Senin, 21 Agustus 2017

Persepuluhan di dalam Alkitab (12): Tidak Boleh Dinikmati oleh Orang yang Tidak Berhak



Rabu, 23 Agustus 2017
Bacaan Alkitab: Nehemia 13:1-9
Tetapi sebelum masa itu imam Elyasib yang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik rumah Allah kami, dan yang mempunyai hubungan erat dengan Tobia, menyediakan sebuah bilik besar bagi Tobia itu. Sebelumnya orang membawa ke bilik itu korban sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak yang menjadi hak orang-orang Lewi, para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, dan persembahan khusus bagi para imam. (Neh 13:4-5)


Persepuluhan di dalam Alkitab (12): Tidak Boleh Dinikmati oleh Orang yang Tidak Berhak


Kita telah belajar mengenai sejumlah prinsip mengenai persembahan persepuluhan dalam Perjanjian Lama. Bagi saya secara pribadi, semakin saya menggali prinsip persembahan persepuluhan ini sesuai dengan konteks dan latar belakangnya, semakin saya mengerti bahwa sudah terjadi banyak hal yang tidak sesuai dalam penerapan prinsip persembahan persepuluhan ini di sejumlah gereja. Sebenarnya prinsip persepuluhan ini tidaklah salah, namun jika penerapan tersebut “dimodifikasi” untuk kepentingan segelintir orang maka itu adalah suatu “pemerkosaan ayat Alkitab” dan dapat menyesatkan jemaat apalagi jika jemaat tidak diajar untuk belajar Firman Tuhan dengan benar.

Kita bisa melihat hal ini dalam kehidupan bangsa Yehuda, khususnya setelah mereka kembali dari pembuangan. Sebenarnya prinsip hukum Taurat mengenai persembahan persepuluhan sudah cukup jelas untuk mereka lakukan dengan setia. Namun ternyata terkait dengan persembahan ini ada saja orang-orang yang berusaha mengambil keuntungan dengan ikut menikmati persembahan yang sebenarnya bukan haknya.

Setelah segenap bangsa Yehuda berjanji kepada Tuhan untuk menjalankan hukum Taurat dengan setia, termasuk di dalamnya terkait persembahan persepuluhan, maka ketika kepada bangsa Yehuda tersebut dibacakan bagian demi bagian dari hukum Taurat, didapati tertulis dalam kitab itu bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk jemaah Allah (artinya terhitung sebagai bangsa Yehuda) untuk selama-lamanya (ay. 1). Hal ini disebabkan perbuatan mereka ratusan tahun sebelumnya, yaitu karena mereka tidak menyongsong orang Israel dengan roti dan air ketika keluar dari tanah Mesir menuju Kanaan, dan malah mengupah Bileam untuk melawan dan mengutuk orang Israel (ay. 2).

Perlu dipahami bahwa kondisi psikologis bangsa Yehuda tersebut sedang memiliki semangat untuk menjalankan hukum Taurat dengan sesempurna mungkin. Kondisi mereka yang baru kembali dari pembuangan membuat semangat mereka menyala-nyala untuk hidup sesuai hukum Taurat yang diberikan Tuhan kepada mereka. Mereka tidak ingin mengulangi kesalahan nenek moyang mereka yang mengabaikan bahkan menentang hukum Taurat. Itulah sebabnya, Alkitab mencatat bahwa demi didengar hukum tersebut oleh orang Yehuda, maka mereka langsung memisahkan semua peranakan (yaitu peranakan orang Amon dan orang Moab) dari mereka (ay. 3).

Namun demikian, ternyata sebelum masa itu, ada seorang imam (keturunan Harun) yaitu imam Elyasib yang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik rumah Allah (atau Bait Allah) namun memiliki hubungan erat dengan Tobia (ay. 4). Jika kita perhatikan pasal-pasal sebelumnya dari kitab Nehemia, kita akan mengerti bahwa Tobia adalah orang Amon. Bahkan dalam pasal-pasal sebelumnya kita menemukan bagaimana Tobia ini membawa pengaruh negatif bagi orang Yehuda yang kembali dari pembuangan ke Yerusalem. Dosa-dosa Tobia yang tercatat di Alkitab antara lain:
  • Merasa kesal ketika ada orang yang mengusahakan kesejahteraan Israel (Neh 2:10)
  • Mengucapkan perkataan yang mengolok-olok dan menghina (Neh 2:19, 4:3)
  • Marah ketika tembok Yerusalem mulai dibangun (Neh 4:7)
  • Menyuap orang untuk mengucapkan nubuat palsu (Neh 6:12)
Dari ayat-ayat di atas saja kita sudah tahu bahwa Tobia adalah orang yang tidak dapat dipercaya. Oleh karena itu cukup aneh juga apabila pada masa sebelum Nehemia tiba di Yerusalem, ada imam yang bertugas mengawasi bilik-bilik rumah Allah (atau Bait Allah) dan menyediakan sebuah bilik besar bagi Tobia (ay. 5a). Menyediakan bilik bagi orang selain orang Lewi dan para imam saja sudah merupakan suatu kesalahan, apalagi menyediakan bilik yang dengan ukuran yang besar bagi orang Amon. Ini adalah suatu keteledoran bahkan kesengajaan ketika seorang imam bisa salah berteman dan justru berteman dengan orang fasik. Akibatnya imam tersebut menjadi tidak netral dan justru memberi banyak fasilitas kepada orang fasik dan bukannya membela pekerjaan Tuhan dengan benar.

Alkitab menulis bahwa sebelumnya, orang Yehuda membawa ke bilik tersebut korban sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan persembahan persepuluhan (ay. 5b). Terkait dengan persembahan persepuluhan, kembali ditulis bahwa persembahan persepuluhan yang dibawa ke bilik tersebut berupa gandum, anggur, dan minyak yang menjadi hak-hak orang Lewi (yaitu para pelayan Tuhan) dan juga persembahan khusus (antara lain 10% dari persembahan persepuluhan yang diterima orang Lewi) yang merupakan hak para imam (ay. 5c). Namun demikian, ternyata selain bilik-bilik untuk menyimpan persembahan bangsa Yehuda, ada “oknum” imam yang menyediakan bilik spesial atau bilik VIP bagi Tobia. Besar kemungkinan bilik tersebut menunjukkan bahwa Tobia ikut menikmati persembahan dari bangsa Yehuda, bahkan mungkin persembahan persepuluhan dari mereka. Persembahan persepuluhan yang seharusnya menjadi hak orang Lewi justru dinikmati oleh Tobia, orang Amon. Bahkan sangat mungkin Tobia memperoleh bagian yang cukup besar dibandingkan bagian orang Lewi karena Alkitab mengatakan bahwa biliknya juga berukuran besar.

Peristiwa tersebut terjadi sebelum Nehemia tiba di Yerusalem, karena Nehemia masih harus melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembawa minuman raja (ay. 6). Ketika Nehemia kembali ke Yerusalem dan menemukan hal ini, tentu saja Nehemia sangat marah. Nehemia bahkan menyebut tindakan imam Elyasib ini adalah tindakan yang tidak dilakukan bagi Tuhan tetapi bagi kepentingan Tobia (dan tentu saja pasti ada imbalan juga bagi keuntungan imam Elyasib ini). Bait Allah yang seharusnya kudus justru dihina dengan adanya bilik bagi orang Amon di pelataran Bait Allah (ay. 7). Lebih parah lagi Tobia adalah orang Amon yang tidak dapat dipercaya karena sikap dan sifatnya sudah menunjukkan rendahnya kualitas dirinya.

Dalam kemarahannya, Nehemia melemparkan keluar semua perabot Tobia yang ada di biliknya tersebut (ay. 8). Dan sebagai pemimpin bangsa Yehuda pada saat itu, ia kemudian menahirkan bilik tersebut dan menjadikan bilik tersebut sesuai dengan kegunaannya yang semula, yaitu untuk menyimpan perkakas, korban/persembahan dan barang untuk ibadah seperti kemenyan (ay. 9). Sejak saat itu nama Tobia sudah tidak tercatat lagi dalam Alkitab.

Hal ini menjadi suatu pelajaran yang serius khususnya bagi mereka yang terlibat dalam kepengurusan jemaat, apalagi yang terkait dengan pengelolaan persembahan (dan juga persembahan persepuluhan). Kita harus berhati-hati supaya uang gereja benar-benar digunakan untuk kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya. Artinya, jangan sampai ada orang-orang yang tidak berhak sampai bisa menikmati uang tersebut sedangkan orang yang sebenarnya lebih berhak justru tidak mendapat bagian. Jika di masa Perjanjian Lama saja bisa ada orang Amon yang menyusup ke dalam Bait Allah karena “kedekatannya” dengan imam hingga ia bisa menikmati fasilitas yang seharusnya ditujukan bagi orang Lewi, orang asing, yatim piatu dan janda, maka itu adalah suatu kejahatan yang sangat besar di mata Tuhan. Kita bersyukur hari ini kita diingatkan Tuhan supaya kita belajar dari kisah Tobia pernah mendapat fasilitas dari persembahan persepuluhan bangsa Yehuda.

Jagalah diri kita dan jemaat kita supaya gereja kita bisa dikelola oleh orang-orang yang kompeten, yaitu orang-orang yang tidak gampang dipengaruhi oleh orang lain karena faktor kedekatannya. Gereja akan rusak jika ada pemimpinnya adalah orang-orang lemah yang lebih mementingkan kedekatan dengan orang-orang tertentu daripada kedekatan dengan Tuhan. Gereja akan semakin rusak jika pemimpinnya tidak peka melihat orang-orang tertentu yang hatinya tidak tulus (bahkan memiliki niat jahat atau maksud yang terselubung), namun justru didudukkan di posisi-posisi yang penting dalam gereja. Belajarlah untuk peka terhadap suara Tuhan, supaya kita dapat menempatkan orang-orang yang tepat dalam posisi yang tepat. Tuhan tentu ingin gereja-Nya dikelola oleh orang-orang yang kompeten, terlebih yang memiliki hati yang mengasihi-Nya. Namun, terkadang ambisi dan kesombongan manusialah yang membuat suara Tuhan diabaikan demi menyenangkan diri sendiri dan orang-orang tertentu, yang pada akhirnya berdampak pada kehancuran gereja.

Mari kita minta sungguh-sungguh supaya ada orang-orang seperti Nehemia yang bisa menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Doakan orang-orang seperti ini agar terus konsisten menyuarakan kebenaran, mengungkap ketidakadilan, menelanjangi kejahatan dan berani membela Tuhan dalam kebenaran. Terkadang kita memerlukan orang luar untuk dapat mengerti kesalahan yang kita lakukan, karena sudut pandang orang luar dapat lebih obyektif daripada sudut pandang kita yang selama ini hanya dari dalam melihat apa yang terjadi.




Bacaan Alkitab: Nehemia 13:1-9
13:1 Pada masa itu bagian-bagian dari pada kitab Musa dibacakan dengan didengar oleh rakyat. Didapati tertulis dalam kitab itu, bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk jemaah Allah untuk selamanya.
13:2 Karena mereka tidak menyongsong orang Israel dengan roti dan air, malah mengupah Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya. Tetapi Allah kami mengubah kutuk itu menjadi berkat.
13:3 Ketika mereka mendengar pembacaan Taurat itu mereka memisahkan semua peranakan dari orang Israel.
13:4 Tetapi sebelum masa itu imam Elyasib yang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik rumah Allah kami, dan yang mempunyai hubungan erat dengan Tobia,
13:5 menyediakan sebuah bilik besar bagi Tobia itu. Sebelumnya orang membawa ke bilik itu korban sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak yang menjadi hak orang-orang Lewi, para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, dan persembahan khusus bagi para imam.
13:6 Ketika peristiwa itu terjadi aku tidak ada di Yerusalem, karena pada tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta, raja Babel, aku pergi menghadap raja. Tetapi sesudah beberapa waktu aku minta izin dari raja untuk pergi.
13:7 Lalu aku tiba di Yerusalem dan melihat kejahatan yang dibuat Elyasib untuk keuntungan Tobia, sebab bagi Tobia ini telah disediakannya sebuah bilik di pelataran rumah Allah.
13:8 Aku menjadi sangat kesal, lalu kulempar semua perabot rumah Tobia ke luar bilik itu.
13:9 Kemudian kusuruh tahirkan bilik itu, sesudah itu kubawa kembali ke sana perkakas-perkakas rumah Allah, korban sajian dan kemenyan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.