Rabu, 23 Agustus 2017
Bacaan
Alkitab: Nehemia 13:1-9
Tetapi sebelum masa itu imam Elyasib yang diangkat untuk mengawasi
bilik-bilik rumah Allah kami, dan yang mempunyai hubungan erat dengan Tobia, menyediakan
sebuah bilik besar bagi Tobia itu. Sebelumnya orang membawa ke bilik itu korban
sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan persembahan persepuluhan dari pada
gandum, anggur dan minyak yang menjadi hak orang-orang Lewi, para penyanyi dan
para penunggu pintu gerbang, dan persembahan khusus bagi para imam. (Neh 13:4-5)
Persepuluhan di dalam Alkitab (12): Tidak Boleh Dinikmati
oleh Orang yang Tidak Berhak
Kita telah belajar mengenai sejumlah
prinsip mengenai persembahan persepuluhan dalam Perjanjian Lama. Bagi saya
secara pribadi, semakin saya menggali prinsip persembahan persepuluhan ini
sesuai dengan konteks dan latar belakangnya, semakin saya mengerti bahwa sudah
terjadi banyak hal yang tidak sesuai dalam penerapan prinsip persembahan
persepuluhan ini di sejumlah gereja. Sebenarnya prinsip persepuluhan ini
tidaklah salah, namun jika penerapan tersebut “dimodifikasi” untuk kepentingan
segelintir orang maka itu adalah suatu “pemerkosaan ayat Alkitab” dan dapat
menyesatkan jemaat apalagi jika jemaat tidak diajar untuk belajar Firman Tuhan
dengan benar.
Kita bisa melihat hal ini dalam kehidupan
bangsa Yehuda, khususnya setelah mereka kembali dari pembuangan. Sebenarnya
prinsip hukum Taurat mengenai persembahan persepuluhan sudah cukup jelas untuk
mereka lakukan dengan setia. Namun ternyata terkait dengan persembahan ini ada
saja orang-orang yang berusaha mengambil keuntungan dengan ikut menikmati
persembahan yang sebenarnya bukan haknya.
Setelah segenap bangsa Yehuda berjanji
kepada Tuhan untuk menjalankan hukum Taurat dengan setia, termasuk di dalamnya
terkait persembahan persepuluhan, maka ketika kepada bangsa Yehuda tersebut
dibacakan bagian demi bagian dari hukum Taurat, didapati tertulis dalam kitab
itu bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk jemaah Allah (artinya
terhitung sebagai bangsa Yehuda) untuk selama-lamanya (ay. 1). Hal ini
disebabkan perbuatan mereka ratusan tahun sebelumnya, yaitu karena mereka tidak
menyongsong orang Israel dengan roti dan air ketika keluar dari tanah Mesir
menuju Kanaan, dan malah mengupah Bileam untuk melawan dan mengutuk orang
Israel (ay. 2).
Perlu dipahami bahwa kondisi psikologis
bangsa Yehuda tersebut sedang memiliki semangat untuk menjalankan hukum Taurat
dengan sesempurna mungkin. Kondisi mereka yang baru kembali dari pembuangan
membuat semangat mereka menyala-nyala untuk hidup sesuai hukum Taurat yang
diberikan Tuhan kepada mereka. Mereka tidak ingin mengulangi kesalahan nenek
moyang mereka yang mengabaikan bahkan menentang hukum Taurat. Itulah sebabnya,
Alkitab mencatat bahwa demi didengar hukum tersebut oleh orang Yehuda, maka
mereka langsung memisahkan semua peranakan (yaitu peranakan orang Amon dan
orang Moab) dari mereka (ay. 3).
Namun demikian, ternyata sebelum masa
itu, ada seorang imam (keturunan Harun) yaitu imam Elyasib yang diangkat untuk
mengawasi bilik-bilik rumah Allah (atau Bait Allah) namun memiliki hubungan
erat dengan Tobia (ay. 4). Jika kita perhatikan pasal-pasal sebelumnya dari
kitab Nehemia, kita akan mengerti bahwa Tobia adalah orang Amon. Bahkan dalam
pasal-pasal sebelumnya kita menemukan bagaimana Tobia ini membawa pengaruh
negatif bagi orang Yehuda yang kembali dari pembuangan ke Yerusalem. Dosa-dosa
Tobia yang tercatat di Alkitab antara lain:
- Merasa kesal ketika ada orang yang mengusahakan kesejahteraan Israel (Neh 2:10)
- Mengucapkan perkataan yang mengolok-olok dan menghina (Neh 2:19, 4:3)
- Marah ketika tembok Yerusalem mulai dibangun (Neh 4:7)
- Menyuap orang untuk mengucapkan nubuat palsu (Neh 6:12)
Dari ayat-ayat di atas saja kita sudah
tahu bahwa Tobia adalah orang yang tidak dapat dipercaya. Oleh karena itu cukup
aneh juga apabila pada masa sebelum Nehemia tiba di Yerusalem, ada imam yang
bertugas mengawasi bilik-bilik rumah Allah (atau Bait Allah) dan menyediakan
sebuah bilik besar bagi Tobia (ay. 5a). Menyediakan bilik bagi orang selain
orang Lewi dan para imam saja sudah merupakan suatu kesalahan, apalagi
menyediakan bilik yang dengan ukuran yang besar bagi orang Amon. Ini adalah
suatu keteledoran bahkan kesengajaan ketika seorang imam bisa salah berteman
dan justru berteman dengan orang fasik. Akibatnya imam tersebut menjadi tidak
netral dan justru memberi banyak fasilitas kepada orang fasik dan bukannya
membela pekerjaan Tuhan dengan benar.
Alkitab menulis bahwa sebelumnya, orang
Yehuda membawa ke bilik tersebut korban sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan
persembahan persepuluhan (ay. 5b). Terkait dengan persembahan persepuluhan,
kembali ditulis bahwa persembahan persepuluhan yang dibawa ke bilik tersebut
berupa gandum, anggur, dan minyak yang menjadi hak-hak orang Lewi (yaitu para
pelayan Tuhan) dan juga persembahan khusus (antara lain 10% dari persembahan
persepuluhan yang diterima orang Lewi) yang merupakan hak para imam (ay. 5c).
Namun demikian, ternyata selain bilik-bilik untuk menyimpan persembahan bangsa
Yehuda, ada “oknum” imam yang menyediakan bilik spesial atau bilik VIP bagi
Tobia. Besar kemungkinan bilik tersebut menunjukkan bahwa Tobia ikut menikmati
persembahan dari bangsa Yehuda, bahkan mungkin persembahan persepuluhan dari
mereka. Persembahan persepuluhan yang seharusnya menjadi hak orang Lewi justru
dinikmati oleh Tobia, orang Amon. Bahkan sangat mungkin Tobia memperoleh bagian
yang cukup besar dibandingkan bagian orang Lewi karena Alkitab mengatakan bahwa
biliknya juga berukuran besar.
Peristiwa tersebut terjadi sebelum
Nehemia tiba di Yerusalem, karena Nehemia masih harus melakukan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pembawa minuman raja (ay. 6). Ketika Nehemia kembali
ke Yerusalem dan menemukan hal ini, tentu saja Nehemia sangat marah. Nehemia
bahkan menyebut tindakan imam Elyasib ini adalah tindakan yang tidak dilakukan
bagi Tuhan tetapi bagi kepentingan Tobia (dan tentu saja pasti ada imbalan juga
bagi keuntungan imam Elyasib ini). Bait Allah yang seharusnya kudus justru
dihina dengan adanya bilik bagi orang Amon di pelataran Bait Allah (ay. 7).
Lebih parah lagi Tobia adalah orang Amon yang tidak dapat dipercaya karena
sikap dan sifatnya sudah menunjukkan rendahnya kualitas dirinya.
Dalam kemarahannya, Nehemia melemparkan
keluar semua perabot Tobia yang ada di biliknya tersebut (ay. 8). Dan sebagai
pemimpin bangsa Yehuda pada saat itu, ia kemudian menahirkan bilik tersebut dan
menjadikan bilik tersebut sesuai dengan kegunaannya yang semula, yaitu untuk
menyimpan perkakas, korban/persembahan dan barang untuk ibadah seperti kemenyan
(ay. 9). Sejak saat itu nama Tobia sudah tidak tercatat lagi dalam Alkitab.
Hal ini menjadi suatu pelajaran yang
serius khususnya bagi mereka yang terlibat dalam kepengurusan jemaat, apalagi
yang terkait dengan pengelolaan persembahan (dan juga persembahan
persepuluhan). Kita harus berhati-hati supaya uang gereja benar-benar digunakan
untuk kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya. Artinya, jangan sampai ada
orang-orang yang tidak berhak sampai bisa menikmati uang tersebut sedangkan
orang yang sebenarnya lebih berhak justru tidak mendapat bagian. Jika di masa
Perjanjian Lama saja bisa ada orang Amon yang menyusup ke dalam Bait Allah
karena “kedekatannya” dengan imam hingga ia bisa menikmati fasilitas yang
seharusnya ditujukan bagi orang Lewi, orang asing, yatim piatu dan janda, maka
itu adalah suatu kejahatan yang sangat besar di mata Tuhan. Kita bersyukur hari
ini kita diingatkan Tuhan supaya kita belajar dari kisah Tobia pernah mendapat
fasilitas dari persembahan persepuluhan bangsa Yehuda.
Jagalah diri kita dan jemaat kita supaya
gereja kita bisa dikelola oleh orang-orang yang kompeten, yaitu orang-orang
yang tidak gampang dipengaruhi oleh orang lain karena faktor kedekatannya.
Gereja akan rusak jika ada pemimpinnya adalah orang-orang lemah yang lebih
mementingkan kedekatan dengan orang-orang tertentu daripada kedekatan dengan
Tuhan. Gereja akan semakin rusak jika pemimpinnya tidak peka melihat
orang-orang tertentu yang hatinya tidak tulus (bahkan memiliki niat jahat atau
maksud yang terselubung), namun justru didudukkan di posisi-posisi yang penting
dalam gereja. Belajarlah untuk peka terhadap suara Tuhan, supaya kita dapat
menempatkan orang-orang yang tepat dalam posisi yang tepat. Tuhan tentu ingin
gereja-Nya dikelola oleh orang-orang yang kompeten, terlebih yang memiliki hati
yang mengasihi-Nya. Namun, terkadang ambisi dan kesombongan manusialah yang
membuat suara Tuhan diabaikan demi menyenangkan diri sendiri dan orang-orang
tertentu, yang pada akhirnya berdampak pada kehancuran gereja.
Mari kita minta sungguh-sungguh supaya
ada orang-orang seperti Nehemia yang bisa menemukan penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi. Doakan orang-orang seperti ini agar terus konsisten menyuarakan
kebenaran, mengungkap ketidakadilan, menelanjangi kejahatan dan berani membela
Tuhan dalam kebenaran. Terkadang kita memerlukan orang luar untuk dapat
mengerti kesalahan yang kita lakukan, karena sudut pandang orang luar dapat
lebih obyektif daripada sudut pandang kita yang selama ini hanya dari dalam
melihat apa yang terjadi.
Bacaan
Alkitab: Nehemia 13:1-9
13:1 Pada masa itu bagian-bagian dari pada kitab Musa dibacakan dengan
didengar oleh rakyat. Didapati tertulis dalam kitab itu, bahwa orang Amon dan
orang Moab tidak boleh masuk jemaah Allah untuk selamanya.
13:2 Karena mereka tidak menyongsong orang Israel dengan roti dan air,
malah mengupah Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya. Tetapi Allah
kami mengubah kutuk itu menjadi berkat.
13:3 Ketika mereka mendengar pembacaan Taurat itu mereka memisahkan semua
peranakan dari orang Israel.
13:4 Tetapi sebelum masa itu imam Elyasib yang diangkat untuk mengawasi
bilik-bilik rumah Allah kami, dan yang mempunyai hubungan erat dengan Tobia,
13:5 menyediakan sebuah bilik besar bagi Tobia itu. Sebelumnya orang
membawa ke bilik itu korban sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan persembahan
persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak yang menjadi hak orang-orang
Lewi, para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, dan persembahan khusus
bagi para imam.
13:6 Ketika peristiwa itu terjadi aku tidak ada di Yerusalem, karena pada
tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta, raja Babel, aku pergi menghadap
raja. Tetapi sesudah beberapa waktu aku minta izin dari raja untuk pergi.
13:7 Lalu aku tiba di Yerusalem dan melihat kejahatan yang dibuat Elyasib
untuk keuntungan Tobia, sebab bagi Tobia ini telah disediakannya sebuah bilik
di pelataran rumah Allah.
13:8 Aku menjadi sangat kesal, lalu kulempar semua perabot rumah Tobia ke
luar bilik itu.
13:9 Kemudian kusuruh tahirkan bilik itu, sesudah itu kubawa kembali ke
sana perkakas-perkakas rumah Allah, korban sajian dan kemenyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.