Senin, 20 November 2017

Anjing dan Babi dalam Alkitab (30): Anjing Hidup Lebih Baik dari Singa Mati



Rabu, 22 November 2017
Bacaan Alkitab: Pengkhotbah 9:1-6
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati. (Pkh 9:4)


Anjing dan Babi dalam Alkitab (30): Anjing Hidup Lebih Baik dari Singa Mati


Kitab Pengkhotbah adalah kitab yang ditulis oleh raja Salomo. Kitab ini berisi ajaran hikmat yang disampaikan oleh raja Salomo terkait dengan sikap yang benar terhadap kehidupan. Memang kitab ini adalah kitab di Perjanjian Lama, dimana isinya juga masih berorientasi pada prinsip-prinsip di Perjanjian  Lama. Namun demikian, ada sejumlah mutiara kebenaran yang masih tetap relevan untuk dikenakan bagi umat Tuhan di Perjanjian Baru.

Raja Salomo adalah raja yang sangat berhikmat dan bijaksana. Ia telah mengamat-amati dan memperhatikan kehidupan orang-orang di sekitarnya. Fakta yang ia temukan adalah bahwa hidup setiap orang ada di tangan Allah. Manusia sama sekali tidak mengetahui apa pun yang dihadapinya di dunia ini (ay. 1). Artinya adalah kita sebagai manusia tidak akan bisa mengerti masa depan kita, seberapapun berhikmat manusia tersebut.

Semua orang memiliki nasib yang sama di hadapan Tuhan, baik orang benar maupun orang fasik, baik orang baik maupun orang jahat, baik orang yang tahir maupun orang yang najis, baik orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak, baik orang baik maupun orang berdosa, baik orang bersumpah maupun yang tidak (ay. 2). Tentu nasib di sini bukan berarti bahwa orang jahat juga akan tetap diberkati dibandingkan dengan orang benar, karena jika demikian maka manusia akan lebih memilih menjadi jahat daripada baik. Nasib yang sama di sini berbicara tentang akhir dari kehidupan semua manusia, yaitu ketika semua orang harus mati dan meninggalkan dunia ini.

Inilah kecelakaan yang dimaksud oleh raja Salomo, yaitu bahwa nasib semua orang adalah sama ketika mereka harus menghadapi kematian sebagai suatu kepastian (ay. 3a). Tentu pemahaman raja Salomo belum mengerti tentang adanya penebusan dosa melalui kematian Tuhan Yesus Kristus, sehingga umat Perjanjian Lama belum mengenal adanya rencana Allah bagi manusia yaitu keselamatan kekal. Oleh karena itu kita bisa menjadi paham jika kebanyakan tokoh Alkitab di Perjanjian Lama hanya berbicara sampai dengan kematian, dan tidak mengerti ada apa di balik kematian tersebut. Dalam hal ini jika orang memilih untuk hidup jahat dan bebal selama umur mereka, maka mereka dapat dipandang sebagai orang-orang yang celaka ketika mereka menuju alam orang mati (ay. 3b).

Jika seseorang sudah mati maka mereka sama sekali tidak dapat memperbaiki hidup mereka tersebut. Maka kesempatan untuk memperbaiki hidup adalah selama seseorang masih memiliki kesempatan untuk hidup. Itulah mengapa dikatakan bahwa anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati (ay. 4). Kita sudah belajar bahwa kata “anjing” dalam budaya Israel sering merujuk kepada binatang yang najis dan haram. Namun demikian ternyata raja Salomo berkata bahwa anjing yang hidup lebih baik dari singa yang mati. Fokus ayat ini bukan pada anjing dan singa, tetapi pada hidup dan mati. Seseorang yang najis dan penuh dosa masih lebih berharga ketika ia hidup karena ia masih memiliki kesempatan untuk bertobat dari dosa dan kenajisannya. Namun seekor singa yang mati sudah tidak berarti lagi karena sudah tidak ada kesempatan untuk memperbaiki diri.

Hal ini lebih diperjelas dalam ayat selanjutnya dimana dikatakan bahwa orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang sudah mati tidak tahu lagi akan kehidupan (ay, 5). Semua kenangan yang ada terhadap orang mati sudah tidak ada artinya, karena sudah tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya. Kesempatan yang ada hanyalah selagi manusia masih hidup di bawah matahari (ay. 6). Ketika manusia sudah mati dan berada di bawah tanah, maka semua sudah tidak berarti lagi.

Jadi apakah jika demikian kita harus hidup sebagai anjing yang melambangkan hidup dalam dosa dan kejahatan? Tentu tidak demikian. Kalaupun ada di antara kita yang saat ini masih hidup dalam dosa maka seharusnya ayat tersebut lebih membuat kita meninggalkan dosa dan kejahatan tersebut. Anjing hidup memang lebih baik daripada singa yang mati, tetapi jangan hal tersebut membuat kita tetap menjadi anjing hingga mati. Jangan biarkan diri kita hidup seperti anjing dan juga mati sebagai anjing. Tetapi bertobatlah supaya walaupun di masa lalu kita hidup sebagai anjing, suatu saat nanti kita akan mati sebagai anak-anak Allah yang telah bertobat, yang meninggalkan dosa dan kejahatan serta didapati setia berjuang melakukan kehendak Bapa di surga.



Bacaan Alkitab: Pengkhotbah 9:1-6
9:1 Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apa pun yang dihadapinya.
9:2 Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama: baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang takut untuk bersumpah.
9:3 Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusia pun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati.
9:4 Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
9:5 Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.
9:6 Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di ba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.