Rabu, 22 November 2017
Bacaan
Alkitab: Pengkhotbah 9:1-6
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing
yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati. (Pkh 9:4)
Anjing dan Babi dalam Alkitab (30): Anjing Hidup Lebih
Baik dari Singa Mati
Kitab Pengkhotbah adalah kitab yang ditulis
oleh raja Salomo. Kitab ini berisi ajaran hikmat yang disampaikan oleh raja
Salomo terkait dengan sikap yang benar terhadap kehidupan. Memang kitab ini
adalah kitab di Perjanjian Lama, dimana isinya juga masih berorientasi pada
prinsip-prinsip di Perjanjian Lama.
Namun demikian, ada sejumlah mutiara kebenaran yang masih tetap relevan untuk
dikenakan bagi umat Tuhan di Perjanjian Baru.
Raja Salomo adalah raja yang sangat
berhikmat dan bijaksana. Ia telah mengamat-amati dan memperhatikan kehidupan
orang-orang di sekitarnya. Fakta yang ia temukan adalah bahwa hidup setiap
orang ada di tangan Allah. Manusia sama sekali tidak mengetahui apa pun yang
dihadapinya di dunia ini (ay. 1). Artinya adalah kita sebagai manusia tidak
akan bisa mengerti masa depan kita, seberapapun berhikmat manusia tersebut.
Semua orang memiliki nasib yang sama di
hadapan Tuhan, baik orang benar maupun orang fasik, baik orang baik maupun
orang jahat, baik orang yang tahir maupun orang yang najis, baik orang yang
mempersembahkan korban maupun yang tidak, baik orang baik maupun orang berdosa,
baik orang bersumpah maupun yang tidak (ay. 2). Tentu nasib di sini bukan
berarti bahwa orang jahat juga akan tetap diberkati dibandingkan dengan orang
benar, karena jika demikian maka manusia akan lebih memilih menjadi jahat
daripada baik. Nasib yang sama di sini berbicara tentang akhir dari kehidupan
semua manusia, yaitu ketika semua orang harus mati dan meninggalkan dunia ini.
Inilah kecelakaan yang dimaksud oleh
raja Salomo, yaitu bahwa nasib semua orang adalah sama ketika mereka harus
menghadapi kematian sebagai suatu kepastian (ay. 3a). Tentu pemahaman raja
Salomo belum mengerti tentang adanya penebusan dosa melalui kematian Tuhan
Yesus Kristus, sehingga umat Perjanjian Lama belum mengenal adanya rencana
Allah bagi manusia yaitu keselamatan kekal. Oleh karena itu kita bisa menjadi
paham jika kebanyakan tokoh Alkitab di Perjanjian Lama hanya berbicara sampai
dengan kematian, dan tidak mengerti ada apa di balik kematian tersebut. Dalam
hal ini jika orang memilih untuk hidup jahat dan bebal selama umur mereka, maka
mereka dapat dipandang sebagai orang-orang yang celaka ketika mereka menuju
alam orang mati (ay. 3b).
Jika seseorang sudah mati maka mereka
sama sekali tidak dapat memperbaiki hidup mereka tersebut. Maka kesempatan
untuk memperbaiki hidup adalah selama seseorang masih memiliki kesempatan untuk
hidup. Itulah mengapa dikatakan bahwa anjing yang hidup lebih baik daripada
singa yang mati (ay. 4). Kita sudah belajar bahwa kata “anjing” dalam budaya
Israel sering merujuk kepada binatang yang najis dan haram. Namun demikian
ternyata raja Salomo berkata bahwa anjing yang hidup lebih baik dari singa yang
mati. Fokus ayat ini bukan pada anjing dan singa, tetapi pada hidup dan mati.
Seseorang yang najis dan penuh dosa masih lebih berharga ketika ia hidup karena
ia masih memiliki kesempatan untuk bertobat dari dosa dan kenajisannya. Namun
seekor singa yang mati sudah tidak berarti lagi karena sudah tidak ada
kesempatan untuk memperbaiki diri.
Hal ini lebih diperjelas dalam ayat
selanjutnya dimana dikatakan bahwa orang yang hidup tahu bahwa mereka akan
mati, tetapi orang yang sudah mati tidak tahu lagi akan kehidupan (ay, 5).
Semua kenangan yang ada terhadap orang mati sudah tidak ada artinya, karena
sudah tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya. Kesempatan yang
ada hanyalah selagi manusia masih hidup di bawah matahari (ay. 6). Ketika manusia
sudah mati dan berada di bawah tanah, maka semua sudah tidak berarti lagi.
Jadi apakah jika demikian kita harus
hidup sebagai anjing yang melambangkan hidup dalam dosa dan kejahatan? Tentu
tidak demikian. Kalaupun ada di antara kita yang saat ini masih hidup dalam
dosa maka seharusnya ayat tersebut lebih membuat kita meninggalkan dosa dan
kejahatan tersebut. Anjing hidup memang lebih baik daripada singa yang mati,
tetapi jangan hal tersebut membuat kita tetap menjadi anjing hingga mati.
Jangan biarkan diri kita hidup seperti anjing dan juga mati sebagai anjing. Tetapi
bertobatlah supaya walaupun di masa lalu kita hidup sebagai anjing, suatu saat
nanti kita akan mati sebagai anak-anak Allah yang telah bertobat, yang
meninggalkan dosa dan kejahatan serta didapati setia berjuang melakukan
kehendak Bapa di surga.
Bacaan
Alkitab: Pengkhotbah 9:1-6
9:1 Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa,
yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan
perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah;
manusia tidak mengetahui apa pun yang dihadapinya.
9:2 Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama: baik orang yang
benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang
yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun
yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula
orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang
takut untuk bersumpah.
9:3 Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari;
nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusia pun penuh dengan kejahatan, dan
kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam
orang mati.
9:4 Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing
yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
9:5 Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang
yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan
kepada mereka sudah lenyap.
9:6 Baik kasih mereka,
maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk
selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi
di ba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.