Minggu, 20 Agustus 2017

Persepuluhan di dalam Alkitab (10): Untuk Menyokong Ibadah di Rumah Tuhan



Senin, 21 Agustus 2017
Bacaan Alkitab: Nehemia 10:36-39
Dan tepung jelai kami yang mula-mula, dan persembahan-persembahan khusus kami, dan buah segala pohon, dan anggur dan minyak akan kami bawa kepada para imam, ke bilik-bilik rumah Allah kami, dan kepada orang-orang Lewi akan kami bawa persembahan persepuluhan dari tanah kami, karena orang-orang Lewi inilah yang memungut persembahan-persembahan persepuluhan di segala kota pertanian kami. (Neh 10:37)


Persepuluhan di dalam Alkitab (10): Untuk Menyokong Ibadah di Rumah Tuhan


Setelah zaman Hizkia, kata persepuluhan tidak muncul lagi hingga kerajaan Israel dihancurkan oleh bangsa Asyur dan kerajaan Yehuda dihancurkan oleh bangsa Babel. Kerajaan Israel utara (10 suku) bisa dikatakan lenyap dari muka bumi ini, sementara kerajaan Yehuda masih diijinkan Tuhan untuk kembali ke tanah Yehuda dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Tokoh yang berperan penting dala proses kembalinya bangsa Yehuda dari pembuangan di Babel adalah Ezra dan Nehemia. Oleh karena itu, kata persepuluhan pada akhirnya muncul lagi di kitab Nehemia, yaitu setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan mereka.

Dalam perjuangan mereka kembali dari Babel dan membangun Yerusalem (termasuk membangun Bait Allah), mereka pun menaikkan doa yang mengandung ucapan nazar kepada Tuhan. Mereka bahkan menjadikannya sebagai semacam “pembaharuan perjanjian dengan Tuhan”, yang artinya mereka sungguh-sungguh mau bertobat dari kesalahan nenek moyang mereka (generasi sebelumnya) supaya mereka tidak lagi dibuang oleh Tuhan. Pembaharuan perjanjian tersebut bahkan terkesan sangat resmi dengan disebutkannya nama orang-orang yan mengikat perjanjian tersebut (Neh 10:1-27).

Salah satu poin janji bangsa Yehuda kepada Tuhan antara lain adalah terkait dengan pemberian korban dan persembahan bagi Tuhan. Sepertinya setelah mengalami pembuangan ke Babel selama 70 tahun, sebagian besar bangsa Yehuda sadar akan kesalahan mereka, dimana yang terutama adalah mereka banyak berzinah kepada Tuhan dengan menyembah allah-allah lain, serta mereka melalaikan ibadah mereka kepada Tuhan (kalaupun melakukan, itu hanyalah tindakan secara lahiriah tanpa sikap hati yang benar di hadapan Tuhan). Salah satu unsur atau aspek ibadah tersebut adalah terkait dengan korban dan persembahan kepada Tuhan.

Mereka sebenarnya sudah mengerti mengenai prinsip persembahan sesuai dengan hukum Taurat tersebut. Namun kebanyakan dari nenek moyang mereka mengabaikannya. Oleh karena itu, hal ini merupakan salah satu hal yang direstorasi oleh Nehemia, supaya bangsa Yehuda kembali melakukan hukum Taurat dengan benar dan tidak dihukum oleh Tuhan lagi. Oleh karena itu, mereka pun berjanji bahwa mereka akan membawa korban tebusan anak sulung (baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan ternak) kepada rumah Tuhan (yaitu Bait Suci atau Bait Allah) sesuai denga nhukum Taurat. Mereka juga akan membawa persembahan sulung dan persembahan khusus kepada rumah Allah, yaitu kepada para imam yang menyelenggarakan kebaktian (ay. 37a).

Mereka juga berjanji bahwa mereka akan membawa persembahan persepuluhan dari tanah mereka (karena sebagian dari mereka sudah kembali ke tanah Yehuda dan tinggal di sana) dan memberikannya kepada orang-orang Lewi sebagaimana yang seharusnya yaitu persembahan persepuluhan merupakan hak dari orang-orang Lewi tersebut (ay. 37b). Tidak hanya itu saja, orang Lewi juga berjanji akan memberikan sepersepuluh dari persembahan persepuluhan yang mereka terima kepada para imam, keturunan Harun. Persembahan bagi para imam tersebut juga akan diberikan oleh orang Lewi kepada para imam untuk kemudian dimasukkan ke dalam bilik-bilik rumah perbendaharaan (ay. 38). Ingat bahwa persembahan persepuluhan tersebut adalah atas hasil tanah dan hasil ternak, sehingga untuk hasil tanah perlu disimpan di bilik-bilik sebagaimana yang telah ditetapkan pada zaman Raja Hizkia sebelumnya.

Hal tersebut dapat lebih jelas lagi kita mengerti bahwa persembahan yang disimpan di bilik-bilik tersebut antara lain adalah gandum, anggur dan minyak (ay. 39a). Kegunaan dari persembahan khusus yang disimpan di bilik tersebut antara lain untuk menjamin pelaksanaan ibadah di tempat kudus (ay. 39b). Ini berbicara antara lain mengenai penggunaan minyak untuk menyalakan kandil emas, atau sebagai bahan pembuatan roti di meja sajian yang antara lain menggunakan gandum dan minyak.

Selain digunakan sebagai “material” untuk ibadah di tempat kudus, persembahan khusus yang dibawa ke rumah Tuhan dan disimpan di bilik-bilik juga digunakan untuk menyokong kehidupan para imam yang menyelenggarakan kebaktian, termasuk para penunggu pintu gerbang dan para penyanyi (ay. 39c). Jadi jelaslah bahwa bilik tersebut sebenarnya tidak digunakan untuk menyimpan uang (kalaupun ada kemungkinan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak), melainkan adalah untuk menyimpan persembahan khusus dalam bentuk gandum, minyak, dan anggur, untuk kebutuhan peribadatan dan bagi kehidupan para pelayan kebaktian. Persembahan khusus tersebut juga bukan dimaksudkan supaya para imam dan orang Lewi hidup dalam kemewahan, melainkan adalah sokongan yang secukupnya bagi mereka sehingga mereka dapat melayani kebaktian dengan baik.

Pada momen tersebut, bangsa Yehuda berjanji bahwa mereka tidak akan membiarkan rumah Allah menjadi tak terurus. Mereka berjanji dan berkomitmen supaya ibadah di Bait Allah tetap berjalan sehingga ibadah tidak sampai berhenti. Komitmen ini begitu kuat sehingga sejarah mencatat bahwa sejak saat itu, ibadah di Bait Allah baru berhenti pada tahun 70 Masehi ketika Yerusalem diserang oleh Jenderal Titus dari Romawi dan Bait Allah dihancurkan. Sejak masa itu pula, pemahaman mengenai korban dan persembahan diredefinisikan lagi oleh guru-guru agama sehingga lahirlah berbagai sekte seperti orang Farisi yang mengajarkan bahwa persembahan persepuluhan harus dipungut dari hasil tanah, bahkan dari tanaman-tanaman yang terkecil sekalipun (hal ini akan kita bahas nanti di renungan-renungan selanjutnya). Namun demikian, kita harus sepakat bahwa semangat persembahan persepuluhan di masa setelah pembuangan adalah terutama ditujukan untuk menyokong ibadah yang dilaksanakan di Bait Allah.




Bacaan Alkitab: Nehemia 10:36-39
10:36 Pun kami akan membawa ke rumah Allah kami, yakni kepada para imam yang menyelenggarakan kebaktian di rumah Allah kami, anak-anak sulung kami dan anak-anak sulung ternak kami seperti tertulis dalam kitab Taurat, juga anak-anak sulung lembu kami dan kambing domba kami.
10:37 Dan tepung jelai kami yang mula-mula, dan persembahan-persembahan khusus kami, dan buah segala pohon, dan anggur dan minyak akan kami bawa kepada para imam, ke bilik-bilik rumah Allah kami, dan kepada orang-orang Lewi akan kami bawa persembahan persepuluhan dari tanah kami, karena orang-orang Lewi inilah yang memungut persembahan-persembahan persepuluhan di segala kota pertanian kami.
10:38 Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka memungut persembahan persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa persembahan persepuluhan dari pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik rumah perbendaharaan.
10:39 Karena orang Israel dan orang Lewi harus membawa persembahan khusus dari pada gandum, anggur dan minyak ke bilik-bilik itu. Di situ ada perkakas-perkakas tempat kudus, pula para imam yang menyelenggarakan kebaktian, para penunggu pintu gerbang dan para penyanyi. Kami tidak akan membiarkan rumah Allah kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.