Rabu, 17 Agustus 2016
Bacaan
Alkitab: 1 Petrus 4:1-5
Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap
sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati. (1 Ptr 4:5)
Memberikan Pertanggungjawaban kepada Tuhan
Jika renungan sebelumnya berbicara
tentang memberikan pertanggungjawaban kepada orang lain, maka ada hal yang
lebih penting lagi yaitu memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan. Dasar dari
hal ini adalah bahwa Tuhan Yesus Kristus sudah melaksanakan tanggung jawab-Nya
di dunia ini (ay. 1). Oleh karena Tuhan Yesus Kristus sudah melaksanakan
tanggung jawab-Nya, maka Ia kemudian berhak untuk menuntut pertanggungjawaban dari
semua manusia (ay. 5).
Pertanggungjawaban yang dimaksud adalah
pertanggungjawaban apakah hidup kita lebih memilih kehendak manusia atau
kehendak Allah (ay. 2). Ingatlah bahwa pada hari terakhir (hari penghakiman),
kita akan dinilai atau dihakimi berdasarkan apakah kita melakukan kehendak
Allah atau tidak (Mat 7:21-23). Walaupun bacaan Alkitab kita hari ini tidak
berbicara atau menjelaskan mengenai kehendak Allah, namun ayat 3 menjelaskan
tentang apa yang termasuk daam keinginan/kehendak manusia, yaitu: rupa-rupa
hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan
berhala yang terlarang. Singkatnya, dengan menggunakan logika sederhana,
hal-hal tersebut harus kita jauhkan dari hidup kita apabila kita ingin hidup
menurut kehendak Allah.
Sebagian dari kita mungkin sudah pernah
melakukan hal-hal seperti itu di masa lalu (pada masa kebodohan kita). Namun demikian,
sudah sepatutnya kita bertobat dan meninggalkan segala dosa dan hal-hal yang
bukan merupakan kehendak Allah. Jika dulu hidup kita masih merupakan hidup di
dalam kejahatan, maka sekarang setelah mengenal kebenaran, kita harus hidup
meninggalkan kejahatan (ay. 4).
Konsekuensi dari meninggalkan kejahatan
maka sangat mungkin ada orang-orang yang memfitnah kita, khususnya mereka yang
tahu bagaimana kehidupan kita di masa lalu. Namun demikian, sudah sepatutnya
kita berjuang untuk bertahan dalam kebenaran, terlebih jika kita sudah mengerti
tentang kebenaran. Itulah pertandingan iman yang benar, yaitu berjuang menjaga
dan mempertahankan iman sampai garis akhir. Pada akhirnya, semua orang pun
wajib mempertanggungjawabkan hidup masing-masing di hadapan Tuhan (ay. 5).
Mereka yang dahulu memfitnah kita pun harus mempertanggungjawabkan perkataan
dan perbuatannya di hadapan Tuhan, apapun agama maupun kepercayaan mereka. Di
sisi lain, kita pun juga akan mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan
Tuhan tanpa kecuali.
Dengan demikian akan muncul pertanyaan
mengenai apakah hubungan pertanggungjawaban kepada orang lain dan juga
pertanggungjawaban kepada Tuhan? Tentu saja ada hubungan yang jelas antara
kedua hal tersebut. Jika kita mampu memberikan pertanggungjawaban dengan benar
kepada orang yang meminta pertanggungjawaban dari kita, maka kita akan
dipandang setia sesuai bagian kita. Ingat bahwa yang diberi banyak pun dituntut
banyak, sehingga pertanggungjawaban kita kepada orang lain akan dinilai
berdasarkan banyaknya kebenaran yang kita miliki. Dalam hal ini seorang pendeta
atau rohaniawan akan lebih dituntut banyak oleh Tuhan karena sudah lebih
mengerti kebenaran dan sudah berani menyampaikan kebenaran kepada orang lailn. Inilah
inti pertanggungjawaban kita di hadapan Tuhan.
Tentu saja jika kita tidak memberikan
pertanggungjawaban yang proporsional kepada orang lain yang memintanya, apalagi
bersikap defensif dan juga arogan, menganggap diri paling benar dan suci, anti
menerima kritik dan masukan, tentu hal ini dapat membuat orang tersebut menjadi
kecewa kepada kita dan juga kecewa kepada Tuhan (karena kita sebagai orang
Kristen adalah representasi Tuhan di dunia ini). Kekecewaan tersebut dapat
membuat orang tidak mau lagi datang ke gereja, atau tidak percaya lagi kepada
Tuhan, yang pada akhirnya akan membuat orang tersebut terhilang. Hal ini nanti
pun akan menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban kita di hadapan Tuhan.
Ingat bahwa di hari penghakiman nanti, Tuhan tidak akan bertanya kepada para
pendeta atau rohaniawan “Berapa banyak jemaatmu di dunia ini?” tetapi akan
bertanya “Berapa banyak domba yang Kupercayakan kepadamu telah kau jaga? Berapa
banyak domba yang hilang karena perkataan dan sikap perbuatanmu?”. Sanggupkah
kita menjawab pertanyaan Tuhan pada hari itu?
Bacaan
Alkitab: 1 Petrus 4:1-5
4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus
juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa
telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,
4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
4:3 Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak
orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa
nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan
berhala yang terlarang.
4:4 Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri
bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka
memfitnah kamu.
4:5 Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah
siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.