Sabtu, 12 Agustus 2017

Persepuluhan di dalam Alkitab (2): Persepuluhan Yakub



Minggu, 13 Agustus 2017
Bacaan Alkitab: Kejadian 28:16-22
Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." (Kej 28:22)


Persepuluhan di dalam Alkitab (2): Persepuluhan Yakub


Ayat kedua yang memuat tentang persepuluhan dalam Alkitab ada di dalam kitab Kejadian pasal 28, dimana pada waktu itu Yakub berkata kepada Tuhan bahwa ia akan mempersembahkan sepersepuluh kepada Tuhan (ay. 22b). Ayat ini cukup sering dikutip oleh para pendeta untuk memberi contoh bahwa Yakub sudah mengajarkan pemberian persembahan persepuluhan yang harus dicontoh oleh orang Kristen. Namun demikian, mari kita belajar latar belakang dan konteks dari ucapan Yakub tersebut supaya kita semakin mengerti tentang kebenaran.

Latar belakang dari ucapan Yakub kepada Tuhan tersebut muncul ketika ia tertidur pada saat melarikan diri dari Esau dan menuju rumah Laban. Ketika ia tidur, ia bermimpi melihat para malaikat naik turun ke surga dan kemudian setelah bangun dari tidurnya, Yakub berkata bahwa sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini dan aku tidak mengetahuinya (ay. 16). Ia menjadi takut dan berkata bahwa tempat ini adalah rumah Allah, pintu gerbang surga, suatu tempat yang sangat dashyat (ay. 17). Selanjutnya Yakub membuat tugu dari batu yang dipakainya sebagai alas kepala pada waktu ia tidur, menuang minyak ke atasnya, dan menamai tempat itu Betel (secara harafiah artinya Rumah Allah) (ay. 18-19).

Karena apa yang dilihat Yakub dalam mimpinya tersebut, maka Yakub pun bernazar kepada Tuhan: “Jika Allah menyertai dan melindungi aku, memberikan aku makanan dan pakaian sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku (Ishak), maka TUHAN (YHWH atau Yahweh) akan menjadi Allahku, dan batu/tugu ini akan menjadi rumah Allah, dan dari segala sesuatu yang Tuhan berikan kepada Yakub akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu” (ay. 20-22). Memang jika kita hanya mengambil ayat 22b dan mengkhotbahkannya dalam konteks persembahan persepuluhan, maka seakan-akan apa yang dilakukan Yakub adalah sesuatu hal yang baik dan patut ditiru oleh semua orang, yaitu mempersembahkan sepersepuluh dari segala sesuatu yang diterima kepada Tuhan. Namun jika kita membaca ayat-ayat sebelumnya, maka kita bisa melihat bahwa ucapan Yakub tersebut masih merupakan satu rangkaian dengan kalimat-kalimat sebelumnya. Bahkan, jika kita mau jujur, janji Yakub untuk memberikan sepersepuluh kepada Tuhan itu adalah pernyataan yang bersyarat.

Perhatikan baik-baik kalimat yang diucapkan Yakub, yaitu bahwa dia akan memberikan sepersepuluh dari segala sesuatu yang diterimanya kepada Tuhan jika Tuhan menyertai dia dengan makanan dan pakaian, serta melindunginya hingga ia dapat pulang kembali ke rumah ayahnya. Apakah ini perkataan dan contoh yang patut ditiru oleh orang Kristen? Saya rasa orang Kristen tidak boleh diajarkan doa yang bersyarat semacam ini. Ini sama halnya dengan orang di masa kini yang berdoa demikian: “Tuhan jika Engkau menyertai aku sehingga aku bisa punya uang Rp1 miliar di rekeningku, maka aku akan mempersembahkan sepersepuluh kepada-Mu”. Apakah ini perkataan yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan?

Tuhan ingin kita memberi kepada Tuhan tanpa syarat. Jika kita masih memberikan syarat kepada Tuhan supaya kita mau memberi kepada-Nya, sesungguhnya yang rugi adalah diri kita sendiri. Dalam hal ini, kita memperlakukan Tuhan dengan tidak sepantasnya. Hubungan orang Kristen seperti ini dengan Tuhan hanya sebatas hak dan kewajiban. Jika Tuhan memberkati, aku akan memberikan persembahan. Kualitas hubungan seperti ini sangatlah rendah. Tuhan ingin memiliki hubungan kasih antara diri-Nya dengan kita, bukan hubungan bersyarat seperti ini. Akan tetapi karena Yakub masih hidup di zaman dahulu, tentu Tuhan masih mengerti sikap Yakub yang masih terlihat “kekanak-kanakan” secara rohani. Akan tetapi jika sikap orang Kristen saat ini (setelah mengerti Injil dan juga diberikan Roh Kudus dalam hati kita) masih seperti Yakub, maka itu adalah suatu kebodohan di hadapan Tuhan.

Satu hal lagi yang perlu kita perhatikan, adalah bagaimana Yakub memberikan sepersepuluh dari apa yang diberikan Tuhan kepadanya? Apakah Yakub mempersembahkan persembahan persepuluhannya sebagai korban bakaran kepada Tuhan? Apakah Yakub memberikan persembahan persepuluhannya kepada orang lain (misal seperti Abram kepada Melkisedek)? Bukankah pada zaman Yakub belum ada para imam seperti pada zaman Musa? Apakah dengan memberikan persembahan persepuluhan kepada orang lain maka kita bisa berkata bahwa Yakub mempersembahkannya kepada Tuhan? Jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, kita akan mengerti bahwa kita tidak memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Alkitab sama sekali tidak mencatat peristiwa dimana Yakub pada akhirnya memberikan persembahan persepuluhannya kepada Tuhan, padahal harta yang ia miliki sangatlah banyak. Bahkan jika prinsip persepuluhan Yakub ini sangat penting, tentu Yakub akan mulai mempraktikkan persembahan persepuluhan dan mewariskannya ke keduabelas anaknya. Akan tetapi, Alkitab baru mencatat prinsip persepuluhan pada zaman Musa, hampir 500 tahun setelah zaman Yakub.

Saya sendiri tidak anti terhadap persepuluhan, karena Alkitab memang menuliskan mengenai hal itu. Tetapi saya rindu setiap orang percaya memiliki pemahaman yang benar mengenai persepuluhan dan tidak begitu saja mengambil kesimpulan dari ayat-ayat tertentu (atau bagian ayat tertentu) yang diambil tanpa memperhatikan latar belakang dan konteksnya. Memang betul Yakub telah bernazxar untuk memberikan sepersepuluh kepada Tuhan. Akan tetapi, Alkitab tidak menunjukkan praktik pemberian persembahan persepuluhan oleh Yakub tersebut. Lagipula, kalaupun Yakub sudah memberikan persembahan persepuluhan, bagaimana cara ia mempersembahkan persembahan persepuluhan itu kepada Tuhan? Hal ini yang harus kita pelajari supaya kita menjadi cerdas. Dalam hal ini, jangan hanya belajar meniru ucapan Yakub tanpa melakukannya, tetapi mari kita berjuang untuk melakukan apa yang benar dan tidak hanya mengatakannya. Jadilah pelaku-pelaku kebenaran dan bukan hanya pembicara apalagi pendengar saja (Yak 1:22).



Bacaan Alkitab: Kejadian 28:16-22
28:16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
28:17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
28:19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
28:20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.