Senin, 19 September 2011

Belajar dari Teladan Daud ketika Masih Muda

Rabu, 14 September 2011

Bacaan Alkitab: 1 Samuel 17:12-15

“Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.” (1 Sam 17:15)

Belajar dari Teladan Daud ketika Masih Muda

Siapa yang tidak kenal Daud? Ia adalah raja Israel yang luar biasa, ia membawa bangsa Israel menjadi bangsa yang besar dan ditakuti lawan-lawannya, bahkan ia juga menulis banyak mazmur. Bahkan dalam ayat pertama di perjanjian baru, Yesus Kristus pun disebut sebagai Anak Daud untuk menunjukkan betapa Daud adalah sosok yang sangat penting dalam Alkitab (Mat 1:1).

Ketika kita belajar tentang kisah Daud, sesungguhnya ia adalah orang yang biasa, sampai ada suatu peristiwa yang mengubah kehidupannya, dan membawanya naik ke level yang lebih tinggi. Peristiwa itu adalah pertempurannya dengan Goliat, dimana Daud berhasil membunuh Goliat dengan mengandalkan Tuhan. Sejak itulah karier Daud melejit bahkan ia akhirnya menjadi raja atas bangsa Israel. Namun demikian sesungguhnya sejak kecil, Tuhan telah mempersiapkan Daud menjadi raja, dan hal itulah yang akan kita pelajari dalam bacaan kita hari ini.

Daud adalah keturunan ketiga dari Boas, seseorang yang dikatakan Alkitab sebagai seorang yang kaya raya (Rut 2:1, 4:18-22). Sebelum pertempuran dengan Goliat, dikatakan bahwa Daud telah diurapi Samuel untuk menjadi raja atas bangsa Israel (1 Sam 16:13), bahkan selain itu Saul sendiri telah mengangkat Daud sebagai pelayannya, pemain musik di istana, bahkan sebagai pembawa senjata Saul (1 Sam 16:21-23). Dengan kata lain, saat itu posisi Daud adalah sudah sangat tinggi. Ia keturunan dari seorang yang kaya-raya, ia pun telah diangkat menjadi pelayan dan pengawal pribadi raja Israel, bahkan ia tahu bahwa nanti ia akan menjadi raja Israel menggantikan Saul. Tapi anehnya, Daud tetap tidak sombong dan sebagai pelayan seorang raja dan bahkan sebagai calon raja Israel, ia tetap pulang ke tempat ayahnya. Untuk apa? Untuk menggembalakan domba milik ayahnya. Hah? Bagaimana mungkin seseorang yang akan menjadi raja masih mau mengerjakan pekerjaannya yaitu menjadi seorang gembala?. Bayangkan jika tiba-tiba ada seorang nabi yang mengatakan kepada kita bahwa kita akan menjadi Presiden Indonesia di tahun 2014. Apakah yang akan kita lakukan? Apakah kita akan mampu bersikap seperti Daud bersikap?

Itulah hebatnya Daud. Walaupun ia telah diurapi Samuel untuk menjadi raja atas bangsa Israel, namun Daud tetap melaksanakan pekerjaannya menggembalakan domba-domba milik ayahnya. Mungkin kita berpikir, ah, sebagai buyut dari seorang yang kaya raya, pastilah dombanya banyak. Namun ayat 28 mengatakan bahwa domba-domba yang digembalakan Daud hanyalah “dua tiga ekor”. Bayangkan, Daud mau tetap pulang untuk menggembalakan tiga ekor domba. Luar biasa sikap Daud. Ia tidak sombong, namun tetap mau mengerjakan tugasnya hingga saatnya nanti ia akan menjadi raja. Dan jika kita membaca kisah Daud di ayat-ayat selanjutnya, ia akhirnya menjadi raja yang bijaksana, yang mampu mengayomi seluruh rakyatnya. Hal itu tentu tidak terjadi dengan begitu saja, tetapi karena sejak kecil, Daud telah belajar tentang kesetiaan untuk menggembalakan domba-dombanya yang hanya beberapa ekor itu, bahkan berani melawan singa dan beruang yang mengancam kawanan dombanya (ay. 34-35).

Daud telah berhasil setia dalam hal-hal kecil, sehingga Tuhan pun akhirnya mempercayakan hal-hal yang lebih besar kepada Daud, hingga Daud menjadi raja atas bangsa Israel. Bagaimanakah dengan kita? Sudahkah kita setia dalam mengerjakan hal-hal yang kita anggap kecil? Apakah kita masih bersungut-sungut ketika membantu membereskan kursi untuk ibadah di gereja? Apakah kita masih bersungut-sungut ketika dalam membina anggota kelompok kecil kita yang hanya beberapa orang? Ingatlah, “barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Luk 16:10)

Bacaan Alkitab: 1 Samuel 17:12-15

17:12 Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya.

17:13 Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama.

17:14 Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul.

17:15 Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.