Senin, 13 November 2017
Bacaan
Alkitab: Mazmur 22:20-22
Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing. (Mzm 22:21)
Anjing dan Babi dalam Alkitab (21): Dilepaskan dari
Cengkeraman Anjing
Sebagaimana kita telah pelajari
sebelumnya, bahwa gambaran anjing-anjing dalam perikop ini merujuk pada
orang-orang jahat yang ada di sekitar Daud bahkan mereka mengepung dan
mengermuni Daud. Rasanya secara manusia sangat mustahil Daud mampu keluar dari
kepungan anjing-anjing tersebut. Namun demikian, kelanjutan dari ayat-ayat yang
kita baca di hari sebelumnya menunjukkan bahwa Daud ternyata tetap mengandalkan
Tuhan. Meskipun sepertinya Tuhan sedang meninggalkan dirinya dan ia seakan-akan
harus menghadapi masalah tersebut seorang diri, namun Daud tidak pernah ragu
terhadap penyertaan Tuhan atas dirinya.
Dalam pergumulan yang begitu berat, Daud
masih tetap berani berkata kepada Tuhan: “Tetapi Engkau, Tuhan, janganlah jauh;
ya kekuatanku, segeralah menolong aku!” (ay. 20). Daud tidak menyerah begitu
saja ketika menghadapi situasi yang mustahil. Daud tetap percaya dan
mengandalkan Tuhan. Ia berseru agar Tuhan datang dan menolong dirinya. Daud
tahu bahwa Tuhanlah satu-satunya kekuatannya menghadapi semua hal, bahkan masalah
terberat di dalam hidupnya.
Daud meminta Tuhan untuk melepaskan
dirinya dari pedang dan nyawanya dari cengkeraman anjing (ay. 21). Jika membaca
ayat ini, maka kita dapat memahami bahwa masalah yang dihadapi Daud ini sungguh
berat karena tidak hanya berurusan dengan harta dan tahta saja, tetapi juga
hingga terkait dengan nyawanya sendiri. Anjing-anjing itu adalah musuh-musuh
Daud yang ingin melihat kematian Daud. Ini bisa merujuk kepada Raja Saul dan
pasukannya yang mengejar-ngejar Daud (pada waktu itu Daud belum menjadi raja
tetapi hanya dipandang sebagai seorang pemberontak), atau bangsa-bangsa lain yang
ingin menaklukkan Kerajaan Israel, atau bahkan anaknya sendiri, Absalom, yang
melakukan pemberontakan terhadap tahta kerajaannya.
Daud berseru kepada Tuhan supaya Ia
menyelamatkan dirinya dari mulut singa dan tanduk banteng (ay. 22a). Jelas ini
adalah gambaran yang lebih jelas lagi mengenai ancaman yang nyata bagi diri Daud.
Ia diserang oleh anjing-anjing (gambaran orang yang najis dan berdosa), mulut
singa (gambaran bahwa kekuatan yang melawannya adalah kekuatan yang besar), dan
tanduk banteng (gambaran betapa banyaknya orang-orang seperti ini yang ingin
mencabut nyawanya). Namun dalam segala kesesakan itu, Daud tetap percaya kepada
Tuhan. Ia berharap dan berseru kepada-Nya hingga pada akhirnya Tuhan menjawab
dirinya (ay. 22b).
Dalam perikop ini kita memang tidak
melihat bagaimana cara Tuhan menjawab Daud dan melepaskannya dari kesesakan. Tetapi
jika kita membaca perjalanan hidup Raja Daud dalam ayat-ayat lain di Alkitab,
kita akan menemukan bagaimana Tuhan membuatnya “mengalahkan” raja Saul tanpa
harus berperang melawannya. Tuhan membuat Daud menjadi raja atas Israel tanpa
harus berperang melawan raja Saul. Tuhan
juga melepaskan Daud dari cengkeraman bangsa-bangsa asing yang berusaha
menyerang Israel. Tuhan juga melepaskan Daud dari pemberontakan Absalom
meskipun ia harus mengungsi keluar Yerusalem dan seakan-akan menjadi seorang
pelarian. Di situ semua Tuhan menolong Daud dalam menghadapi anjing-anjing yang
mengerumuninya.
Tetapi di sini yang penting bukan
kepastian bahwa Tuhan akan menolong umat-Nya. Tuhan pasti menolong umat-Nya
yang hidup benar di hadapannya, tetapi tidak harus pertolongan Tuhan itu
terjadi di dunia ini. Di Perjanjian Lama kita memang melihat bagaimana Tuhan
menolong Nuh, Abraham, Musa, Daud, dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya. Akan tetapi
di Perjanjian Baru kita melihat bagaimana orang-orang benar ternyata tidak
selalu “menang” di dunia ini. Kita dapat melihat bagaimana Yohanes Pembaptis
dibunuh Herodes, Stefanus dirajam sampai mati, Yakobus dibunuh, dan lain
sebagainya. Bahkan sejarah juga mencatat bagaimana orang-orang Kristen di masa
jemaat mula-mula menghadapi penganiayaan yang sangat kejam, mulai dipancung,
disalib, dibakar hidup-hidup, diadu dengan binatang buas, atau disiksa dengan
cara lainnya yang tidak dapat saya tuliskan di sini satu persatu. Tetapi dalam
hal itu semua, mereka telah membuktikan bahwa mereka lebih dari pada pemenang,
karena mereka tetap setia memegang imannya sekalipun Tuhan seperti diam dan
tidak menjawab.
Anjing-anjing itu boleh merasa menang
di dunia ini, tetapi orang-orang percaya yang mati karena iman mereka, adalah
orang-orang yang menang di dalam kekekalan. Mereka tidak menyangkali iman
mereka walaupun harus mempertaruhkan nyawa mereka. Di situlah mereka
membuktikan kualitas iman mereka yang benar.Iman yang benar tidak harus memaksa
Tuhan untuk menjawab doanya atau supaya mereka diluputkan dari masalah. Tetapi
iman yang benar adalah suatu dasar dari apa yang tidak kelihatan, yaitu
kemuliaan Kerajaan Allah yang kekal, yang menjadi dasar mengapa mereka dapat
tetap percaya kepada Tuhan meskipun mereka belum melihat Kerajaan Allah itu
dengan mata mereka sendiri. Iman mereka adalah iman yang teruji, karena mereka
dapat tetap percaya kepada Allah, sekalipun mereka harus mati karena iman
mereka itu. Iman yang benar bukan hanya iman percaya bahwa Yesus bisa
menyembuhkan penyakit, tetapi iman yang tetap percaya sekalipun kita tidak
sembuh, tetapi kita tetap percaya Tuhan baik dan mempunya rencana yang indah
bagi diri kita.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 22:20-22
22:20 Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah
menolong aku!
22:21 Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing.
22:22 Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau
telah menjawab aku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.