Selasa, 23 Agustus 2016

Mengapa Salomo Bisa Beristri Banyak?



Minggu, 28 Agustus 2016
Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja 11:1-3
Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. (1 Raj 11:3)


Mengapa Salomo Bisa Beristri Banyak?


Jika dilihat dari sudut pandang manusia pada umumnya, Raja Salomo adalah seorang raja yang luar biasa hebat. Banyak orang yang terkagum-kagum akan kemegahan dan kemuliaan Raja Salomo. Tidak hanya dari segi harta kekayaan saja, namun dari sisi yang lain pun saya rasa banyak orang yang akan iri terhadap Raja Salomo. Ya, bagaimana tidak, Raja Salomo dikatakan mempunyai 700 orang istri dan 300 orang gundik (ay. 3a). Orang-orang yang pikirannya masih duniawi tentu akan membayangkan betapa bahagianya beristri banyak.

Dalam hal ini, kita akan mencoba menganalisa mengapa Salomo bisa sampai mempunyai banyak isteri, jauh lebih banyak daripada raja-raja lain (termasuk Raja Daud, ayahnya). Hal ini penting supaya kita tidak sampai jatuh kepada kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh Raja Salomo.

Pertama, Raja Salomo adalah raja yang sangat kaya, berkuasa, dan pandai. Ketiga hal tersebut adalah hal yang umum dicari oleh para wanita, sehingga hal ini tentu membuat semua wanita bisa jatuh cinta kepada Raja Salomo. Oleh karena itu, memang orang-orang (khususnya pria) yang secara ekonomi sudah mapan, sudah memiliki jabatan tinggi, apalagi pandai (dalam hal ini bisa benar-benar pandai atau pandai berkata-kata), bisa sangat populer di mata wanita.

Kedua, Raja Salomo ingin memperkuat aliansi kekuasaannya dengan menjalin hubungan dengan kerajaan di sekitarnya. Adalah hal yang wajar jika pada masa itu, kerajaan-kerajaan yang bersekutu saling mengirim putri-putri kerajaan ke kerajaan tetangga sehingga mereka tidak akan saling berperang satu sama lain. Dengan kekuasaan Raja Salomo yang begitu besar, tentu tidak heran bahwa kerajaan-kerajaan di sekitarnya berlomba-lomba menjalin persekutuan dengan cara mengirimkan putri-putri mereka untuk menjadi istri Raja Salomo (ay. 2).

Dalam hal ini, kita harus dapat memahami bahwa secara umum, seseorang akan melihat orang asing itu sebagai sesuatu yang “wah” karena berbeda dengan apa yang  biasa dilihatnya sehari-hari. Jika kita pergi ke Bali misalnya, orang yang normal akan terkagum-kagum melihat orang asing (bule) yang berambut pirang, berkulit putih, atau lebih tinggi dari kita. Demikian pula tentu Raja Salomo akan sangat senang memiliki istri yang berasal dari berbagai ras (dari kerajaan yang berbeda-beda). Hal itu akan menambah kebanggaan bagi Raja Salomo.

Ketiga, Raja Salomo mewarisi sifat dan karakter dari kedua orang tuanya dalam hal nafsu seksual. Perlu dicatat bahwa Salomo lahir dari hubungan Daud dan Batsyeba, yang diawali karena perzinahan. Daud walaupun telah memiliki banyak istri ternyata tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya ketika melihat Batsyeba mandi. Di sisi lain, Batsyeba yang ditinggal suaminya (Uria) pergi berperang, juga membuka celah sehingga mau tidur dengan Raja Daud hingga hamil. Hal ini tanpa disadari menjadi “warisan” yang diturunkan kepada Salomo.

Memang, kita dapat melihat bagaimana anak penjahat dapat menjadi pendeta dan di sisi lain anak pendeta bisa menjadi penjahat, yang artinya belum tentu anak mewarisi gen (baik atau buruk) dari orang tuanya. Namun perlu diingat  bahwa ada kalimat bijak yang berbunyi “your genetic loads the gun, your lifestyle pulls the trigger” yang artinya bahwa warisan (turunan) genetik memang diturunkan oleh orang tua kepada anak (termasuk karakter, citarasa lidah, kebiasaan, dsb), namun gaya hidup orang tualah yang memicu apakah warisan tersebut akhirnya muncul ke permukaan. Dalam hal ini, orang tua yang karakternya buruk harus bisa berjuang mengenakan gaya hidup yang benar sehingga anaknya tidak perlu mencontoh apa yang buruk dari orang tuanya. Sebaliknya orang tua yang sudah benar pun harus berjuang untuk menjaga gaya hidupnya supaya tidak sampai membuat anaknya berkelakuan buruk.

Ketiga faktor di atas saling berkombinasi untuk membuat Salomo bisa memiliki banyak istri. Bagaimana kita yang hidup di masa Perjanjian Baru? Bolehkah memiliki banyak istri? Jawaban saya singkat: Orang Kristen harus mengikuti teladan Kristus, bukan teladan yang lain. Andaikata Kristus memiliki 4 orang istri, maka kita pun boleh memiliki 4 istri seperti Kristus. Akan tetapi karena Kristus pun hidup dengan benar dan sempurna hingga menjadi pokok keselamatan bagi mereka yang percaya (Ibr 5:9), maka kita pun harus meneladani Kristus. Kita bersyukur bahwa Yesus Kristus dalam segala hal dapat dicontoh, sehingga kita pun tidak perlu ragu dalam mencontoh Yesus Kristus junjungan kita.

Lagipula kita pun harus melihat kehidupan Salomo yang pada akhirnya pun justru menyimpang dari Tuhan karena istri-istrinya (ay. 2 & 3b). Maka dari itu, kita tidak perlu mengingini apa yang Salomo miliki. Cukuplah kita dengan harta yang secukupnya di dunia ini, tidak perlu hingga lebih dari satu istri. Lagipula, Tuhan kita adalah Tuhan yang “Mono”, sehingga pernikahan pun harusnya bersifat “monogami” dan bukannya “poligami”. Dalam hal ini, kita perlu sungguh-sungguh belajar dari kejatuhan Salomo yang menyebabkan dirinya beristri banyak. Jangan biarkan kenikmatan seksual membuat kita kehilangan keselamatan dari Tuhan.


Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja 11:1-3
11:1 Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,
11:2 padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.
11:3 Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.