Senin, 21 Agustus 2017
Bacaan
Alkitab: Nehemia 10:36-39
Dan tepung jelai kami yang mula-mula, dan persembahan-persembahan khusus
kami, dan buah segala pohon, dan anggur dan minyak akan kami bawa kepada para
imam, ke bilik-bilik rumah Allah kami, dan kepada orang-orang Lewi akan kami
bawa persembahan persepuluhan dari tanah kami, karena orang-orang Lewi inilah
yang memungut persembahan-persembahan persepuluhan di segala kota pertanian
kami. (Neh 10:37)
Persepuluhan di dalam Alkitab (10): Untuk Menyokong
Ibadah di Rumah Tuhan
Setelah zaman Hizkia, kata persepuluhan
tidak muncul lagi hingga kerajaan Israel dihancurkan oleh bangsa Asyur dan
kerajaan Yehuda dihancurkan oleh bangsa Babel. Kerajaan Israel utara (10 suku)
bisa dikatakan lenyap dari muka bumi ini, sementara kerajaan Yehuda masih
diijinkan Tuhan untuk kembali ke tanah Yehuda dengan Yerusalem sebagai
ibukotanya. Tokoh yang berperan penting dala proses kembalinya bangsa Yehuda
dari pembuangan di Babel adalah Ezra dan Nehemia. Oleh karena itu, kata
persepuluhan pada akhirnya muncul lagi di kitab Nehemia, yaitu setelah bangsa
Yehuda kembali dari pembuangan mereka.
Dalam perjuangan mereka kembali dari
Babel dan membangun Yerusalem (termasuk membangun Bait Allah), mereka pun
menaikkan doa yang mengandung ucapan nazar kepada Tuhan. Mereka bahkan
menjadikannya sebagai semacam “pembaharuan perjanjian dengan Tuhan”, yang
artinya mereka sungguh-sungguh mau bertobat dari kesalahan nenek moyang mereka
(generasi sebelumnya) supaya mereka tidak lagi dibuang oleh Tuhan. Pembaharuan
perjanjian tersebut bahkan terkesan sangat resmi dengan disebutkannya nama
orang-orang yan mengikat perjanjian tersebut (Neh 10:1-27).
Salah satu poin janji bangsa Yehuda
kepada Tuhan antara lain adalah terkait dengan pemberian korban dan persembahan
bagi Tuhan. Sepertinya setelah mengalami pembuangan ke Babel selama 70 tahun,
sebagian besar bangsa Yehuda sadar akan kesalahan mereka, dimana yang terutama
adalah mereka banyak berzinah kepada Tuhan dengan menyembah allah-allah lain,
serta mereka melalaikan ibadah mereka kepada Tuhan (kalaupun melakukan, itu
hanyalah tindakan secara lahiriah tanpa sikap hati yang benar di hadapan
Tuhan). Salah satu unsur atau aspek ibadah tersebut adalah terkait dengan
korban dan persembahan kepada Tuhan.
Mereka sebenarnya sudah mengerti
mengenai prinsip persembahan sesuai dengan hukum Taurat tersebut. Namun kebanyakan
dari nenek moyang mereka mengabaikannya. Oleh karena itu, hal ini merupakan
salah satu hal yang direstorasi oleh Nehemia, supaya bangsa Yehuda kembali
melakukan hukum Taurat dengan benar dan tidak dihukum oleh Tuhan lagi. Oleh
karena itu, mereka pun berjanji bahwa mereka akan membawa korban tebusan anak
sulung (baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan ternak) kepada rumah
Tuhan (yaitu Bait Suci atau Bait Allah) sesuai denga nhukum Taurat. Mereka juga
akan membawa persembahan sulung dan persembahan khusus kepada rumah Allah,
yaitu kepada para imam yang menyelenggarakan kebaktian (ay. 37a).
Mereka juga berjanji bahwa mereka akan
membawa persembahan persepuluhan dari tanah mereka (karena sebagian dari mereka
sudah kembali ke tanah Yehuda dan tinggal di sana) dan memberikannya kepada
orang-orang Lewi sebagaimana yang seharusnya yaitu persembahan persepuluhan
merupakan hak dari orang-orang Lewi tersebut (ay. 37b). Tidak hanya itu saja,
orang Lewi juga berjanji akan memberikan sepersepuluh dari persembahan
persepuluhan yang mereka terima kepada para imam, keturunan Harun. Persembahan
bagi para imam tersebut juga akan diberikan oleh orang Lewi kepada para imam
untuk kemudian dimasukkan ke dalam bilik-bilik rumah perbendaharaan (ay. 38).
Ingat bahwa persembahan persepuluhan tersebut adalah atas hasil tanah dan hasil
ternak, sehingga untuk hasil tanah perlu disimpan di bilik-bilik sebagaimana
yang telah ditetapkan pada zaman Raja Hizkia sebelumnya.
Hal tersebut dapat lebih jelas lagi
kita mengerti bahwa persembahan yang disimpan di bilik-bilik tersebut antara
lain adalah gandum, anggur dan minyak (ay. 39a). Kegunaan dari persembahan
khusus yang disimpan di bilik tersebut antara lain untuk menjamin pelaksanaan
ibadah di tempat kudus (ay. 39b). Ini berbicara antara lain mengenai penggunaan
minyak untuk menyalakan kandil emas, atau sebagai bahan pembuatan roti di meja
sajian yang antara lain menggunakan gandum dan minyak.
Selain digunakan sebagai “material”
untuk ibadah di tempat kudus, persembahan khusus yang dibawa ke rumah Tuhan dan
disimpan di bilik-bilik juga digunakan untuk menyokong kehidupan para imam yang
menyelenggarakan kebaktian, termasuk para penunggu pintu gerbang dan para
penyanyi (ay. 39c). Jadi jelaslah bahwa bilik tersebut sebenarnya tidak
digunakan untuk menyimpan uang (kalaupun ada kemungkinan dalam jumlah yang
tidak terlalu banyak), melainkan adalah untuk menyimpan persembahan khusus
dalam bentuk gandum, minyak, dan anggur, untuk kebutuhan peribadatan dan bagi
kehidupan para pelayan kebaktian. Persembahan khusus tersebut juga bukan
dimaksudkan supaya para imam dan orang Lewi hidup dalam kemewahan, melainkan
adalah sokongan yang secukupnya bagi mereka sehingga mereka dapat melayani
kebaktian dengan baik.
Pada momen tersebut, bangsa Yehuda
berjanji bahwa mereka tidak akan membiarkan rumah Allah menjadi tak terurus.
Mereka berjanji dan berkomitmen supaya ibadah di Bait Allah tetap berjalan
sehingga ibadah tidak sampai berhenti. Komitmen ini begitu kuat sehingga
sejarah mencatat bahwa sejak saat itu, ibadah di Bait Allah baru berhenti pada
tahun 70 Masehi ketika Yerusalem diserang oleh Jenderal Titus dari Romawi dan
Bait Allah dihancurkan. Sejak masa itu pula, pemahaman mengenai korban dan
persembahan diredefinisikan lagi oleh guru-guru agama sehingga lahirlah
berbagai sekte seperti orang Farisi yang mengajarkan bahwa persembahan
persepuluhan harus dipungut dari hasil tanah, bahkan dari tanaman-tanaman yang
terkecil sekalipun (hal ini akan kita bahas nanti di renungan-renungan
selanjutnya). Namun demikian, kita harus sepakat bahwa semangat persembahan
persepuluhan di masa setelah pembuangan adalah terutama ditujukan untuk
menyokong ibadah yang dilaksanakan di Bait Allah.
Bacaan
Alkitab: Nehemia 10:36-39
10:36 Pun kami akan membawa ke rumah Allah kami, yakni kepada para imam
yang menyelenggarakan kebaktian di rumah Allah kami, anak-anak sulung kami dan
anak-anak sulung ternak kami seperti tertulis dalam kitab Taurat, juga
anak-anak sulung lembu kami dan kambing domba kami.
10:37 Dan tepung jelai kami yang mula-mula, dan persembahan-persembahan
khusus kami, dan buah segala pohon, dan anggur dan minyak akan kami bawa kepada
para imam, ke bilik-bilik rumah Allah kami, dan kepada orang-orang Lewi akan
kami bawa persembahan persepuluhan dari tanah kami, karena orang-orang Lewi
inilah yang memungut persembahan-persembahan persepuluhan di segala kota
pertanian kami.
10:38 Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila
mereka memungut persembahan persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa
persembahan persepuluhan dari pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah
kami, ke bilik-bilik rumah perbendaharaan.
10:39 Karena orang Israel dan orang Lewi harus membawa persembahan khusus
dari pada gandum, anggur dan minyak ke bilik-bilik itu. Di situ ada
perkakas-perkakas tempat kudus, pula para imam yang menyelenggarakan kebaktian,
para penunggu pintu gerbang dan para penyanyi. Kami tidak akan membiarkan rumah
Allah kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.