Selasa, 22 Agustus 2017
Bacaan
Alkitab: Nehemia 12:44-47
Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik
perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan
untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi
bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai
dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan
orang-orang Lewi yang bertugas. (Neh 12:44)
Persepuluhan di dalam Alkitab (11): Disimpan di
Bilik-bilik dan Diawasi
Sebagaimana telah saya sampaikan dalam
renungan sebelumnya, sejak zaman Raja Hizkia, di Bait Allah dibangun sejumlah
bilik yang digunakan untuk menyimpan persembahan, khususnya persembahan hasil pertama,
persembahan khusus, dan persembahan persepuluhan. Hal tersebut berlanjut terus
pada masa setelah pembuangan, dimana bangsa Yehuda membangun Bait Allah yang
kedua (karena Bait Allah yang pertama yang dibangun pada zaman Raja Salomo
telah dihancurkan oleh tentara Babel). Nehemia yang memimpin bangsa Yehuda
ketika mereka kembali ke Yerusalem, telah mengangkat beberapa orang untuk
mengawasi bilik-bilik perbendaharaan (ay. 44a).
Sekali lagi saya sampaikan bahwa
persembahan persepuluhan pada hakekatnya adalah persembahan berupa hasil tanah
dan hasil ternak, sehingga dibutuhkan bilik-bilik atau ruangan-ruangan untuk
menyimpan persembahan tersebut. Memang hukum Taurat juga mengatur mengenai
persembahan yang bisa diuangkan dengan menambah seperlima. Namun jika
kebanyakan persembahan persepuluhan dibawa dalam bentuk uang, rasa-rasanya
tidak perlu dibangun bilik-bilik untuk menyimpannya. Justru hal tersebut lebih
diperjelas dalam lanjutan ayat 44 tersebut, dimana bilik-bilik tersebut
digunakan untuk menyimpan berbagai jenis persembahan (di antaranya termasuk
persembahan persepuluhan), supaya apa yang menjadi bagian orang Lewi dan para
imam dikumpulkan di bilik-bilik tersebut sesuai dengan ladang setiap kota (ay.
44b). Artinya adalah bilik-bilik tersebut kemungkinan besar digunakan untuk
menyimpan hasil ladang (hasil tanah) dari masing-masing kota.
Bangsa Yehuda bersukacita dalam
memberikan persembahan tersebut karena para imam dan orang-orang Lewi yang
bertugas, yaitu melakukan tugas pelayanan di Bait Allah (ay. 44c & 45).
Sebenarnya pembagian tugas orang Lewi dan para imam sudah diatur sejak zaman
Raja Daud, dimana masing-masing bani (kelompok keluarga) di suku Lewi
mendapatkan tugas khusus dalam pelayanan, misalnya bani Asaf yang ditugaskan
untuk melayani puji-pujian kepada Tuhan (ay. 46). Dan tidak hanya bagi para
pemimpin pujian saja seperti bani Asaf, tetapi sejak zaman Zerubabel dan
Nehemia semua orang Israel memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan para
penunggu pintu gerbang (ay. 47a). Artinya di sini ruang lingkup orang-orang
yang menerima bagian dari persembahan persepuluhan tersebut adalah mereka yang
mendapatkan tugas di dalam ibadah mereka.
Itulah sebabnya perlu ada orang-orang
khusus yang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan. Kata mengawasi
di sini bisa berarti ada orang-orang yang bertanggung jawab atas bilik-bilik
tersebut, minimal mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta memastikan isi
bilik tersebut digunakan sesuai dengan tujuannya (karena setiap jenis
persembahan memiliki penggunaan pembagian tertentu). Dalam hal ini ada prinsip
yang luar biasa di sini bahwa persembahan persepuluhan adalah sesuatu hal yang
penting sehingga harus ada orang-orang yang mengawasi supaya persembahan
persepuluhan tersebut digunakan dengan tepat sasaran.
Hal ini sekilas seperti suatu hal yang
sepele. Namun demikian, sebenarnya persembahan persepuluhan adalah sesuatu hal
yang penting, bahkan sejak zaman Perjanjian Lama, sehingga perlu diatur dan
diawasi oleh orang-orang tertentu. Sangat kontras jika dibandingkan dengan
sebagian gereja yang saat ini juga menekankan mengenai ajaran persepuluhan
tetapi sistem pengelolaannya tidak jelas. Persembahan persepuluhan sebenarnya
adalah sebagian milik jemaat yang diberikan kepada orang Lewi untuk dikelola
dan digunakan bagi kepentingan pekerjaan Tuhan. Namun di beberapa gereja,
jemaat tidak pernah mengerti penggunaan persembahan apalagi persembahan
persepuluhan. Jemaat selalu diajar bahwa persepuluhan adalah hak pendeta atau
gembala dan jemaat tidak perlu tahu berapa dana yang terkumpul dan sistem
pembagiannya. Masih lebih baik jika di gereja tersebut ada bendahara gereja
yang memegang dan mengelola persembahan persepuluhan, tetapi di sejumlah
gereja, persembahan langsung diambil alih oleh pendeta atau gembala sidang
dengan berkata: “Ini milikku”.
Akibatnya, tidak ada pengawasan yang
memadai terhadap penggunaan uang persembahan sesuai dengan prinsip Alkitab. Hal
ini bisa dilihat ketika pendeta menekankan bahwa jemaat harus memberi
persembahan persepuluhan supaya diberkati berlipat ganda. Namun ketika ada
jemaat gereja yang meninggal, maka pendeta berkata: “wah uang kas gereja sudah
sedikit, kita tidak bisa membelikan karangan bunga untuk jemaat yang
meninggal”. Padahal semasa hidupnya, jemaat tersebut dan keluarganya sudah
memberikan persembahan (termasuk persembahan persepuluhan dengan setia). Hal
ini bisa terjadi karena tidak ada orang-orang tertentu yang diangkat untuk
mengawasi penggunaan persembahan tersebut. Atau hal tersebut bisa terjadi
karena pendeta atau gembala tidak mau ada orang yang ikut campur terhadap
penggunaan dana persembahan persepuluhan (karena sejak dahulu sudah didoktrin
bahwa persembahan persepuluhan adalah hak pendeta atau gembala). Padahal jika
kita mau belajar kebenaran dengan hati
dan pikiran yang terbuka (tanpa mempertahankan premis yang sudah kita miliki),
maka kita akan dibukakan mengenai prinsip persembahan persepuluhan dengan
benar.
Kembali lagi, persoalan utamanya adalah
uang. Alkitab menulis bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang
(1 Tim 6:10). Jadi gereja-gereja yang lebih bersifat tertutup terkait
pengelolaan dana persembahan jemaat (termasuk persepuluhan) bisa jadi adalah
gereja-gereja yang masih bersifat duniawi, atau minimal sejumlah oknum di sana
masih bersifat duniawi. Tidak heran ada para pendeta yang saling menuntut di
pengadilan, saling berebut posisi di gereja, karena ujung-ujungnya adalah uang
dan kekuasaan (karena semakin berkuasa maka akan semakin banyak uang yang bisa
didapat). Padahal Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa persembahan
persepuluhan tersebut dikelola untuk diberikan kepada pelayan-pelayan dari
orang Lewi untuk keperluan hidup sehari-hari mereka, atau dalam ayat tersebut
ditulis dengan istilah “sekadar yang perlu tiap-tiap hari” (ay. 47b). Kalaupun
ada dari persembahan persepuluhan tersebut yang menjadi hak para imam sebagai
pemimpin umat dan pemimpin pelayanan, itu adalah sebesar 10% dari persembahan
persepuluhan yang diterima oleh orang Lewi (atau 1% dari persembahan orang
Yehuda). Namun demikian dalam hal ini bukan berapa persennya yang penting,
namun selama hati “oknum” di gereja tersebut masih duniawi dan berfokus pada
uang, maka mau berapa persen yang diberi oleh jemaat atau berapa nominal
persembahan yang diterima dari jemaat tidak akan pernah cukup. Jika demikian,
bagaimana jemaat bisa diajarkan kebenaran yang murni jika yang mengajarkan saja
masih memiliki motivasi yang tidak lurus dalam hatinya?
Bacaan
Alkitab: Nehemia 12:44-47
12:44 Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik
perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan
untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi
bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan
ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang
Lewi yang bertugas.
12:45 Karena merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Allah mereka dan
tugas pentahiran, demikian juga para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, sesuai
dengan perintah Daud dan Salomo, anaknya.
12:46 Karena sudah sejak dahulu, pada zaman Daud dan Asaf, ada
pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur bagi Allah.
12:47 Pada zaman Zerubabel dan Nehemia semua orang Israel memberikan
sumbangan bagi para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang sekadar yang perlu
tiap-tiap hari dan mempersembahkan persembahan kudus kepada orang-orang Lewi.
Dan orang-orang Lewi mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.