Kamis, 10 Agustus 2017

Tersesat Mengikut Iblis



Jumat, 11 Agustus 2017
Bacaan Alkitab: 1 Timotius 5:11-16
Karena beberapa janda telah tersesat mengikut Iblis. (1 Tim 5:15)


Tersesat Mengikut Iblis


Mungkin ada beberapa pembaca renungan ini yang berkata sinis, memangnya ada orang yang mau mengikut iblis? Memang secara wajar hampir tidak ada orang yang dengan sadar mengikut iblis. Namun di dalam Alkitab, saya menemukan satu ayat yang menyebutkan adanya orang yang masuk kategori ini, yaitu mengikut iblis. Memang untuk memahami ayat tersebut kita harus melihat konteks dari ayat tersebut sehingga tidak terjadi salah paham atau fitnah yang berlebihan.

Perikop dalam bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang janda di dalam jemaat mula-mula. Secara ringkas, Paulus menekankan bahwa ada kriteria khusus untuk bisa didaftarkan sebagai janda dalam jemaat, mengingat janda mendapatkan “perhatian khusus” termasuk dalam hal bantuan finansial dari jemaat. Dalam hal ini Paulus menegaskan bahwa mereka yang didaftarkan sebagai janda haruslah yang sudah berusia cukup tua dan telah terbukti memiliki hidup yang benar. Paulus menasehatkan Timotius untuk menolak pendaftaran janda-janda yang lebih muda, karena mereka masih bisa digairahkan oleh nafsu berahi dan ingin kawin (ay. 11).

Ingat bahwa dorongan seksual adalah hal yang wajar dan dimiliki semua orang. Seorang janda (yang sudah pernah merasakan kehidupan seksual) tentu sangat wajar memiliki keinginan seksual kembali. Namun jika janda tersebut “digairahkan” dengan tidak pantas, maka hal tersebut bisa membuat mereka “cerai” dari Kristus. Inilah yang berbahaya dan harus diwapadai. Seorang janda harus menjadikan Kristus sebagai “suaminya”, artinya bergantung hanya pada Kristus karena ia tidak memiliki suami lagi. Jika tidak, maka janda tersebut tidak setia dan mendatangkan hukuman atas dirinya (ay. 12).

Seorang janda tentu memiliki cukup banyak waktu luang kecuali mereka yang masih memiliki anak dan harus merawat dan membesarkan anaknya tersebut. Oleh karena itu Paulus menekankan bahwa adalah tidak baik bagi seorang janda untuk membiasakan diri bermalas-malasan saja (ay. 13b). Apalagi jika janda tersebut suka keluar masuk ke rumah orang (karena banyaknya waktu luang yang mereka miliki), meleter, mencampuri urusan orang lain, dan mengucapkan perkataan yang tidak pantas (ay. 13a & 13c). Seorang janda harus bisa memaksimalkan waktunya bagi kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya.

Oleh karena itu Paulus memberikan nasehat (bahkan sedikit berbau perintah) agar janda-janda yang muda kawin lagi, beroleh anak, dan memimpin rumah tangganya, sehingga tidak membuat nama jemaat menjadi buruk di mata orang luar (ay. 14). Ini adalah suatu nasehat atau perintah yang logis, terlebih dikaitkan dengan ayat selanjutnya, dimana Paulus berkata bahwa ada beberapa janda yang telah tersesat mengikut iblis (ay. 15). Kira-kira mengapa Paulus berkata demikian hingga dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa janda yang telah tersesat mengikut iblis?

Tentu kita harus kembali memperhatikan konteks ayat-ayat di atasnya. Paulus memberikan sejumlah petunjuk untuk dapat mengidentifikasi orang-orang yang telah menjadi pengikut iblis, yaitu:

Pertama, hidup dalam keberahian dan hawa nafsu (ay. 11). Tidak dapat dipungkiri, nafsu seksual adalah anugerah Tuhan yang indah. Tentu dikatakan indah jika digunakan dalam waktu yang tepat, tempat yang tepat, dan dengan orang yang tepat. Dalam hal ini nafsu seksual hanya boleh digunakan dengan pasangan kita yang sah (suami atau istri kita), dalam pernikahan yang kudus (bukan sebelum menikah atau di luar pernikahan). Namun iblis begitu cerdasnya membuat manusia mengumbar nafsu seksual ini, khususnya di akhir zaman. Banyak suami tidak setia dengan istrinya, istri tidak setia dengan suaminya, anak-anak muda mulai melakukan percabulan dengan pacarnya, dan lain sebagainya. Belum lagi banyaknya film porno dan penyimpangan seksual lainnya. Ketidakkudusan ini membuat pikiran orang menjadi tercemari dan tercandui dengan nafsu berahi yang salah.

Jangan salah, penyimpangan seksual ini tidak hanya terjadi di luar gereja atau jemaat Tuhan, tetapi juga cukup sering terjadi di gereja. Berapa banyak anggota jemaat kita yang hamil duluan karena pacaran yang kelewat batas? Di beberapa gereja, ada pendeta yang memiliki affair dengan jemaatnya hingga memiliki anak. Dan ketika jemaat mencoba menanyakannya kepada pendeta tersebut, maka pendeta tersebut berkata bahwa “ini adalah kehendak Tuhan” atau “kalian jemaat tidak boleh mengusik orang yang sudah diurapi Tuhan”, atau dengan ancaman-ancaman lain yang diucapkan pendeta kepada jemaat yang kritis. Oleh karena itu tidak heran bahwa kita harus berjuang keras mengendalikan hawa nafsu seksual ini supaya tidak sampai membuat kita berdosa dan terpisah dari Allah.

Kedua, menjadi malas dan mengucapkan perkataan yang tidak membangun (ay. 13). Ini sebenarnya sangatlah umum. Akan tetapi penting untuk dilihat bahwa waktu adalah anugerah Tuhan bagi setiap manusia. Sehingga kita pun harus menggunakan waktu dengan bijaksana bagi Tuhan. Selain itu perkataan kita pun juga harus memberi dampak bagi orang di sekitar kita. Kita harus menjaga lidah kita supaya perkataan kita tidak menjadi batu sandungan. Jangankan jemaat Tuhan, seorang pendeta saja kadang-kadang perkataannya tidak menjadi berkat karena adanya kepentingan dan ambisi pribadi. Tidak heran ada pendeta yang saling menyerang bahkan menjelek-jelekkan satu dengan yang lainnya. Tentu hal ini disebabkan adanya ambisi pribadi (seperti jabatan, kedudukan, dan juga uang).

Ketiga, tidak mengikuti alur yang benar dan mempermalukan nama Tuhan (ay. 14). Jika kita perhatikan nasehat Paulus kepada janda-janda yang muda di ayat 14, maka kita akan menemukan alur yang benar yaitu: menikah, punya anak, dan mengurus keluarganya dengan baik. Itu tidak akan merugikan siapa-siapa dan tidak akan memburukkan nama Tuhan dan gereja di mata orang luar. Tetapi ada kecenderungan apa yang terjadi di gereja akhir-akhir ini bahwa alur ini sudah mulai berubah. Janda tidak menikah, punya anak, dan mengurus keluarganya, tetapi justru ada janda yang punya anak (hamil duluan), baru dinikahkan, dan mengurus keluarganya.

Ini adalah suatu penyimpangan terhadap alur yang benar. Dan penyimpangan terhadap alur yang benar pasti menimbulkan masalah di kemudian hari. Sebagai contoh, jika ada janda dalam gereja yang ternyata bukannya menikah dulu baru punya anak, tetapi justru hamil duluan (apalagi hamil dengan orang di gereja tersebut), maka apa kata orang di sekitar kita? Hal ini sebenarnya tidak melulu salah si janda, tetapi mungkin gereja (pendeta dan pengurus gereja) kurang bijak menyikapi fenomena janda dalam gereja tersebut, sehingga terjadilah hal yang memalukan gereja.

Jadi jika tiga hal di atas dilakukan oleh janda, maka tepat rasanya jika Paulus mengatakan bahwa beberapa janda (ingat, tidak semua janda) telah tersesat mengikut iblis. Dan sebenarnya tidak hanya janda saja, semua orang (mau janda atau duda, menikah atau belum menikah), bisa tersesat mengikut iblis jika melakukan kesalah seperti penjelasan di atas. Tidak gampang mencap seseorang mengikut iblis. Dan adalah suatu kelancangan jika seorang Kristen (apalagi seorang pendeta) dengan mudahnya mencap orang lain sebagai pengikut iblis. Hanya mereka yang memang bebal, tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, hingga mempermalukan nama Tuhan yang masuk kategori mereka yang tersesat mengikut iblis. Dan ini juga adalah pekerjaan rumah bagi semua jemaat Tuhan untuk juga peduli terhadap hal-hal yang bisa membuat orang tersesat (ay. 16). Jangan semua diserahkan kepada gereja dan pendeta dan kemudian orang Kristen lepas tangan (misalnya orang tua menyerahkan pendidikan rohani anak-anaknya kepada guru sekolah minggu, padahal itu adalah tanggung jawab setiap orang tua dan bukan hanya tanggung jawab guru sekolah minggu). Berjuanglah supaya kita tidak tersesat mengikut iblis, dan orang-orang di sekitar kita juga tidak tersesat mengikut iblis.



Bacaan Alkitab: 1 Timotius 5:11-16
5:11 Tolaklah pendaftaran janda-janda yang lebih muda. Karena apabila mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang menceraikan mereka dari Kristus, mereka itu ingin kawin
5:12 dan dengan memungkiri kesetiaan mereka yang semula kepada-Nya, mereka mendatangkan hukuman atas dirinya.
5:13 Lagipula dengan keluar masuk rumah orang, mereka membiasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi juga meleter dan mencampuri soal orang lain dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas.
5:14 Karena itu aku mau supaya janda-janda yang muda kawin lagi, beroleh anak, memimpin rumah tangganya dan jangan memberi alasan kepada lawan untuk memburuk-burukkan nama kita.
5:15 Karena beberapa janda telah tersesat mengikut Iblis.
5:16 Jika seorang laki-laki atau perempuan yang percaya mempunyai anggota keluarga yang janda, hendaklah ia membantu mereka sehingga mereka jangan menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian jemaat dapat membantu mereka yang benar-benar janda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.