Kamis, 16 November 2017
Bacaan
Alkitab: Mazmur 63:1-12
Mereka akan diserahkan kepada kuasa pedang, mereka akan menjadi makanan
anjing hutan. (Mzm 63:11)
Anjing dan Babi dalam Alkitab (24): Menjadi Makanan
Anjing Hutan
Mazmur pasal 63 juga adalah salah satu mazmur yang ditulis
oleh Raja Daud ketika ia ada di padang gurun Yehuda (ay. 1). Ada kemungkinan
bahwa Daud sedang melarikan diri dari orang-orang yang hendak memburu dan
membunuhnya. Di padang gurun tersebut Daud menyadari betapa ia seperti tanah
tandus dan gurun yang gersang, yang sangat merindukan air surgawi. Itulah
mengapa Daud menulis bagaimana jjiwanya haus dan tubuhnya rindu kepada Tuhan (ay.
2). Dalam kondisi yang sulit di padang gurun tersebut, Daud tidak melihat
kondisi di sekitarnya, tetapi ia tetap memandang Tuhan di tempat kudus-Nya, sambil
melihat kekuatan dan kemuliaan Tuhan (ay. 3).
Daud bisa saja mati kehausan dan kelaparan di padang gurun
tersebut. Ia juga bisa saja mati karena ditemukan oleh orang-orang yang hendak
membunuhnya. Tetapi Daud tahu 1 hal, yaitu bahwa kasih setia Tuhan itu lebih
dari pada hidup (ay. 4a). Daud tidak mempermasalahkan jika ia harus mati,
asalkan ia mendapat kasih setia Tuhan. Kalaupun Daud harus mati, ia akan tetap
percaya kepada Tuhan sebagai satu-satunya pengharapannya. Oleh karena itu,
dalam situasi yang sulit tersebut ia tetap memuji Tuhan dan memegahkan Tuhan
dengan bibirnya (ay. 4a-6).
Bahkan ketika ia tidur di padang gurun, dengan kondisi yang
dingin dan terancam bahaya, ia tetap ingat kepada Tuhan dan meyakini pengawalan
Tuhan sepanjang malam (ay. 7). Daud tahu bahwa ia sedang diajar Tuhan untuk
tidak mengandalkan siapa-siapa, termsuk dirinya sendiri. Daud sendiri adalah
seorang pahlawan yang gagah perkasa, ia telah mengalahkan Goliat dan membunuh
orang-orang Filistin dengan pedang di tangannya. Namun Tuhan mengizinkan Daud
untuk mengalami masa-masa di padang gurun dimana ia tidak dapat lagi
mengandalkan siapa-siapa selain Tuhan. Oleh karena itu Daud pada akhirnya juga
berkata kepada Tuhan, bahwa Tuhan telah menjadi pertolonganku, dan di dalam
naungan sayap-Nya ia akan bersorak-sorai (ay. 8). Daud sadar bahwa satu-satunya
cara supaya ia bisa selamat adalah dengan melekat kepada Tuhan dan meminta
Tuhan untuk menopangnya (ay. 9). Tidak ada lagi kekuatan di dalam dirinya,
koneksi dari orang-orang lain, bahkan harta kekayaan yang dimilikinya yang
dapat membantunya melewati pergumulan hidup. Hanya Tuhan satu-satunya yang
harus diandalkan dan dimiliki oleh Daud.
Sebaliknya, Daud juga berbicara tentang orang-orang yang
berikhtiar untuk mencabut nyawanya (ay. 10a). Besar kemungkinan inilah
orang-orang yang mengejarnya hingga Daud harus melarikan diri hingga ke padang
gurun Yehuda. Tentu mereka mengejar Daud dengan maksud yang tidak baik, yaitu
karena iri hati. Oleh karena itu, Daud berkata bahwa orang-orang seperti itu
akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah (ay. 10b). Ini bisa bermakna
figuratif bahwa Tuhan akan membuat orang-orang tersebut masuk ke bagian bumi
yang paling bawah, yaitu dunia orang mati, atau bisa juga bisa bermakna bahwa Tuhan
akan menjatuhkan orang-orang seperti ini sehingga mereka tidak memiliki
kekuasaan lagi untuk menindas orang benar.
Lebih lanjut lagi, Daud menulis bahwa mereka akan diserahkan
kepada kuasa pedang, yang dapat berarti mati dibunuh ataupun ditaklukkan di bawah
pemerintahan yang benar (ay. 11a). Mereka bahkan akan menjadi makanan anjing
hutan (ay. 11b). Kita tahu bahwa anjing itu adalah hewan yang memiliki
kebiasaan makan apa saja termasuk makanan yang najis. Bahkan Tuhan juga berfirman
kepada bangsa Israel bahwa makanan yang najis seperti bangkai binatang yang mati
tidak boleh dimakan oleh bangsa Israel, melainkan harus diberikan menjadi
makanan anjing. Sehingga arti dari ayat 11b tersebut bisa berarti bahwa mereka
akan mati terbunuh dan menjadi makanan anjing hutan, namun juga bisa berarti bahwa
Tuhan menilai hidup mereka sudah najis seperti makanan anjing.
Jika melihat akhir hidup dari orang-orang yang ingin
mencelakakannya, tentu secara manusia Daud dapat bersukacita bahwa
musuh-musuhnya akan dikalahkan bahkan akan mati. Namun demikian, Daud menulis
satu ayat yang luar biasa bahwa seorang raja hanya akan bersukacita di dalam
Allah (ay. 12a). Ia tidak akan bersukacita hanya karena musuh-musuhnya
dikalahkan. Ia hanya akan bersukacita ketika kebenaran menang dan orang-orang
yang penuh dusta dibungkam (ay. 12b). Jika seorang raja atau pemimpin
bersukacita ketika musuh-musuhnya kalah, maka ia bisa jadi otoriter dan menganggap
bahwa perintahnya atau kekuasaannya adalah kekuasaan yang benar. Tetapi jika
seorang raja atau pemimpin bersukacita ketika kejahatan kalah dan kebenaran
menang, maka ia akan berusaha supaya dapat memimpin dengan benar.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 63:10-12
63:1 Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda.
63:2 Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus
kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada
berair.
63:3 Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat
kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
63:4 Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan
memegahkan Engkau.
63:5 Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan
tanganku demi nama-Mu.
63:6 Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir
yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
63:7 Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau
sepanjang kawal malam, --
63:8 sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu
aku bersorak-sorai.
63:9 Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
63:10 Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke
bagian-bagian bumi yang paling bawah.
63:11 Mereka akan diserahkan kepada kuasa pedang, mereka akan menjadi
makanan anjing hutan.
63:12 Tetapi raja akan bersukacita di dalam Allah; setiap orang, yang
bersumpah demi Dia, akan bermegah, karena mulut orang-orang yang mengatakan
dusta akan disumbat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.