Rabu, 15 November 2017
Bacaan
Alkitab: Mazmur 59:9-18
Pada waktu senja mereka datang kembali, mereka melolong seperti anjing dan
mengelilingi kota. (Mzm 59:15)
Anjing dan Babi dalam Alkitab (23): Melolong seperti
Anjing dan Mengelilingi Kota (2)
Ayat dalam bacaan renungan kita hari
ini masih menyambung dengan ayat-ayat sebelumnya, yaitu tentang bagaimana ada
orang-orang jahat yang ingin mencelakakan Daud bahkan mengingini nyawanya.
Mereka itulah yang termasuk kelompok anjing-anjing. Di mata mereka,
mencelakakan, merampas, bahkan membunuh orang yang tidak bersalah adalah hal
yang biasa. Mereka tidak memandang itu sebagai sebuah dosa dan kejahatan.
Mereka selalu memandang bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar. Pola pikir
mereka sudah menjadi rusak sehingga sudah tidak dapat melihat kebenaran melalui
hati nurani mereka.
Oleh karena itu Daud menulis bahwa
Tuhan menertawakan mereka bahkan mengolok-olok mereka (ay. 9). Mereka merasa
bahwa mereka melakukan apa yang benar, karena mereka menuruti perintah dari
raja mereka. Mereka memandang bahwa seorang raja adalah seorang yang telah
diurapi Tuhan dan telah disahkan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin mereka.
Padahal sebenarnya raja adalah wakil Tuhan. Jika seorang pemimpin tidak hidup
benar, maka ia bisa menyimpang dari jalan Tuhan. Dalam hal tersebut, bisa jadi
seorang pemimpin memerintahkan hal yang berlawanan dengan firman Tuhan.
Seharusnya mereka bisa membedakan mana perintah yang benar dari Tuhan dan mana
perintah yang “dibenar-benarkan” oleh si pemimpin seakan-akan itu adalah
perintah dari Tuhan.
Daud tahu bahwa ia sedang berada di
pihak yang benar. Oleh karena itu menghadapi pergumulan tersebut, ia mau hanya
berserah kepada Tuhan yang adalah kekuatannya dan kota bentengnya (ay. 10).
Daud percaya bahwa Allah adalah setia, dan Allah akan meninggikan dirinya di
atas orang-orang yang memusuhinya (ay. 11). Jika dalam ayat-ayat sebelumnya (yang
kita baca pada renungan hari sebelumnya) Daud berkata supaya Tuhan segera
menghukum mereka (aspek waktu), maka dalam Daud kemudian berkata supaya Tuhan
jangan membunuh mereka, tetapi cukup menghalau dan menjatuhkan mereka (ay. 12).
Daud ingin supaya kejatuhan mereka menjadi suatu pembelajaran bagi bangsanya,
bahwa orang-orang fasik dan jahat pasti akan menuai apa yang ia tabur.
Ayat-ayat ini masih berbicara dalam
konteks yang sama yaitu menjelaskan orang-orang yang masuk dalam kelompok anjing-anjing,
yang pada waktu senja mereka datang kembali, melolong dan mengelilingi kota
(ay. 15). Dalam renungan hari ini, Daud menjelaskan pula ciri-ciri tambahan
selain daripada ciri yang telah kita bahas pada hari sebelumnya, yaitu mereka
berdosa dalam perkataan mereka (ay. 13a). Kita tahu bahwa anjing-anjing adalah
hewan yang suka menyalak, menggonggong, melolong bahkan menggigit. Semua hal
tersebut dilakukan oleh mulut anjing. Oleh karena itu, perhatikan benar-benar
perkataan yang keluar dari mulut kita, apakah perkataan kita itu adalah perkataan
yang benar atau justru perkataan yang penuh dosa?
Tentu kita sadar bahwa kita sebagai
manusia yang masih belum sempurna, terkadang masih suka mengucapkan kata-kata
yang sia-sia. Tetapi mungkin kita pernah melihat ada orang-orang yang memang
sangat suka mengucapkan perkataan yang tidak membangun, yang mulutnya penuh dosa.
Di situ kita harus belajar untuk berubah supaya semakin hari perkataan kita
semakin benar dan tidak mencontoh orang-orang jahat yang penuh dosa dalam
mulutnya. Salah satu ciri orang yang mulutnya penuh dosa antara lain adalah
bahwa mereka suka mengucapkan sumpah serapah dan menceritakan dusta (ay. 13c).
Sumpah serapah merujuk kepada perkataan
yang kasar, bukan keras. Memang kita harus berani menyampaikan kebenaran dengan
keras, karena kebenaran itu pasti ditentang oleh mereka yang hidup tidak benar.
Tetapi penyampaian kebenaran tersebut tidak boleh kasar, misalnya dengan
memaki-maki orang lain, dengan menghina orang lain di atas mimbar, atau bahkan
menjelek-jelekkan orang lain. Kita harus dapat membedakan manakan perkataan
yang keras (karena memang kebenaran tidak enak didengar) dengan perkataan yang
kasar (karena tidak suka dengan seseorang sehingga ia menjatuhkan bahkan berusaha
merusak reputasi orang lain).
Dusta berbicara tentang perkataan yang
tidak dapat dipercaya. Kita paham bahwa satu dusta akan menuntun kepada
dusta-dusta yang lain. Orang pada umumnya berdusta karena ia tidak mau
disalahkan. Orang pada umumnya berdusta karena ia ingin dipandang benar dan
terhormat. Orang-orang yang perkataannya tidak dapat dipegang (karena penuh
dusta) juga tidak akan setia dalam perbuatan. Orang yang biasa berbohong, suatu
saat nanti juga akan mencuri, kemudian korupsi. Ketika tertangkap basah, ia
akan berdusta supaya tidak disalahkan, bahkan menyalahkan orang lain. Orang-orang
seperti ini bisa memutarbalikkan fakta demi keuntungan dan “keselamatan” diri
sendiri.
Ciri selanjutnya terkait orang-orang
yang masu kelompok anjing-anjing adalah mereka senantiasa mengembara untuk
mencari makan hingga kenyang. Jika mereka tidak kenyang, maka mereka mengaum
(ay. 16). Sekilas ayat ini menunjukkan bahwa salah satu ciri mereka adalah
senantiasa makan hingga kenyang. Namun sebenarnya, ini tidak berbicara mengenai
nafsu makan, tetapi juga hawa nafsu yang lain, yaitu mencari hal-hal yang dapat
menyenangkan dan memuaskan diri sendiri. Dalam hal ini juga termasuk nafsu
kekuasaan, nafsu keserakahan, nafsu kekayaan, serta sikap materialisme dan konsumerisme.
Seseorang bisa saja bersikap santun di
depan orang, tetapi di belakang ternyata adalah kebalikannya. Seseorang bisa
saja terlihat alim di depan orang, tetapi di belakang ternyata ia tidak dapat
mengendalikan hawa nafsunya. Tentu di sini kita membutuhkan hikmat dan tuntunan
Roh Kudus. Kita tidak boleh menghakimi mereka, tetapi kita harus berani untuk
menilai dan menguji orang-orang di sekitar kita. Jika kita mau hidup benar dan
mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan akan singkapkan orang-orang
yang terlihat terhormat di depan manusia tetapi ternyata masih menyimpan ambisi
dan nafsu untuk memiliki sesuatu.
Ingat bahwa orang-orang seperti ini,
ketika mereka belum mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka mereka seperti
anjing yang belum kenyang. Mereka akan mengembara dan mengaum hingga mereka
kenyang. Mereka tidak akan berhenti mengejar ambisi tersebut hingga
memperolehnya, bahkan dengan cara apapun. Selanjutnya, setelah mereka
mendapatkannya, akan muncul lagi “kelaparan-kelaparan” selanjutnya sehingga
mereka tidak akan pernah bisa puas. Orang-orang seperti ini sejajar dengan
ucapan Paulus dalam Perjanjian Baru, yaitu mereka yang menjadikan perut mereka
(yaitu kepuasan duniawi) sebagai Tuhan mereka (Flp 3:19). Jangan salah,
orang-orang seperti ini sangat mungkin menjadi pelayan-pelayan di gereja,
bahkan mungkin adalah para pembicara, karena dengan kata-kata yang manis mereka
mengambil keuntungan dari orang-orang yang polos (Rm 16:18).
Tidak salah jika Daud meminta kepada
Tuhan untuk untuk menelanjangi kemuniafikan mereka supaya mereka tertangkap
dalam kecongkakan mereka sendiri (ay. 13b). Daud bahkan meminta supaya Tuhan
menghabisi mereka supaya mereka tidak ada lagi (maksudnya adalah supaya mereka dilemparkan
dari kedudukan saat ini), supaya mereka sadar bahwa Allah memerintah atas
umat-Nya (ay. 14). Namun demikian Daud tidak bersukacita karena kejatuhan
mereka, tetapi ia bersukacita karena Tuhan telah menyertainya dalam
pergumulannya, yaitu karena Tuhan telah menjadi kota bentengnya, tempat
pelariannya, dan kekuatannya melewati hari-hari hidup yang sulit (ay. 15-16).
Memang, menghadapi kelompok orang-orang yang masuk kategori anjing-anjing ini,
tidak ada cara lain selain bergantung dan berharap kepada Tuhan sepenuhnya, dan
menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sumber sukacita dan kekuatan kita. Di
situ kita tidak akan melawan kejahatan dengan kejahatan, tetapi melawan
kejahatan dengan kebenaran.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 59:9-18
59:9 Tetapi Engkau, TUHAN, menertawakan mereka, Engkau mengolok-olok segala
bangsa.
59:10 Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allah adalah kota
bentengku.
59:11 Allahku dengan kasih setia-Nya akan menyongsong aku; Allah akan
membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
59:12 Janganlah membunuh mereka, supaya bangsaku tidak lupa, halaulah
mereka kian ke mari dengan kuasa-Mu, dan jatuhkanlah mereka, ya Tuhan, perisai
kami!
59:13 Karena dosa mulut mereka adalah perkataan bibirnya, biarlah mereka
tertangkap dalam kecongkakannya. Oleh karena sumpah serapah dan dusta yang
mereka ceritakan,
59:14 habisilah mereka dalam geram, habisilah, sehingga mereka tidak ada
lagi, supaya mereka sadar bahwa Allah memerintah di antara keturunan Yakub,
sampai ke ujung bumi. S e l a
59:15 Pada waktu senja mereka datang kembali, mereka melolong seperti
anjing dan mengelilingi kota.
59:16 Mereka mengembara mencari makan; apabila mereka tidak kenyang, maka
mereka mengaum.
59:17 Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau
bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota
bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
59:18 Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allah adalah kota
bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.