Senin, 19 September 2011

Memberi yang Terbaik untuk Tuhan

Selasa, 13 September 2011

Bacaan Alkitab: Maleakhi 1:6-14

“Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.” (Mal 1:14)

Memberi yang Terbaik untuk Tuhan

Bacaan Alkitab kita hari ini menyatakan bahwa Tuhan murka kepada bangsa Israel. Ya, dalam Alkitab memang dikatakan bahwa bangsa Israel merupakan bangsa pilihan Tuhan, tapi dalam Alkitab juga dikatakan bahwa Tuhan berkali-kali murka kepada bangsa Israel dengan berbagai alasan. Namun dalam bacaan kali ini ada yang unik, yaitu Tuhan murka kepada bangsa Israel karena mereka mencoba untuk mencemarkan korban-korban yang seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan.

Dalam ayat 8 dikatakan bahwa bangsa Israel membawa korban kepada Tuhan berupa hewan untuk disembelih, tetapi hewan yang dibawa itu adalah hewan yang cacat, hewan yang buta, bahkan hewan yang timpang. Jadi yang buruk adalah untuk Tuhan, sementara yang baik mereka simpan sendiri. Hal itu merupakan tindakan yang tidak menghormati Tuhan (ay. 6). Tuhan bahkan mengibaratkan jika hewan-hewan yang cacat tersebut disampaikan kepada bupati (pemimpin bangsa Israel), pasti bupati itu tidak berkenan terhadap hewan itu (ay. 8b). Saya jadi berpikir, kalau manusia saja tidak berkenan terhadap hewan tersebut (mungkin karena cacatnya sudah kelewatan), apalagi Tuhan? Hal itu sungguh membuat Tuhan murka dan marah.

Saya menangkap bahwa kemarahan Tuhan bukan karena sedikitnya kuantitas hewan yang dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi karena kualitas hewan yang dipersembahkan itu jauh di bawah apa yang Tuhan inginkan. Ingatkah tentang persembahan seorang janda (Mrk 12:41-44)? Yesus mengatakan bahwa janda miskin yang memasukkan sedikit uang itu justru memberi lebih banyak daripada orang lainnya, karena janda miskin tersebut memberi dari apa yang dimilikinya, bahkan dari seluruh nafkahnya. Tuhan melihat kualitas persembahan kita.

Adakah kita telah memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan? Salah contoh paling gampang adalah melihat diri kita sendiri, jika ada dua lembar uang dengan nominal yang sama dalam dompet kita, yang satu masih baru, dan yang satu sudah kumal, manakah yang akan kita masukkan dalam kantong kolekte kita? Yang baru kah, atau yang sudah kumal? Ketika ada rencana untuk membangun gedung gereja, dan kita menyumbang bahan bangunan, bahan seperti apakah yang akan kita berikan untuk pembangunan gereja itu? Yang terbaik kah, atau yang murahan? Dan persembahan kita kepada Tuhan bukan dalam hal materi saja, tetapi juga terkait waktu untuk Tuhan. Sudahkah kita memberikan waktu yang terbaik untuk Tuhan? Sudahkah kita menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan? Jika jam masuk kantor kita adalah jam 7.00, bukankah kita sudah ada di kantor sebelum jam masuk tersebut? Bagaimanakah dengan jam ibadah di gereja kita masing-masing? Jika ada ibadah jam 9.00, apakah kita sudah tiba di gereja jam 8.30, atau justru jam 9.30? Bukankah seharusnya jika kita rela datang lebih pagi ke kantor, demikian juga kita harus datang lebih pagi juga ke gereja? Biarlah kita intropeksi diri kita masing-masing, apakah selama ini kita sudah memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Jangan sampai Tuhan menganggap kita sebagai seorang penipu karena kita memberikan yang buruk kepada Tuhan, padahal kita mampu memberikan yang terbaik kepada Tuhan (ay. 14). Ingat, kita memberi yang terbaik kepada Tuhan bukan karena kita ingin Tuhan untuk memberikan yang terbaik kepada kita, tetapi kita memberi yang terbaik kepada Tuhan karena Tuhan sudah memberikan yang terbaik kepada kita.

Bacaan Alkitab: Maleakhi 1:6-14

1:6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"

1:7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"

1:8 Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.

1:9 Maka sekarang: "Cobalah melunakkan hati Allah, supaya Ia mengasihani kita!" Oleh tangan kamulah terjadi hal itu, masakan Ia akan menyambut salah seorang dari padamu dengan baik? firman TUHAN semesta alam.

1:10 Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman TUHAN semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu.

1:11 Sebab dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam.

1:12 Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: "Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!"

1:13 Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman TUHAN.

1:14 Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.