Minggu, 20 Agustus 2017

Persepuluhan di dalam Alkitab (11): Disimpan di Bilik-bilik dan Diawasi



Selasa, 22 Agustus 2017
Bacaan Alkitab: Nehemia 12:44-47
Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas. (Neh 12:44)

 
Persepuluhan di dalam Alkitab (11): Disimpan di Bilik-bilik dan Diawasi


Sebagaimana telah saya sampaikan dalam renungan sebelumnya, sejak zaman Raja Hizkia, di Bait Allah dibangun sejumlah bilik yang digunakan untuk menyimpan persembahan, khususnya persembahan hasil pertama, persembahan khusus, dan persembahan persepuluhan. Hal tersebut berlanjut terus pada masa setelah pembuangan, dimana bangsa Yehuda membangun Bait Allah yang kedua (karena Bait Allah yang pertama yang dibangun pada zaman Raja Salomo telah dihancurkan oleh tentara Babel). Nehemia yang memimpin bangsa Yehuda ketika mereka kembali ke Yerusalem, telah mengangkat beberapa orang untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan (ay. 44a).

Sekali lagi saya sampaikan bahwa persembahan persepuluhan pada hakekatnya adalah persembahan berupa hasil tanah dan hasil ternak, sehingga dibutuhkan bilik-bilik atau ruangan-ruangan untuk menyimpan persembahan tersebut. Memang hukum Taurat juga mengatur mengenai persembahan yang bisa diuangkan dengan menambah seperlima. Namun jika kebanyakan persembahan persepuluhan dibawa dalam bentuk uang, rasa-rasanya tidak perlu dibangun bilik-bilik untuk menyimpannya. Justru hal tersebut lebih diperjelas dalam lanjutan ayat 44 tersebut, dimana bilik-bilik tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai jenis persembahan (di antaranya termasuk persembahan persepuluhan), supaya apa yang menjadi bagian orang Lewi dan para imam dikumpulkan di bilik-bilik tersebut sesuai dengan ladang setiap kota (ay. 44b). Artinya adalah bilik-bilik tersebut kemungkinan besar digunakan untuk menyimpan hasil ladang (hasil tanah) dari masing-masing kota.

Bangsa Yehuda bersukacita dalam memberikan persembahan tersebut karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas, yaitu melakukan tugas pelayanan di Bait Allah (ay. 44c & 45). Sebenarnya pembagian tugas orang Lewi dan para imam sudah diatur sejak zaman Raja Daud, dimana masing-masing bani (kelompok keluarga) di suku Lewi mendapatkan tugas khusus dalam pelayanan, misalnya bani Asaf yang ditugaskan untuk melayani puji-pujian kepada Tuhan (ay. 46). Dan tidak hanya bagi para pemimpin pujian saja seperti bani Asaf, tetapi sejak zaman Zerubabel dan Nehemia semua orang Israel memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang (ay. 47a). Artinya di sini ruang lingkup orang-orang yang menerima bagian dari persembahan persepuluhan tersebut adalah mereka yang mendapatkan tugas di dalam ibadah mereka.

Itulah sebabnya perlu ada orang-orang khusus yang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan. Kata mengawasi di sini bisa berarti ada orang-orang yang bertanggung jawab atas bilik-bilik tersebut, minimal mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta memastikan isi bilik tersebut digunakan sesuai dengan tujuannya (karena setiap jenis persembahan memiliki penggunaan pembagian tertentu). Dalam hal ini ada prinsip yang luar biasa di sini bahwa persembahan persepuluhan adalah sesuatu hal yang penting sehingga harus ada orang-orang yang mengawasi supaya persembahan persepuluhan tersebut digunakan dengan tepat sasaran.

Hal ini sekilas seperti suatu hal yang sepele. Namun demikian, sebenarnya persembahan persepuluhan adalah sesuatu hal yang penting, bahkan sejak zaman Perjanjian Lama, sehingga perlu diatur dan diawasi oleh orang-orang tertentu. Sangat kontras jika dibandingkan dengan sebagian gereja yang saat ini juga menekankan mengenai ajaran persepuluhan tetapi sistem pengelolaannya tidak jelas. Persembahan persepuluhan sebenarnya adalah sebagian milik jemaat yang diberikan kepada orang Lewi untuk dikelola dan digunakan bagi kepentingan pekerjaan Tuhan. Namun di beberapa gereja, jemaat tidak pernah mengerti penggunaan persembahan apalagi persembahan persepuluhan. Jemaat selalu diajar bahwa persepuluhan adalah hak pendeta atau gembala dan jemaat tidak perlu tahu berapa dana yang terkumpul dan sistem pembagiannya. Masih lebih baik jika di gereja tersebut ada bendahara gereja yang memegang dan mengelola persembahan persepuluhan, tetapi di sejumlah gereja, persembahan langsung diambil alih oleh pendeta atau gembala sidang dengan berkata: “Ini milikku”.

Akibatnya, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap penggunaan uang persembahan sesuai dengan prinsip Alkitab. Hal ini bisa dilihat ketika pendeta menekankan bahwa jemaat harus memberi persembahan persepuluhan supaya diberkati berlipat ganda. Namun ketika ada jemaat gereja yang meninggal, maka pendeta berkata: “wah uang kas gereja sudah sedikit, kita tidak bisa membelikan karangan bunga untuk jemaat yang meninggal”. Padahal semasa hidupnya, jemaat tersebut dan keluarganya sudah memberikan persembahan (termasuk persembahan persepuluhan dengan setia). Hal ini bisa terjadi karena tidak ada orang-orang tertentu yang diangkat untuk mengawasi penggunaan persembahan tersebut. Atau hal tersebut bisa terjadi karena pendeta atau gembala tidak mau ada orang yang ikut campur terhadap penggunaan dana persembahan persepuluhan (karena sejak dahulu sudah didoktrin bahwa persembahan persepuluhan adalah hak pendeta atau gembala). Padahal jika kita mau  belajar kebenaran dengan hati dan pikiran yang terbuka (tanpa mempertahankan premis yang sudah kita miliki), maka kita akan dibukakan mengenai prinsip persembahan persepuluhan dengan benar.

Kembali lagi, persoalan utamanya adalah uang. Alkitab menulis bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang (1 Tim 6:10). Jadi gereja-gereja yang lebih bersifat tertutup terkait pengelolaan dana persembahan jemaat (termasuk persepuluhan) bisa jadi adalah gereja-gereja yang masih bersifat duniawi, atau minimal sejumlah oknum di sana masih bersifat duniawi. Tidak heran ada para pendeta yang saling menuntut di pengadilan, saling berebut posisi di gereja, karena ujung-ujungnya adalah uang dan kekuasaan (karena semakin berkuasa maka akan semakin banyak uang yang bisa didapat). Padahal Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa persembahan persepuluhan tersebut dikelola untuk diberikan kepada pelayan-pelayan dari orang Lewi untuk keperluan hidup sehari-hari mereka, atau dalam ayat tersebut ditulis dengan istilah “sekadar yang perlu tiap-tiap hari” (ay. 47b). Kalaupun ada dari persembahan persepuluhan tersebut yang menjadi hak para imam sebagai pemimpin umat dan pemimpin pelayanan, itu adalah sebesar 10% dari persembahan persepuluhan yang diterima oleh orang Lewi (atau 1% dari persembahan orang Yehuda). Namun demikian dalam hal ini bukan berapa persennya yang penting, namun selama hati “oknum” di gereja tersebut masih duniawi dan berfokus pada uang, maka mau berapa persen yang diberi oleh jemaat atau berapa nominal persembahan yang diterima dari jemaat tidak akan pernah cukup. Jika demikian, bagaimana jemaat bisa diajarkan kebenaran yang murni jika yang mengajarkan saja masih memiliki motivasi yang tidak lurus dalam hatinya?



Bacaan Alkitab: Nehemia 12:44-47
12:44 Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas.
12:45 Karena merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Allah mereka dan tugas pentahiran, demikian juga para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, sesuai dengan perintah Daud dan Salomo, anaknya.
12:46 Karena sudah sejak dahulu, pada zaman Daud dan Asaf, ada pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur bagi Allah.
12:47 Pada zaman Zerubabel dan Nehemia semua orang Israel memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang sekadar yang perlu tiap-tiap hari dan mempersembahkan persembahan kudus kepada orang-orang Lewi. Dan orang-orang Lewi mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.