Jumat, 11 Agustus 2017
Bacaan
Alkitab: 1 Timotius 5:11-16
Karena beberapa janda telah tersesat mengikut Iblis. (1 Tim 5:15)
Tersesat Mengikut Iblis
Mungkin ada beberapa pembaca renungan
ini yang berkata sinis, memangnya ada orang yang mau mengikut iblis? Memang
secara wajar hampir tidak ada orang yang dengan sadar mengikut iblis. Namun di
dalam Alkitab, saya menemukan satu ayat yang menyebutkan adanya orang yang
masuk kategori ini, yaitu mengikut iblis. Memang untuk memahami ayat tersebut
kita harus melihat konteks dari ayat tersebut sehingga tidak terjadi salah
paham atau fitnah yang berlebihan.
Perikop dalam bacaan Alkitab kita hari
ini berbicara tentang janda di dalam jemaat mula-mula. Secara ringkas, Paulus
menekankan bahwa ada kriteria khusus untuk bisa didaftarkan sebagai janda dalam
jemaat, mengingat janda mendapatkan “perhatian khusus” termasuk dalam hal
bantuan finansial dari jemaat. Dalam hal ini Paulus menegaskan bahwa mereka
yang didaftarkan sebagai janda haruslah yang sudah berusia cukup tua dan telah
terbukti memiliki hidup yang benar. Paulus menasehatkan Timotius untuk menolak
pendaftaran janda-janda yang lebih muda, karena mereka masih bisa digairahkan
oleh nafsu berahi dan ingin kawin (ay. 11).
Ingat bahwa dorongan seksual adalah hal
yang wajar dan dimiliki semua orang. Seorang janda (yang sudah pernah merasakan
kehidupan seksual) tentu sangat wajar memiliki keinginan seksual kembali. Namun
jika janda tersebut “digairahkan” dengan tidak pantas, maka hal tersebut bisa
membuat mereka “cerai” dari Kristus. Inilah yang berbahaya dan harus diwapadai.
Seorang janda harus menjadikan Kristus sebagai “suaminya”, artinya bergantung
hanya pada Kristus karena ia tidak memiliki suami lagi. Jika tidak, maka janda
tersebut tidak setia dan mendatangkan hukuman atas dirinya (ay. 12).
Seorang janda tentu memiliki cukup
banyak waktu luang kecuali mereka yang masih memiliki anak dan harus merawat dan
membesarkan anaknya tersebut. Oleh karena itu Paulus menekankan bahwa adalah
tidak baik bagi seorang janda untuk membiasakan diri bermalas-malasan saja (ay.
13b). Apalagi jika janda tersebut suka keluar masuk ke rumah orang (karena
banyaknya waktu luang yang mereka miliki), meleter, mencampuri urusan orang
lain, dan mengucapkan perkataan yang tidak pantas (ay. 13a & 13c). Seorang
janda harus bisa memaksimalkan waktunya bagi kepentingan Tuhan dan
kerajaan-Nya.
Oleh karena itu Paulus memberikan
nasehat (bahkan sedikit berbau perintah) agar janda-janda yang muda kawin lagi,
beroleh anak, dan memimpin rumah tangganya, sehingga tidak membuat nama jemaat
menjadi buruk di mata orang luar (ay. 14). Ini adalah suatu nasehat atau
perintah yang logis, terlebih dikaitkan dengan ayat selanjutnya, dimana Paulus
berkata bahwa ada beberapa janda yang telah tersesat mengikut iblis (ay. 15). Kira-kira
mengapa Paulus berkata demikian hingga dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa
janda yang telah tersesat mengikut iblis?
Tentu kita harus kembali memperhatikan
konteks ayat-ayat di atasnya. Paulus memberikan sejumlah petunjuk untuk dapat
mengidentifikasi orang-orang yang telah menjadi pengikut iblis, yaitu:
Pertama, hidup dalam keberahian dan hawa nafsu (ay. 11).
Tidak dapat dipungkiri, nafsu seksual adalah anugerah Tuhan yang indah. Tentu
dikatakan indah jika digunakan dalam waktu yang tepat, tempat yang tepat, dan
dengan orang yang tepat. Dalam hal ini nafsu seksual hanya boleh digunakan
dengan pasangan kita yang sah (suami atau istri kita), dalam pernikahan yang
kudus (bukan sebelum menikah atau di luar pernikahan). Namun iblis begitu
cerdasnya membuat manusia mengumbar nafsu seksual ini, khususnya di akhir
zaman. Banyak suami tidak setia dengan istrinya, istri tidak setia dengan
suaminya, anak-anak muda mulai melakukan percabulan dengan pacarnya, dan lain
sebagainya. Belum lagi banyaknya film porno dan penyimpangan seksual lainnya. Ketidakkudusan
ini membuat pikiran orang menjadi tercemari dan tercandui dengan nafsu berahi
yang salah.
Jangan salah, penyimpangan seksual ini tidak
hanya terjadi di luar gereja atau jemaat Tuhan, tetapi juga cukup sering terjadi
di gereja. Berapa banyak anggota jemaat kita yang hamil duluan karena pacaran
yang kelewat batas? Di beberapa gereja, ada pendeta yang memiliki affair dengan jemaatnya hingga memiliki
anak. Dan ketika jemaat mencoba menanyakannya kepada pendeta tersebut, maka
pendeta tersebut berkata bahwa “ini adalah kehendak Tuhan” atau “kalian jemaat
tidak boleh mengusik orang yang sudah diurapi Tuhan”, atau dengan ancaman-ancaman
lain yang diucapkan pendeta kepada jemaat yang kritis. Oleh karena itu tidak
heran bahwa kita harus berjuang keras mengendalikan hawa nafsu seksual ini
supaya tidak sampai membuat kita berdosa dan terpisah dari Allah.
Kedua, menjadi malas dan mengucapkan perkataan yang tidak membangun (ay.
13). Ini sebenarnya sangatlah umum. Akan tetapi penting untuk
dilihat bahwa waktu adalah anugerah Tuhan bagi setiap manusia. Sehingga kita pun
harus menggunakan waktu dengan bijaksana bagi Tuhan. Selain itu perkataan kita
pun juga harus memberi dampak bagi orang di sekitar kita. Kita harus menjaga
lidah kita supaya perkataan kita tidak menjadi batu sandungan. Jangankan jemaat
Tuhan, seorang pendeta saja kadang-kadang perkataannya tidak menjadi berkat
karena adanya kepentingan dan ambisi pribadi. Tidak heran ada pendeta yang
saling menyerang bahkan menjelek-jelekkan satu dengan yang lainnya. Tentu hal
ini disebabkan adanya ambisi pribadi (seperti jabatan, kedudukan, dan juga
uang).
Ketiga, tidak mengikuti alur yang benar dan mempermalukan nama Tuhan (ay.
14). Jika kita perhatikan nasehat Paulus kepada janda-janda
yang muda di ayat 14, maka kita akan menemukan alur yang benar yaitu: menikah,
punya anak, dan mengurus keluarganya dengan baik. Itu tidak akan merugikan
siapa-siapa dan tidak akan memburukkan nama Tuhan dan gereja di mata orang
luar. Tetapi ada kecenderungan apa yang terjadi di gereja akhir-akhir ini bahwa
alur ini sudah mulai berubah. Janda tidak menikah, punya anak, dan mengurus
keluarganya, tetapi justru ada janda yang punya anak (hamil duluan), baru
dinikahkan, dan mengurus keluarganya.
Ini adalah suatu penyimpangan terhadap
alur yang benar. Dan penyimpangan terhadap alur yang benar pasti menimbulkan
masalah di kemudian hari. Sebagai contoh, jika ada janda dalam gereja yang
ternyata bukannya menikah dulu baru punya anak, tetapi justru hamil duluan
(apalagi hamil dengan orang di gereja tersebut), maka apa kata orang di sekitar
kita? Hal ini sebenarnya tidak melulu salah si janda, tetapi mungkin gereja
(pendeta dan pengurus gereja) kurang bijak menyikapi fenomena janda dalam
gereja tersebut, sehingga terjadilah hal yang memalukan gereja.
Jadi jika tiga hal di atas dilakukan
oleh janda, maka tepat rasanya jika Paulus mengatakan bahwa beberapa janda
(ingat, tidak semua janda) telah tersesat mengikut iblis. Dan sebenarnya tidak
hanya janda saja, semua orang (mau janda atau duda, menikah atau belum
menikah), bisa tersesat mengikut iblis jika melakukan kesalah seperti
penjelasan di atas. Tidak gampang mencap seseorang mengikut iblis. Dan adalah
suatu kelancangan jika seorang Kristen (apalagi seorang pendeta) dengan
mudahnya mencap orang lain sebagai pengikut iblis. Hanya mereka yang memang
bebal, tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, hingga mempermalukan nama Tuhan
yang masuk kategori mereka yang tersesat mengikut iblis. Dan ini juga adalah
pekerjaan rumah bagi semua jemaat Tuhan untuk juga peduli terhadap hal-hal yang
bisa membuat orang tersesat (ay. 16). Jangan semua diserahkan kepada gereja dan
pendeta dan kemudian orang Kristen lepas tangan (misalnya orang tua menyerahkan
pendidikan rohani anak-anaknya kepada guru sekolah minggu, padahal itu adalah
tanggung jawab setiap orang tua dan bukan hanya tanggung jawab guru sekolah
minggu). Berjuanglah supaya kita tidak tersesat mengikut iblis, dan orang-orang
di sekitar kita juga tidak tersesat mengikut iblis.
Bacaan
Alkitab: 1 Timotius 5:11-16
5:11 Tolaklah pendaftaran janda-janda yang lebih muda. Karena apabila
mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang menceraikan mereka dari Kristus,
mereka itu ingin kawin
5:12 dan dengan memungkiri kesetiaan mereka yang semula kepada-Nya, mereka
mendatangkan hukuman atas dirinya.
5:13 Lagipula dengan keluar masuk rumah orang, mereka membiasakan diri
bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi juga meleter dan
mencampuri soal orang lain dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas.
5:14 Karena itu aku mau supaya janda-janda yang muda kawin lagi, beroleh anak,
memimpin rumah tangganya dan jangan memberi alasan kepada lawan untuk
memburuk-burukkan nama kita.
5:15 Karena beberapa janda telah tersesat mengikut Iblis.
5:16 Jika seorang laki-laki atau perempuan yang percaya mempunyai anggota
keluarga yang janda, hendaklah ia membantu mereka sehingga mereka jangan
menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian jemaat dapat membantu mereka yang
benar-benar janda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.