Selasa, 30 Agustus 2016

Mata yang Baik atau Jahat



Rabu, 31 Agustus 2016
Bacaan Alkitab: Lukas 11:34
Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. (Luk 11:34)


Mata yang Baik atau Jahat


Saya pernah membaca suatu tulisan/quote yang berbunyi demikian:

Mata bila dibalut cinta, ia buta terhadap nista
Mata bila diliput benci, ia hanya melihat yang keji

Kalimat di atas memang bukan tulisan Alkitab, bahkan setahu saya kalimat tersebut ditulis oleh orang non Kristen. Namun saya sangat setuju bahwa mata kita sangat menentukan sikap hidup kita. Tidak hanya mata secara jasmani yang kita gunakan untuk melihat apa yang ada di depan kita, tetapi juga mata secara rohani yang kita gunakan untuk melihat dalam iman.

Apa yang kita lihat akan menentukan respon dan tindakan kita selanjutnya. Jika kita berjalan dan di depan kita melihat ada jurang, maka dari apa yang kita lihat tersebut kita akan berhenti sebagai respon atau tindakan kita. Sehingga tidak dapat disangkal bahwa apa yang dilihat oleh mata kita akan sangat menentukan sikap hati dan arah kehidupan kita.

Alkitab berkata bahwa mata adalah pelita tubuh kita (ay. 34). Jika mata kita baik, maka tubuh kita terang (artinya kita bisa melihat apa yang ada di depan kita). Jika mata kita tidak baik (jahat), maka tubuh kita pun menjadi gelap, karena kita tidak bisa melihat apa yang ada di depan kita. Oleh karena itu, kita perlu memperkarakan dengan sungguh-sungguh bagaimana kondisi mata kita. Apakah selama ini mata kita baik atau jahat. Apakah selama ini mata kita terang atau gelap. Bahkan kita pun harus berusaha agar mata yang sudah terang ini pun tidak menjadi gelap (ay. 35).

Oleh karena itu bagian kita adalah menjaga mata kita supaya tetap terang, supaya tubuh kita tetap terang dan tidak ada bagian yang gelap (ay. 36). Jika seluruh tubuh kita adalah terang, maka kita tidak akan lagi hidup dalam kegelapan dan kita justru dapat menerangi orang lain dengan terang kita.

Dalam konteks rohani, mata ini berbicara tentang sudut pandang dan pola pikir kita. Kita melihat secara rohani melalui iman kita, yaitu melihat apa yang tidak kelihatan (Ibr 11:1). Selanjutnya, iman kita timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (Rm 10:17). Jadi kuantitas dan kualitas Firman Tuhanlah yang menentukan apakah mata rohani kita baik atau tidak baik (jahat). Semakin banyak kita membaca Firman Tuhan (secara kuantitas) dan juga menggali Firman Tuhan dengan dalam (secara kualitas), maka mata kita akan menjadi baik pula.

Seperti kalimat di atas, mata bila diliput cinta (dalam hal ini cinta yang salah yaitu cinta duniawi atau nafsu), maka seseorang bisa menjadi buta terhadap hal-hal yang nista. Ia hanya akan melihat hal yang baik dan buta terhadap hal-hal yang jahat. Jika ia mencintai orang yang tepat memang tidak terlalu masalah, tetapi bila ternyata ia sedang dijebak oleh orang yang jahat, yang mengandalkan “cinta semu” alias nafsu seksual semata, maka sesungguhnya ia sedang berjalan menuju kebinasaan karena tidak dapat melihat apalagi membaca rencana jahat yang sedang menimpanya. Di matanya, semua baik dan indah, padahal di belakangnya ada kejahatan dan kenistaan.

Sebaliknya, mata bila diliput benci maka ia hanya akan melihat yang keji. Dalam hal ini ibarat seseorang yang sudah benci dahulu kepada orang lain, tidak mau menerima masukan dan saran yang membangun. Orang seperti ini akan menjadi orang yang sombong yang semakin tertutup padahal sesungguhnya ia sedang berjalan ke arah yang salah. Ia menganggap semua orang yang tidak sepaham dengannya adalah orang-orang yang keji, orang-orang yang berusaha mengkudetanya, orang-orang yang sedang menyusun rekayasa, dan lain sebagainya. Padahal mungkin saja orang di sekitarnya sedang berusaha menolong, namun karena matanya sudah terlanjur benci, maka hanya hal yang keji yang dilihatnya.

Menjadi pertanyaan bagi kita semua, apakah mata kita baik atau jahat. Orang yang matanya baik ketika membaca renungan ini akan merasa diingatkan supaya menjaga matanya tetap baik. Namun orang yang matanya sudah jahat ketika membaca renungan ini akan merasa saya menghakiminya, akan merasa dirinya yang paling benar, sehingga sudah tidak merasa membutuhkan pertobatan. Sangat disayangkan, padahal orang seperti itulah yang harusnya sadar bahwa ia harus mengubah mata yang jahat sehingga menjadi mata yang baik. Betapa bahayanya jika orang seperti itu adalah seorang hamba Tuhan, seorang pendeta, apalagi seorang gembala jemaat/gembala sidang.


Bacaan Alkitab: Lukas 11:341-36
11:34 Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.
11:35 Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.
11:36 Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.