Rabu, 16 Agustus 2017
Bacaan
Alkitab: Ulangan 12:1-7
Ke sanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu,
persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban
sukarelamu, anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu. (Ul 12:6)
Persepuluhan di dalam Alkitab (5): Ke Tempat yang Dipilih
Tuhan
Salah satu ayat yang juga sering
dikutip oleh para pendeta terkait persembahan persepuluhan adalah ayat di dalam
bacaan Alkitab kita hari ini. Seringkali mimbar gereja berkata: “Ke sanalah
harus kamu bawa ... persembahan persepuluhanmu...” (ay. 6). dan ke sana
diartikan adalah gereja tempat jemaat beribadah. Namun hari ini saya mengajak
para pembaca renungan ini untuk boleh melihat konteks dari ayat tersebut, yang
seringkali dicomot dan ditampilkan di layar gereja. Mungkin inilah salah satu
dampak dari penggunaan multimedia di gereja, yaitu jemaat hanya disuguhkan 1
ayat saja dan menjadi malas untuk membaca konteks dari ayat tersebut, karena
mereka tidak perlu membawa Alkitab ke gereja dan ayat-ayat dalam ibadah sudah
ditayangkan di multimedia gereja.
Dalam konteks perikopnya, kita bisa
melihat bahwa Musa sedang menyampaikan Firman Tuhan kepada bangsa Israel, yaitu
ketetapan dan peraturan yang harus mereka lakukan dengan setia selama bangsa
Israel hidup (ay. 1). Aturan yang penting tersebut adalah bahwa bangsa Israel
harus memusnahkan sama sekali semua tempat peribadatan kepada allah-allah lain,
yang didirikan oleh bangsa-bangsa Kanaan yang mereka taklukkan nantinya (ay. 2a).
Bangsa-bangsa Kanaan yang menyembah dewa-dewa tersebut mendirikan tempat
peribadatan kepada dewa-dewa mereka di banyak tempat, baik di gunung-gunung
yang tinggi (di puncak gunung), di bukit-bukit, bahkan di bawah setiap pohon
yang rimbun (ay. 2b).
Dalam hal ini kebiasaan bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah yang benar memiliki ciri-ciri yang hampir sama:
mendirikan mezbah-mezbah, tugu-tugu berhala, tiang-tiang berhala, patung-patung
dewa/allah mereka, dan nama dewa-dewa yang ditulis dimana-mana (ay. 3). Tuhan
mengingatkan bahwa bangsa Israel tidak boleh berbuat seperti itu terhadap Tuhan
(ay. 4). Ini paralel dengan perintah Tuhan dalam 10 Hukum kepada bangsa Israel
dimana antara lain disebutkan bahwa: Jangan ada padamu allah lain di
hadapan-Ku; Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di
langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di
bawah bumi; atau Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya (Kel
20:3-5). Jadi bangsa Israel dipanggil untuk memiliki iman yang benar kepada
Tuhan yang benar, sehingga tentu cara beribadahnya pun pasti berbeda dengan
bangsa-bangsa kafir.
Dalam hal ini Tuhan mengingatkan kepada
bangsa Israel bahwa mereka tidak boleh mendirikan tempat ibadah secara
suka-suka mereka seperti bangsa-bangsa lain yang bisa dengan mudahnya
mendirikan tempat ibadah di atas gunung, di bawah pohon, dan lain sebagainya. Jika
mereka hendak mendirikan tempat ibadah kepada Tuhan, mereka harus bertanya
kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tuhan berkata bahwa tempat yang akan
dipilih Tuhan dari segala suku Israel sebagai kediaman-Nya, maka tempat itulah
yang harus mereka cari dan kesanalah mereka harus pergi (ay. 25). Artinya,
bangsa Israel harus hanya beribadah kepada Tuhan Allah di tempat yang dipilih
oleh-Nya, tidak boleh sembarangan. Dalam hal ini bangsa Israel harus
sungguh-sungguh bertanya kepada Tuhan kemanakah mereka harus beribadah dan
mencari Tuhan.
Prinsip inilah yang sebenarnya mewarnai
ayat 6 dalam perikop bacaan kita hari ini, yaitu bangsa Israel harus bertanya
kepada Tuhan, dimanakah tempat yang Tuhan pilih, dan ke sanalah mereka harus
membawa segala macam korban mereka, termasuk persembahan persepuluhan mereka
(ay. 6). Ingat bahwa persembahan persepuluhan hanya satu jenis persembahan di
antara korban/persembahan yang lain seperti korban bakaran, korban sembelihan,
persembahan khusus, korban nazar, korban sukarela, dan lain sebagainya.
Artinya, mereka tidak boleh sembarangan mempersembahkan korban, tetapi harus
sungguh-sungguh mempersembahkan korban dan persembahan mereka di tempat yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan atau sesuai dengan kehendak-Nya. Di tempat
yang dipilih Tuhan itulah mereka harus menjalankan ibadah mereka, yang
digambarkan dengan makan di hadapan Tuhan dan bersukaria (ay. 7).
Apa makna ayat-ayat tersebut dalam
hidup kita? Seringkali ayat 6 hanya dibaca secara sepotong saja dan seakan-akan
menjadi pembenaran bagi jemaat untuk memberikan persembahan persepuluhan ke
gereja. Pertanyaan saya, sudahkah kita bertanya kepada Tuhan, mana tempat yang
dipilih Tuhan? Tidak hanya soal persembahan persepuluhan, dalam setiap
persembahan kita harus bertanya kepada Tuhan, kemanakah kita harus memberikan
persembahan? Ingat bahwa standar umat percaya adalah melakukan kehendak Tuhan.
Oleh karena itu, jika Tuhan bilang: berikan persembahan ke yayasan A, atau ke
gereja B, atau ke pendeta C, maka kita harus taat melakukannya, sekalipun kita
beribadah di jemaat yang berbeda. Di situlah perjuangan kita untuk mengerti
kehendak Tuhan. Jangan dipikir bahwa ketika kita memberikan persembahan kepada
Tuhan maka itu adalah tanda kita mengasihi Tuhan. Ingat bahwa kasih itu berarti
melakukan apa yang Tuhan mau. Jika kita tidak mau melakukan apa yang Tuhan mau,
itu bukanlah tindakan kasih kepada Tuhan. Bahkan Paulus berkata jika ia
membagi-bagikan seluruh hartanya tetapi tidak memiliki kasih (tidak melakukan
sesuai hati Tuhan), maka itu tidak ada faedahnya sama sekali (1 Kor 13:3).
Kejadian yang sering terjadi adalah
jemaat “dipaksa” untuk memberikan persepuluhan kepada jemaatnya, kepada
pendetanya, atau kepada gembala sidangnya (khususnya di gereja-gereja aliran
pentakosta/karismatik). Pertanyaannya: apakah benar demikian? Kalau standar
umat Perjanjian Lama saja Tuhan sudah berfirman bahwa mereka harus membawa
persembahan mereka hanya ke tempat yang dipilih Tuhan, apakah kita yang hidup
di Perjanjian Baru boleh suka-sukanya memberikan persembahan tanpa bertanya
kepada Tuhan? Ingat bahwa uang yang ada di dompet atau tabungan kita, bahkan
semua harta yang ada pada kita sesungguhnya bukanlah milik kita tetapi milik
Tuhan. Oleh karena itu kita tidak boleh menggunakan uang dan harta yang ada
pada kita dengan suka-sukanya sendiri. Tanya Tuhan sebagai pemilik uang dan
harta tersebut, harus digunakan untuk apakah uang dan harta itu. Dengan prinsip
ini kita tidak akan sembarangan menggunakan uang untuk menyenangkan diri
sendiri, tetapi dalam segala hal, bahkan dari hal-hal terkecil, kita akan
menggunakan uang tersebut untuk kemuliaan Tuhan.
Alkitab berkata bahwa jjika kita makan
atau minum (yaitu hal yang sangat sederhana dan umum), kita harus melakukannya
untuk kemuliaan Allah (1 Kor 10:31). Ini berarti uang yang kita keluarkan untuk
membeli makanan dan minuman harus kita gunakan dengan bijaksana untuk kemuliaan
Allah. Kita tidak boleh sembrono membeli makanan dan minuman secara sembarangan
yang merusak tubuh kita dan tidak membawa kemuliaan bagi Tuhan. Oleh karena
itu, jika dalam hal kecil saja kita harus menggunakan uang dengan bijaksana,
bukankah dalam hal persembahan kita juga harus lebih bijaksana? Kemana kita
harus memberikan persembahan kita? Tanyalah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Jika Tuhan berkata bahwa kita harus mendukung gereja lokal kita (misal gereja
kita akan mengadakan acara penting atau sedang melakukan pembangunan gedung
secara fisik), maka bawalah persembahan tersebut ke gereja lokal kita. Namun
jika Tuhan berkata hal yang lain, lakukanlah tanpa bimbang. Mungkin saja Tuhan
sedang mengajar kita untuk dapat menjadi berkat di wilayah yang lebih luas
lagi, sesuai dengan kehendak-Nya. Ingat bahwa standar hidup umat Perjanjian
Baru adalah melakukan kehendak Allah Bapa. Tidak sesuai dengan kehendak Bapa
berarti adalah suatu kemelesetan.
Bacaan
Alkitab: Ulangan 12:1-7
12:1 "Inilah ketetapan dan peraturan yang harus kamu lakukan dengan setia
di negeri yang diberikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu untuk
memilikinya, selama kamu hidup di muka bumi.
12:2 Kamu harus memusnahkan sama sekali segala tempat, di mana
bangsa-bangsa yang daerahnya kamu duduki itu beribadah kepada allah mereka,
yakni di gunung-gunung yang tinggi, di bukit-bukit dan di bawah setiap pohon
yang rimbun.
12:3 Mezbah mereka kamu harus robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu
remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu bakar habis, patung-patung allah
mereka kamu hancurkan, dan nama mereka kamu hapuskan dari tempat itu.
12:4 Jangan kamu berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Allahmu.
12:5 Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu
sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus
kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.
12:6 Ke sanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu,
persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban
sukarelamu, anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu.
12:7 Di sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu
dan seisi rumahmu, karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN,
Allahmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.