Senin, 19 September 2011

Mengandalkan Tuhan dalam Perencanaan

Jumat, 16 September 2011

Bacaan Alkitab: Yakobus 4:13-17

“Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."” (Yak 4:15)

Mengandalkan Tuhan dalam Perencanaan

Siapa di antara kita yang tidak pernah punya rencana dalam hidupnya? Saya yakin semua pasti memiliki rencana dalam hidupnya. Dulu ketika lulus kuliah, kita pasti memiliki rencana untuk bekerja. Setelah bekerja, pasti ada rencana untuk memiliki rumah, motor, mobil, liburan, dan sebagainya. Setelah itu pasti memiliki rencana untuk menikah, punya anak, dan seterusnya. Semua orang punya rencana, bahkan orang jahat pun pasti punya rencana walaupun rencana mereka adalah rencana untuk berbuat kejahatan.

Judul perikop Firman Tuhan yang kita baca hari ini dalam Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) adalah “Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan”. Berapa banyak di antara kita berlaku seperti apa yang digambarkan dalam ayat 1: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”? Bukankah kita sering memiliki rencana seperti itu? “Tahun ini saya akan membuka usaha ini dan itu”, atau “Tahun depan saya akan jalan-jalan ke negara ini dan itu”, atau “Dua tahun lagi saya akan menikah dengan si anu dan akan bulan madu ke sana”. Tidak ada yang salah memiliki rencana seperti itu. Bahkan saya pun sebagai seseorang yang dulu pernah bekerja di bidang perencanaan produksi, setiap hari saya harus membuat rencana produksi harian dan mengusahakannya untuk tercapai.

Ya, tidak ada yang salah dengan perencanaan. Yesus sendiri mengatakan bahwa “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.” (Luk 14:28-30). Segala sesuatu perlu rencana, bahkan dalam pekerjaan Tuhan pun perlu perencanaan yang matang. Namun yang perlu kita perhatikan di sini apakah rencana yang kita buat itu sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak.

Yakobus mengatakan bahwa seseorang dapat memiliki rencana dalam kehidupannya, namun sesungguhnya rencana yang terbaik itu adalah rencana Tuhan. Segala rencana menjadi sia-sia ketika kita tidak melibatkan Tuhan dalam rencana kita. Oleh karena itu sudah seharusnyalah kita berkata “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu”. Kita boleh saja memiliki rencana yang luar biasa, tapi kembali lagi, serahkanlah rencana kita itu ke dalam tangan Tuhan, dan berdoalah “Jika Tuhan menghendaki, saya akan melakukan rencana saya yaitu ini dan itu”. Ketika kita tidak melibatkan Tuhan dalam rencana kita, sesungguhnya kita telah bersikap congkak dan sombong (ay. 16). Bukankah hidup kita hanya sebentar saja? Jika dibanding dengan kekekalan, hidup kita di dunia ini hanya sebentar, bahkan Yakobus mengibaratkan hidup kita di dunia ini sebagai uap yang hanya kelihatan sebentar lalu langsung lenyap. (ay. 14).

Yang harus kita sadari adalah bahwa rencana kita mungkin adalah yang terbaik menurut kita, namun belum tentu terbaik menurut Tuhan. Tapi satu hal yang pasti, adalah bahwa rencana Tuhan itu pasti adalah rencana yang terbaik bagi kita. Ketika kita menyerahkan rencana kita kepada Tuhan, mungkin saja Tuhan tidak berkenan atas semua perencanaan kita, tapi ketahuilah, Tuhan sedang membuat rencana yang indah bagi kita, yaitu rencana damai sejahtera dan bukan rencana kecelakaan, dan memberikan hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11).

Rencana Tuhan mungkin akan membawa kita keluar dari zona nyaman kita. Rencana Tuhan mungkin akan membuat kita harus berkorban banyak, tapi saya yakin bahwa rencana Tuhan itu selalu memiliki akhir yang indah. Mungkin saat ini kita tidak mengerti apa rencana Tuhan, tetapi pada saatnya nanti kita akan mengerti. Mari kita sama-sama belajar dari Tuhan Yesus, yang berkata kepada Bapa “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Bacaan Alkitab: Yakobus 4:13-17

4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",

4:14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

4:16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.

4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.