Jumat, 26 Agustus 2016
Bacaan
Alkitab: Lukas 20:20-26
Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh
kepada-Nya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat
menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan
kuasa wali negeri. (Luk 20:20)
Pertanyaan yang Licik
Suka atau tidak suka, di dunia ini kita
akan menghadapi banyak orang yang bersikap tidak tulus kepada kita. Dalam
bahasa yang lebih sederhana, mereka adalah orang-orang yang licik. Kita memang
harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Mat 10:16). Tetapi jika
kita hanya tulus tanpa memiliki kecerdikan, maka kita akan menjadi orang yang
lugu, yang mudah diperdaya orang lain. Di sisi lain, jika kita hanya cerdik
tanpa ketulusan, maka kita akan menjadi orang yang licik, yang penuh dengan
tipu daya dan muslihat bagi keuntungan atau kepentingan diri kita sendiri.
Dalam Perjanjian Baru, kita melihat
orang-orang yang licik, yaitu para ahli Taurat, orang Farisi dan para imam.
Mereka adalah orang-orang yang tidak suka dengan keberadaan Tuhan Yesus
Kristus, yang mereka anggap sebagai ancaman serius. Mereka pun mencoba menjebak
atau menjerat Tuhan Yesus dengan mata-mata yang diutus untuk mengajukan
pertanyaan yang licik (ay. 20). Dari pertanyaan yang diajukan kepada Tuhan
Yesus, jelas bahwa prolog (kalimat pembuka) pertanyaan tersebut seakan-akan
menyanjung Tuhan Yesus (ay. 21), tetapi justru inti pertanyaannya sangat menjebak
yaitu “Apakah boleh membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” (ay. 22).
Ini adalah pertanyaan yang sangat menjebak.
Tentu pertanyaan ini sudah dipertimbangkan dengan sangat matang oleh para imam,
ahli Taurat, dan orang Farisi. Mereka berpikir bahwa sudah ada tidak ada
jawaban yang dapat diutarakan oleh Tuhan Yesus. Akan tetapi, Tuhan Yesus
mengetahui maksud mereka yang licik itu (ay. 23). Tuhan Yesus dapat membaca isi
hati mereka, dan memberikan jawaban yang luar biasa, “berikanlah kepada Kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah!" (ay. 24-25). Jawaban tersebut sangatlah luar biasa.
Alih-alih menjawab “ya” atau “tidak”, Tuhan Yesus menyampaikan esensi dari
memberi, yaitu memberi kepada yang berhak. Dalam hal ini memberi pajak kepada
yang berhak (Kaisar) dan memberi segala sesuatunya (segenap hidup) kepada Allah.
Jawaban tersebut membuat para imam,
ahli Taurat, dan orang Farisi terdiam. Mereka sadar bahwa kelicikan mereka
tidak ada artinya di hadapan Tuhan Yesus (ay. 26). Dalam hal ini, Tuhan Yesus
sudah memberi teladan, yaitu mungkin saja suatu saat nanti kita dihadapkan pada
kondisi yang sama atau mirip. Akan tetapi, kita pun harus siap menghadapinya
dengan meminta hikmat Tuhan. Kita harus lebih cerdik dari orang-orang licik
tersebut, dengan menekankan pula pada sikap tulus yang harus kita miliki. Ingat
bahwa Roh Kudus akan menuntun kita dalam kebenaran dan akan memampukan kita
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepada kita, bahkan pertanyaan yang
licik sekalipun (Mrk 13:11). Jika kita mampu untuk bertahan, maka kita pun akan
memperoleh hidup kita, yaitu hidup dalam kekekalan bersama-sama dengan Tuhan
kita (Luk 21:19).
Bacaan
Alkitab: Lukas 20:20-26
20:20 Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka
menyuruh kepada-Nya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya
mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada
wewenang dan kuasa wali negeri.
20:21 Orang-orang itu mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: "Guru,
kami tahu, bahwa segala perkataan dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak
mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah.
20:22 Apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?"
20:23 Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka yang licik itu, lalu berkata
kepada mereka:
20:24 "Tunjukkanlah kepada-Ku suatu dinar; gambar dan tulisan siapakah
ada padanya?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
20:25 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah!"
20:26 Dan mereka tidak dapat menjerat Dia dalam perkataan-Nya di depan
orang banyak. Mereka heran akan jawab-Nya itu dan mereka diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.