Selasa, 27 September 2011

Kelimpahan dalam Musim Kekeringan

Jumat, 23 September 2011

Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja 17:7-16

“Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.” (1 Raj 17:16)

Kelimpahan dalam Musim Kekeringan

Ketika beberapa hari yang lalu saya bepergian ke daerah Solo dengan menggunakan kereta api, saya melihat pemandangan yang cukup menyedihkan. Selama ini saya terbiasa melihat hamparan sawah hijau sepanjang rel kereta api yang saya lalui. Tetapi pada perjalanan saya kali ini, suasana seperti itu sangat jarang saya temui. Hampir semua sawah dalam keadaan kering, bahkan saluran-saluran yang irigasi yang biasanya digunakan untuk mengairi sawah-sawah pun kering, hingga saya dapat melihat dasar dari saluran-saluran irigasi tersebut.

Pengalaman tersebut mengingatkan saya pada salah satu peristiwa kekeringan yang dicatat dalam Alkitab. Dalam ayat-ayat sebelumnya, dikatakan bahwa Tuhan mendatangkan hukuman terhadap bangsa Israel dengan cara tidak memberikan hujan sebagai hukuman atas dosa-dosa bangsa Israel, khususnya Ahab sebagai raja (1 Raj 16:29 – 17:1). Bahkan jika kita baca ayat-ayat selanjutnya, dikatakan bahwa hujan baru turun setelah tahun ketiga. Bayangkan, tiga tahun tanpa hujan, betapa keringnya kondisi tanah di Israel saat itu. Bahkan Elia yang sebelumnya bersembunyi di tepi sungai Kerit pun akhirnya harus pindah karena sungai tersebut juga telah menjadi kering (ay. 7).

Perintah Tuhan kepada Elia cukup unik, Tuhan tidak menyuruh Elia untuk pergi ke rumah orang kaya agar Elia bisa hidup berkecukupan, tetapi justru menggunakan seorang janda untuk memberi Elia makan (ay. 8). Sering kali dalam hidup kita, seakan-akan Tuhan meminta kita melakukan hal yang tak masuk akal. Seperti contoh yang dialami Elia, bagaimana Elia benar-benar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, bahkan ketika Tuhan mengatakan bahwa ia akan diberi makan oleh seorang janda. Bayangkan dalam masa kekeringan tiga tahun tanpa hujan, bagaimana seorang janda dapat memberi makan Elia?

Tetapi di sinilah ketaatan Elia diuji. Ia tetap taat terhadap perintah Tuhan. Ketika Elia melihat janda yang dimaksud tersebut, Elia langsung meminta air dan roti kepada janda itu (ay. 10-11). Elia saat itu tidak tahu bahwa tepung dan minyak yang dimiliki oleh janda tersebut mungkin adalah makanan terakhir yang akan dimakan oleh janda tersebut (ay. 12). Ketika janda tersebut mengutarakan kondisinya kepada Elia, Elia menyatakan bahwa jika janda itu mengikuti apa yang Elia perintahkan (yang juga merupakan perintah Tuhan), niscaya tepung dan minyak yang dimiliki janda tersebut tidak akan pernah habis (ay. 13-14). Untungnya janda tersebut taat kepada suara Tuhan, dan akhirnya mujizat terjadi. Dalam masa kekeringan yang hebat sekalipun, janda tersebut selalu memiliki tepung dan minyak dalam buli-bulinya (ay. 15-16)

Dalam hal ini, mujizat tersebut terjadi hanya karena Elia dan janda tersebut mau taat kepada suara Tuhan. Elia mau taat untuk pergi ke Sarfat dan meminta makan kepada janda tersebut. Di sisi yang lain, janda tersebut juga mau mendengarkan apa yang dikatakan Elia sebagai nabi Tuhan, dan mau taat melakukannya. Bayangkan jika Elia tidak mau taat kepada Tuhan dan tidak meminta makan kepada janda tersebut, mungkin saja Tuhan masih dapat menggunakan cara lain dan memberi makan Elia, tetapi janda dan anaknya tersebut akan mati kelaparan. Begitu juga jika janda tersebut tidak mau memberi makan kepada Elia, pasti akhirnya akan sama, yaitu mati. Tapi syukurlah karena dalam kisah yang kita baca hari ini, kedua pihak mau taat kepada suara Tuhan, dan akhirnya mujizat pun terjadi.

Kisah kali ini menunjukkan bahwa dalam masa-masa kekeringan atau krisis yang kita alami, mujizat terjadi jika dan hanya jika kita mau tunduk dan taat melakukan perintah-perintah Tuhan. Mungkin apa yang Tuhan perintahkan sepertinya tidak masuk akal bagi kita. Mungkin di kala kondisi keuangan kita sedang defisit, Tuhan justru menantang anda untuk memberi lebih banyak bagi pelayanan. Apa yang anda lakukan? Ketika anda tidak melakukan apa yang Tuhan ingin anda lakukan, mungkin anda tidak akan mengalami mujizat keuangan dalam hidup anda. Tetapi ketika anda berani memberi yang terbaik bahkan dalam kondisi krisis anda, niscaya mujizat pasti akan terjadi, sama seperti janda yang mau memberikan miliknya yang paling berharga kepada hambaNya Elia dan kemudian mengalami berkat Tuhan yang melimpah bahkan dalam masa kekeringan yang paling parah sekalipun. Ingatlah Firman Tuhan dalam Matius 6:33 yang berbunyi “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Maukah kita melakukannya?

Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja 17:7-16

17:7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.

17:8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:

17:9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."

17:10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."

17:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."

17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."

17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.

17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."

17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.