Sabtu, 19 Agustus 2017

Persepuluhan di dalam Alkitab (9): Hingga Bertimbun-timbun

Minggu, 20 Agustus 2017
Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 31:1-12
Orang Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah dikuduskan bagi TUHAN Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka bertimbun-timbun. (2 Taw 31:6)


Persepuluhan di dalam Alkitab (9): Hingga Bertimbun-timbun


Salah satu ayat lagi yang cukup sering dikutip oleh para pendeta mengenai persembahan persepuluhan adalah ayat dalam bacaan Alkitab kita hari ini. Ayat ini dikutip untuk menunjukkan bagaimana bangsa Israel membawa persembahan persepuluhan mereka ke Rumah Tuhan dalam jumlah banyak hingga bertimbun-timbun (ay. 5-6). Namun sangat jarang orang Kristen (khususnya jemaat) yang menjadi kritis dan mencoba membaca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, minimal untuk mendapatkan gambaran konteks ayat tersebut. Hari ini kita akan mencoba belajar untuk membedah ayat tersebut dilihat dari konteks latar belakangnya supaya kita mendapatkan gambaran yang utuh dan  tidak sepotong-sepotong.

Kisah di dalam perikop ini berbicara mengenai apa yang dilakukan Raja Hizkia, yaitu raja Yehuda pada waktu itu, yaitu untuk memperbaiki Rumah Tuhan atau Bait Suci (2 Taw 29:3). Itulah hal yang pertama yang dilakukan Hizkia pada bulan pertama dari tahun pertama pemerintahannya. Sebelumnya, Rumah Tuhan sudah terabaikan selama bertahun-tahun. Sebelum direstorasi Hizkia, mungkin Bait Suci tersebut masih berdiri dengan megah, masih ada sejumlah ibadah di sana, namun semuanya tidak ada artinya karena umat Yehuda tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan. Hizkialah yang kemudian merestorasi Bait Suci dan menguduskannya kembali. Bahkan Hizkia merayakan Paskah dengan mengundang orang-orang dari Kerajaan Israel untuk datang ke Yerusalem. Alkitab mencatat bahwa peristiwa perayaan Paskah (yang dipusatkan di Bait Suci) terakhir kali diadakan pada zaman Salomo dan baru diadakan kembali pada zaman Hizkia setelah ratusan tahun.

Jadi jelas bahwa latar belakang perikop di pasal 31 ini adalah peristiwa perayaan Paskah yang diselenggarakan oleh Raja Hizkia di Yerusalem, dimana tidak hanya orang-orang Yehuda (suku Yehuda dan Benyamin) yang datang dan merayakan Paskah, tetapi sejumlah orang-orang Israel (10 suku lainnya) juga ikut datang dan merayakannya di Yerusalem. Baru setelah perayaan Paskah tersebut diakhiri, seluruh orang Israel yang hadir di Yerusalem, pergi ke kota-kota di Yehuda lalu meremukkan segala mezbah dan tugu berhala di daerah kerajaan Yehuda (yaitu suku Yehuda dan Benyamin), serta sampai ke daerah Efraim dan Manasye, barulah mereka pulang ke kota-kota mereka masing-masing (ay. 1).

Pada waktu itu Hizkia mengatur pelayanan orang Lewi dan juga para imam, dan membagi-bagi tugas di antara mereka untuk melayani ibadah bagi Tuhan (ay. 2). Ada di antara mereka yang mendapat tugas mempersembahkan korban, ada yang menyanyikan puji-pujian, serta ada juga yan melayani di pintu-pintu gerbang. Saat itu Raja Israel memberi sumbangan dari harta miliknya untuk korban bakaran baik korban harian maupun korban-korban khusus yang dipersembahkan pada hari raya tertentu sesuai dengan hukum Taurat (ay. 3). Raja Hizkia juga memerintahkan rakyat, khususnya penduduk Yerusalem (dalam konteks lebih luas lagi mungkin memerintahkan kepada seluruh penduduk kerajaan Yehuda) untuk memberikan sumbangan yang menjadi bagian orang Lewi dan para imam supaya mereka dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan hukum Taurat (ay. 4).

Dari gambaran tersebut, yaitu Paskah yang sudah lama tidak diadakan, dan selama ini tidak ada pengaturan terhadap orang Lewi dan para imam, maka sangat mungkin bahwa selama puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun, bangsa Yehuda dan bangsa Israel  tidak pernah melakukan hukum Taurat dengan benar, apalagi terkait dengan persembahan persepuluhan. Ingat bahwa salah satu tujuan persembahan persepuluhan yang diberikan kepada orang Lewi dan para imam adalah supaya mereka dapat fokus melaksanakan tugas mereka sesuai dengan hukum Taurat. Ketika bangsa Israel tidak memberikan persembahan persepuluhan bagi orang Lewi, tentu mereka juga tidak akan maksimal melakukan bagian mereka. Inilah yang terjadi selama berpuluh-puluh tahun di kerajaan Yehuda apalagi di kerajaan Israel, sehingga perlu direstorasi oleh Raja Hizkia.

Setelah setelah perintah itu tersiar, orang Israel datang membawa hasil pertama mereka dalam jumlah besar (ay. 5a). Apakah pada waktu itu mereka baru panen dengan jumlah besar sehingga mereka dapat membawa persembahan dalam jumlah besar? Saya rasa jawabannya bukan itu, tetapi melainkan karena mereka sudah melalaikan hukum Taurat mengenai persembahan hasil pertama dan mereka baru mengkompensasinya atau “merapelnya” pada saat itu, sehingga mereka membawa banyak gandum, anggur, minyak, madu, dan segala macam hasil bumi. Tidak hanya persembahan hasil pertama, mereka juga membawa persembahan persepuluhan mereka dalam jumlah besar (ay. 5b). Hal ini sangat mungkin merupakan “rapelan” persembahan selama bertahun-tahun yang mereka tidak berikan ke Rumah Tuhan.

Tidak hanya orang Israel, tetapi orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga akhirnya datang dan membawa persembahan mereka termasuk persembahan persepuluhan dan persembahan khusus ke rumah Tuhan (ay. 6a). Alktab mencatat bahwa semua persembahan tersebut diletakkan Tuhan hingga bertimbun-timbun (ay. 6b). Bahkan Alkitab mencatat bahwa timbunan tersebut dibuat hingga 4 bulan lamanya (ay. 7). Mengapa persembahan mereka sampai bertimbun-timbun? Salah satu kemungkinannya adalah karena mungkin selama ini yang memberikan persembahan ke Rumah Tuhan hanyalah dari bangsa Yehuda (suku Yehuda dan Benyamin), bahkan mungkin hanya sebagian dari bangsa Yehuda yang memberikannya. Sedangkan 10 suku yang lain dari kerajaan Israel selama ini tidak pernah atau jarang membawa ke Rumah Tuhan di Yerusalem karena sudah berbeda wilayah dan raja-raja Israel banyak yang tidak setia kepada Tuhan tetapi justru menyembah dewa-dewa di wilayah mereka. Akibatnya ketika orang Yehuda dan orang Israel bertobat serta mau memberikan persembahan kepada Tuhan di Yerusalem, jumlah persembahan tersebut berlipat ganda hingga jumlahnya bertimbun-timbun.

Raja Hizkia dan para pemimpin yang datang melihat timbunan tersebut merasa terkagum-kagum melihatnya dan kemudian memuji Tuhan dan umat-Nya (ay. 8). Ketika Raja Hizkia bertanya kepada para imam dan orang Lewi mengenai timbunan tersebut, maka dijelaskan oleh Imam Kepala Azarya bahwa persembahan yang dibawa tersebut telah dinikmati oleh orang Lewi, mereka telah makan dan menjadi kenyang tetapi sisanya sangat banyak (ay. 9). Hal ini tentu kemungkinan besar disebabkan karena adanya “rapelan” persembahan dan korban yang baru dilakukan oleh sebagian besar orang Israel pada waktu itu. Jika bangsa Israel dan Yehuda konsisten memberikan persembahan dan korban dengan setia, tentu jumlah persembahan yang dikumpulkan tidak akan tiba-tiba melonjak seperti saat itu.

Kemudian Raja Hizkia memerintahkan untuk membangun bilik-bilik (kamar-kamar atau ruangan-ruangan) sebagai tempat untuk menampung persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus lainnya yang dibawa ke Rumah Tuhan (ay. 11-12). Banyak orang Kristen berpikir bahwa persembahan tersebut dalam bentuk uang, namun demikian saya meragukannya karena sesuai dengan penjelasan di ayat-ayat sebelumnya tentang persembahan persepuluhan, kita telah belajar bahwa persembahan persepuluhan adalah sepersepuluh dari hasil tanah dan setiap hitungan kelipatan sepuluh dari segala hasil ternak mereka (Im 27:30-34). Jadi kemungkinan besar bilik tersebut adalah tempat untuk menyimpan hasil tanah seperti benih, gandum, dan mungkin buah-buahan. Mengapa demikian? Karena dalam ayat sebelumnya dikatakan bahwa sejak persembahan tersebut dibawa oleh bangsa Israel dan bangsa Yehuda ke rumah Tuhan, maka orang Lewi dan para imam telah makan sekenyang-kenyangnya,  namun sisanya masih banyak (ay. 9). Jika persembahan tersebut dalam bentuk uang, maka tentu tidak akan ditekankan mengenai orang Lewi dan para imam yang makan hingga kenyang, karena uang tersebut bisa digunakan untuk hal yang lain. Lagipula, jika persembahan yang dibawa berupa uang hingga bertimbun-timbun, akan terjadi inflasi yang luar biasa di Yerusalem dan akan mengganggu perekonomian di Yerusalem bahkan di seluruh Yehuda.

Namun sejumlah pendeta cukup sering mengutip ayat ini untuk menunjukkan bagaimana bangsa Israel datang membawa persembahan dalam bentuk uang hingga bertimbun-timbun, dan jemaat Tuhan di gereja juga harus meneladani sikap orang Israel tersebut. Padahal jika kita belajar dengan lebih mendalam, kita akan mengerti mengapa persembahan tersebut hingga bertimbun-timbun. Lagipula persembahan yang dimaksud sangat mungkin bukanlah persembahan dalam bentuk uang. Lagipula dalam ayat-ayat selanjutnya kita tidak menemukan adanya kalimat membawa persembahan hingga bertimbun-timbun, yang artinya peristiwa tersebut sangat mungkin hanya terjadi sekali pada zaman Raja Hizkia. Namun setidaknya, bilik-bilik di Rumah Tuhan tetap menjadi suatu “keharusan” sehingga Bait Allah selanjutnya juga memiliki bilik-bilik (dan hal ini akan kita pelajari lebih lanjut dalam renungan selanjutnya).



Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 31:1-12
31:1 Setelah semuanya ini diakhiri, seluruh orang Israel yang hadir pergi ke kota-kota di Yehuda, lalu meremukkan segala tugu berhala, menghancurkan segala tiang berhala, dan merobohkan segala bukit pengorbanan dan mezbah di seluruh Yehuda dan Benyamin, juga di Efraim dan Manasye, sampai musnah semuanya. Kemudian pulanglah seluruh orang Israel ke kota-kotanya, ke miliknya masing-masing.
31:2 Hizkia menetapkan rombongan para imam dan orang-orang Lewi, rombongan demi rombongan, masing-masing menurut tugas jabatannya sebagai imam atau sebagai orang Lewi, untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, untuk mengucap syukur dan menyanyikan puji-pujian dan untuk melayani di pintu-pintu gerbang di tempat perkemahan TUHAN.
31:3 Raja memberi sumbangan dari harta miliknya untuk korban bakaran, yakni: korban bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, korban bakaran pada hari-hari Sabat dan pada bulan-bulan baru dan pada hari-hari raya, yang semuanya tertulis di dalam Taurat TUHAN.
31:4 Ia memerintahkan rakyat, yakni penduduk Yerusalem, untuk memberikan sumbangan yang menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi, supaya mereka dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan Taurat TUHAN.
31:5 Segera setelah perintah ini tersiar, orang Israel membawa dalam jumlah yang besar hasil pertama dari pada gandum, anggur, minyak, madu dan segala macam hasil bumi. Mereka membawa juga persembahan persepuluhan dari segala sesuatu dalam jumlah yang besar.
31:6 Orang Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah dikuduskan bagi TUHAN Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka bertimbun-timbun.
31:7 Mereka mulai membuat timbunan itu pada bulan yang ketiga, dan mereka selesai pada bulan yang ketujuh.
31:8 Hizkia dan para pemimpin datang melihat timbunan itu, dan mereka memuji TUHAN dan umat-Nya, orang Israel.
31:9 Hizkia menanyakan para imam dan orang-orang Lewi tentang timbunan itu,
31:10 dan dijawab oleh Azarya, imam kepala keturunan Zadok demikian: "Sejak persembahan khusus mulai dibawa ke rumah TUHAN, kami telah makan sekenyang-kenyangnya, namun sisanya masih banyak. Sebab TUHAN telah memberkati umat-Nya, sehingga tinggal sisa yang banyak ini."
31:11 Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah TUHAN dan mereka menyediakannya.
31:12 Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke sana. Konanya, seorang Lewi, mengawasi semuanya, dan Simei, saudaranya, adalah orang kedua,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.