang domba-dombanya. Ia bahkan berani menghadapi Goliat yang tinggi besar di saat orang Israel lainnya tidak berani maju. Namun ada masa dalah hidup Daud dimana ia begitu gentar melihat kenyataan hidup. Kekuatannya kering seperti beling, bahkan lidahnya seakan-akan melekat pada langit-langit mulutnya (ay. 16a). Ia bahkan merasa bahwa Tuhan sedang meletakkan dirinya di dalam debu maut (ay. 16b).

Betapa tidak, Daud melihat bagaimana gerombolan penjahat mengepung dirinya dan menusuk tangan dan kakinya (ay. 17b). Mereka mengepung serta menonton dirinya yang tidak memiliki apapun juga (ay. 18b). Daud menulis bahwa mereka membagi-bagi pakaian yang dikenakan di antara mereka, bahkan membuang undi atas jubahnya (ay. 19). Begitu hinannya Daud memandang diriinya pada saat kesesakan, sehingga Daud berkata bahwa segala tulang-tulangnya dapat dihitung (ay. 18a). Ini bisa menggambarkan kondisi dirinya yang seperti orang yang sangat kurus, ditambah lagi pakaiannya pun dirampas oleh gerombolan orang jahat tersebut.

Memang bagian ayat ini adalah ayat yang menubuatkan tentang apa yang dialami oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa itu adalah ilustrasi akan hal nyata dihadapi oleh Daud dalam hidupnya. Jadi ayat-ayat yang ternyata punya makna nubuatan di Perjanjian Baru, belum tentu ayat tersebut tidak memiliki makna dalan Perjanjian Lama. Tuhan mampu memberi hikmat kepada penulis ayat-ayat di Perjanjian Lama sesuai dengan konteks pada waktu itu, namun juga memiliki makna nubuatan yang akan digenapi di zaman Perjanjian Baru.

Daud menulis bahwa orang-orang jahat yang mengepung dirinya ini diibaratkan sebagai anjing-anjing yang sedang mengerumuni dirinya (ay. 17a). Anjing pada umumnya memang berkelompok ketika sedang berburu mangsanya, khususnya di alam liar. Tetapi jangan lupa bahwa anjing juga memiliki makna sebagai sesuatu yang najis di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Jadi ketika disebutkan bahwa ada anjing-anjing yang mengerumuni dirinya, itu adalah gambaran orang-orang jahat dan najis yang memusuhi dirinya. Jadi Daud ingin menunjukkan bahwa orang-orang yang menyerang dan memusuhinya itu adalah mereka yang tidak hidup benar. Ini berarti Daud berada di pihak yang benar, tetapi musuh-musuhnya tetap saja banyak dan mengerumuninya.

Betapa sulit berada di dalam posisi seperti itu. Ibarat seorang siswa sekolah, dimana gurunya malas untuk mengajar karena satu dan lain hal. Ketika ujian akhir tiba, gurunya memberikan kunci jawaban. Ada seorang siswa yang hidup benar dengan tidak mencontek, sedangkan seluruh siswa lainnya mencontek pada saat ujian. Ketika hasil ulangan dibagikan, seluruh siswa mendapatkan nilai 90 bahkan 100, sedangkan siswa yang tidak mencontek itu mendapatkan nilai 40 dan satu-satunya yang tidak lulus. Karena hasilnya tidak wajar, maka mungkin saja guru-gurunya justru menyalahkan anak ini karena ia telah membuat cela di sekolahnya, mengingat jika sekolah dapat meluluskan murid-muridnya dengan sempurna, maka sekolah tersebut akan mendapatkan penghargaan. Jadi murid tersebut seakan-akan dimusuhi oleh satu sekolahan dan dipandang sebagai penyebab masalah atau biang kerok.

Masalah Daud tentu lebih dari pada itu, karena ia adalah seorang raja yang bertanggung jawab atas kehidupan dan kesejahteraan rakyatnya. Jika kita mau jujur, bahwa Tuhan Yesus juga mengalami pergumulan semacam itu. Kita dapat membaca bagaimana Ia ditangkap oleh pasukan romawi, di hina di depan para imam dan para ahli Taurat, disalibkan dengan nyaris telanjang, dan mati terhina seperti penjahat. Saya berpikir bahwa jika tokoh-tokoh dalam Alkitab yang tercatat hidup benar saja memiliki banyak musuh, maka sangat mungkin Tuhan juga akan mengizinkan kita mengalami masalah seperti itu. Tujuan masalah adalah untuk mendewasakan kita. Jadi ketika kita sedang menghadapi masalah, jangan minta Tuhan untuk segera mengangkat masalah kita. Tetapi coba carilah dahulu apakah maksud Tuhan di balik permasalahan hidup kita tersebut. Cobalah utnuk bisa menangkap maksud Tuhan dalam setiap masalah dan pergumulan kita, sehingga kita akan belajar untuk cerdas bahkan semakin cerdas untuk bisa mengerti maksud Tuhan untuk mendewasakan kita.

Tuhan tidak selalu menaruh kita di tempat-tempat yang aman. Akan ada kalanya Tuhan menempatkan kita di antara anjing-anjing yang mengerumuni kita. Tuhan tidak selalu menuntun kita di padang rumput yang hijau dan berair tenang, ada kalanya Tuhan akan mengajak kita melewati lembah kekelaman, bahkan mengajak menghadapi musuh (Mzm 23:4-5). Tuhan tidak selalu menempatkan domba-dombanya dalam perlindungan maksimal, tetapi suatu saat ia akan mengutus kita ke tengah-tengah serigala (Mat 10:16). Di situ Tuhan akan membuat kita semakin berkenan di hadapan-Nya dengan cara melatih sikap kita di dalam kesesakan jika kita mau setia mengikuti setiap “proses pelatihan iman” yang Tuhan sediakan bagi kita.



Bacaan Alkitab: Mazmur 22:13-19
22:13 Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku;
22:14 mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum.
22:15 Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku;
22:16 kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.
22:17 Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.
22:18 Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku.
22:19 Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.