Selasa, 14 November 2017

Anjing dan Babi dalam Alkitab (23): Melolong seperti Anjing dan Mengelilingi Kota (2)



Rabu, 15 November 2017
Bacaan Alkitab: Mazmur 59:9-18
Pada waktu senja mereka datang kembali, mereka melolong seperti anjing dan mengelilingi kota. (Mzm 59:15)


Anjing dan Babi dalam Alkitab (23): Melolong seperti Anjing dan Mengelilingi Kota (2)


Ayat dalam bacaan renungan kita hari ini masih menyambung dengan ayat-ayat sebelumnya, yaitu tentang bagaimana ada orang-orang jahat yang ingin mencelakakan Daud bahkan mengingini nyawanya. Mereka itulah yang termasuk kelompok anjing-anjing. Di mata mereka, mencelakakan, merampas, bahkan membunuh orang yang tidak bersalah adalah hal yang biasa. Mereka tidak memandang itu sebagai sebuah dosa dan kejahatan. Mereka selalu memandang bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar. Pola pikir mereka sudah menjadi rusak sehingga sudah tidak dapat melihat kebenaran melalui hati nurani mereka.

Oleh karena itu Daud menulis bahwa Tuhan menertawakan mereka bahkan mengolok-olok mereka (ay. 9). Mereka merasa bahwa mereka melakukan apa yang benar, karena mereka menuruti perintah dari raja mereka. Mereka memandang bahwa seorang raja adalah seorang yang telah diurapi Tuhan dan telah disahkan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin mereka. Padahal sebenarnya raja adalah wakil Tuhan. Jika seorang pemimpin tidak hidup benar, maka ia bisa menyimpang dari jalan Tuhan. Dalam hal tersebut, bisa jadi seorang pemimpin memerintahkan hal yang berlawanan dengan firman Tuhan. Seharusnya mereka bisa membedakan mana perintah yang benar dari Tuhan dan mana perintah yang “dibenar-benarkan” oleh si pemimpin seakan-akan itu adalah perintah dari Tuhan.

Daud tahu bahwa ia sedang berada di pihak yang benar. Oleh karena itu menghadapi pergumulan tersebut, ia mau hanya berserah kepada Tuhan yang adalah kekuatannya dan kota bentengnya (ay. 10). Daud percaya bahwa Allah adalah setia, dan Allah akan meninggikan dirinya di atas orang-orang yang memusuhinya (ay. 11). Jika dalam ayat-ayat sebelumnya (yang kita baca pada renungan hari sebelumnya) Daud berkata supaya Tuhan segera menghukum mereka (aspek waktu), maka dalam Daud kemudian berkata supaya Tuhan jangan membunuh mereka, tetapi cukup menghalau dan menjatuhkan mereka (ay. 12). Daud ingin supaya kejatuhan mereka menjadi suatu pembelajaran bagi bangsanya, bahwa orang-orang fasik dan jahat pasti akan menuai apa yang ia tabur.

Ayat-ayat ini masih berbicara dalam konteks yang sama yaitu menjelaskan orang-orang yang masuk dalam kelompok anjing-anjing, yang pada waktu senja mereka datang kembali, melolong dan mengelilingi kota (ay. 15). Dalam renungan hari ini, Daud menjelaskan pula ciri-ciri tambahan selain daripada ciri yang telah kita bahas pada hari sebelumnya, yaitu mereka berdosa dalam perkataan mereka (ay. 13a). Kita tahu bahwa anjing-anjing adalah hewan yang suka menyalak, menggonggong, melolong bahkan menggigit. Semua hal tersebut dilakukan oleh mulut anjing. Oleh karena itu, perhatikan benar-benar perkataan yang keluar dari mulut kita, apakah perkataan kita itu adalah perkataan yang benar atau justru perkataan yang penuh dosa?

Tentu kita sadar bahwa kita sebagai manusia yang masih belum sempurna, terkadang masih suka mengucapkan kata-kata yang sia-sia. Tetapi mungkin kita pernah melihat ada orang-orang yang memang sangat suka mengucapkan perkataan yang tidak membangun, yang mulutnya penuh dosa. Di situ kita harus belajar untuk berubah supaya semakin hari perkataan kita semakin benar dan tidak mencontoh orang-orang jahat yang penuh dosa dalam mulutnya. Salah satu ciri orang yang mulutnya penuh dosa antara lain adalah bahwa mereka suka mengucapkan sumpah serapah dan menceritakan dusta (ay. 13c).

Sumpah serapah merujuk kepada perkataan yang kasar, bukan keras. Memang kita harus berani menyampaikan kebenaran dengan keras, karena kebenaran itu pasti ditentang oleh mereka yang hidup tidak benar. Tetapi penyampaian kebenaran tersebut tidak boleh kasar, misalnya dengan memaki-maki orang lain, dengan menghina orang lain di atas mimbar, atau bahkan menjelek-jelekkan orang lain. Kita harus dapat membedakan manakan perkataan yang keras (karena memang kebenaran tidak enak didengar) dengan perkataan yang kasar (karena tidak suka dengan seseorang sehingga ia menjatuhkan bahkan berusaha merusak reputasi orang lain).

Dusta berbicara tentang perkataan yang tidak dapat dipercaya. Kita paham bahwa satu dusta akan menuntun kepada dusta-dusta yang lain. Orang pada umumnya berdusta karena ia tidak mau disalahkan. Orang pada umumnya berdusta karena ia ingin dipandang benar dan terhormat. Orang-orang yang perkataannya tidak dapat dipegang (karena penuh dusta) juga tidak akan setia dalam perbuatan. Orang yang biasa berbohong, suatu saat nanti juga akan mencuri, kemudian korupsi. Ketika tertangkap basah, ia akan berdusta supaya tidak disalahkan, bahkan menyalahkan orang lain. Orang-orang seperti ini bisa memutarbalikkan fakta demi keuntungan dan “keselamatan” diri sendiri.

Ciri selanjutnya terkait orang-orang yang masu kelompok anjing-anjing adalah mereka senantiasa mengembara untuk mencari makan hingga kenyang. Jika mereka tidak kenyang, maka mereka mengaum (ay. 16). Sekilas ayat ini menunjukkan bahwa salah satu ciri mereka adalah senantiasa makan hingga kenyang. Namun sebenarnya, ini tidak berbicara mengenai nafsu makan, tetapi juga hawa nafsu yang lain, yaitu mencari hal-hal yang dapat menyenangkan dan memuaskan diri sendiri. Dalam hal ini juga termasuk nafsu kekuasaan, nafsu keserakahan, nafsu kekayaan, serta sikap materialisme dan konsumerisme.

Seseorang bisa saja bersikap santun di depan orang, tetapi di belakang ternyata adalah kebalikannya. Seseorang bisa saja terlihat alim di depan orang, tetapi di belakang ternyata ia tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya. Tentu di sini kita membutuhkan hikmat dan tuntunan Roh Kudus. Kita tidak boleh menghakimi mereka, tetapi kita harus berani untuk menilai dan menguji orang-orang di sekitar kita. Jika kita mau hidup benar dan mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan akan singkapkan orang-orang yang terlihat terhormat di depan manusia tetapi ternyata masih menyimpan ambisi dan nafsu untuk memiliki sesuatu.

Ingat bahwa orang-orang seperti ini, ketika mereka belum mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka mereka seperti anjing yang belum kenyang. Mereka akan mengembara dan mengaum hingga mereka kenyang. Mereka tidak akan berhenti mengejar ambisi tersebut hingga memperolehnya, bahkan dengan cara apapun. Selanjutnya, setelah mereka mendapatkannya, akan muncul lagi “kelaparan-kelaparan” selanjutnya sehingga mereka tidak akan pernah bisa puas. Orang-orang seperti ini sejajar dengan ucapan Paulus dalam Perjanjian Baru, yaitu mereka yang menjadikan perut mereka (yaitu kepuasan duniawi) sebagai Tuhan mereka (Flp 3:19). Jangan salah, orang-orang seperti ini sangat mungkin menjadi pelayan-pelayan di gereja, bahkan mungkin adalah para pembicara, karena dengan kata-kata yang manis mereka mengambil keuntungan dari orang-orang yang polos (Rm 16:18).

Tidak salah jika Daud meminta kepada Tuhan untuk untuk menelanjangi kemuniafikan mereka supaya mereka tertangkap dalam kecongkakan mereka sendiri (ay. 13b). Daud bahkan meminta supaya Tuhan menghabisi mereka supaya mereka tidak ada lagi (maksudnya adalah supaya mereka dilemparkan dari kedudukan saat ini), supaya mereka sadar bahwa Allah memerintah atas umat-Nya (ay. 14). Namun demikian Daud tidak bersukacita karena kejatuhan mereka, tetapi ia bersukacita karena Tuhan telah menyertainya dalam pergumulannya, yaitu karena Tuhan telah menjadi kota bentengnya, tempat pelariannya, dan kekuatannya melewati hari-hari hidup yang sulit (ay. 15-16). Memang, menghadapi kelompok orang-orang yang masuk kategori anjing-anjing ini, tidak ada cara lain selain bergantung dan berharap kepada Tuhan sepenuhnya, dan menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sumber sukacita dan kekuatan kita. Di situ kita tidak akan melawan kejahatan dengan kejahatan, tetapi melawan kejahatan dengan kebenaran.
 

 
Bacaan Alkitab: Mazmur 59:9-18
59:9 Tetapi Engkau, TUHAN, menertawakan mereka, Engkau mengolok-olok segala bangsa.
59:10 Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allah adalah kota bentengku.
59:11 Allahku dengan kasih setia-Nya akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
59:12 Janganlah membunuh mereka, supaya bangsaku tidak lupa, halaulah mereka kian ke mari dengan kuasa-Mu, dan jatuhkanlah mereka, ya Tuhan, perisai kami!
59:13 Karena dosa mulut mereka adalah perkataan bibirnya, biarlah mereka tertangkap dalam kecongkakannya. Oleh karena sumpah serapah dan dusta yang mereka ceritakan,
59:14 habisilah mereka dalam geram, habisilah, sehingga mereka tidak ada lagi, supaya mereka sadar bahwa Allah memerintah di antara keturunan Yakub, sampai ke ujung bumi. S e l a
59:15 Pada waktu senja mereka datang kembali, mereka melolong seperti anjing dan mengelilingi kota.
59:16 Mereka mengembara mencari makan; apabila mereka tidak kenyang, maka mereka mengaum.
59:17 Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
59:18 Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allah adalah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.