Minggu, 20 Agustus 2017
Bacaan
Alkitab: 2 Tawarikh 31:1-12
Orang
Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa
persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan
persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah
dikuduskan bagi TUHAN Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka
bertimbun-timbun. (2 Taw 31:6)
Persepuluhan di dalam Alkitab (9): Hingga
Bertimbun-timbun
Salah satu ayat lagi yang cukup sering
dikutip oleh para pendeta mengenai persembahan persepuluhan adalah ayat dalam
bacaan Alkitab kita hari ini. Ayat ini dikutip untuk menunjukkan bagaimana
bangsa Israel membawa persembahan persepuluhan mereka ke Rumah Tuhan dalam
jumlah banyak hingga bertimbun-timbun (ay. 5-6). Namun sangat jarang orang
Kristen (khususnya jemaat) yang menjadi kritis dan mencoba membaca ayat-ayat
sebelum dan sesudahnya, minimal untuk mendapatkan gambaran konteks ayat
tersebut. Hari ini kita akan mencoba belajar untuk membedah ayat tersebut
dilihat dari konteks latar belakangnya supaya kita mendapatkan gambaran yang
utuh dan tidak sepotong-sepotong.
Kisah di dalam perikop ini berbicara
mengenai apa yang dilakukan Raja Hizkia, yaitu raja Yehuda pada waktu itu,
yaitu untuk memperbaiki Rumah Tuhan atau Bait Suci (2 Taw 29:3). Itulah hal
yang pertama yang dilakukan Hizkia pada bulan pertama dari tahun pertama
pemerintahannya. Sebelumnya, Rumah Tuhan sudah terabaikan selama
bertahun-tahun. Sebelum direstorasi Hizkia, mungkin Bait Suci tersebut masih
berdiri dengan megah, masih ada sejumlah ibadah di sana, namun semuanya tidak
ada artinya karena umat Yehuda tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan. Hizkialah
yang kemudian merestorasi Bait Suci dan menguduskannya kembali. Bahkan Hizkia
merayakan Paskah dengan mengundang orang-orang dari Kerajaan Israel untuk
datang ke Yerusalem. Alkitab mencatat bahwa peristiwa perayaan Paskah (yang
dipusatkan di Bait Suci) terakhir kali diadakan pada zaman Salomo dan baru
diadakan kembali pada zaman Hizkia setelah ratusan tahun.
Jadi jelas bahwa latar belakang perikop
di pasal 31 ini adalah peristiwa perayaan Paskah yang diselenggarakan oleh Raja
Hizkia di Yerusalem, dimana tidak hanya orang-orang Yehuda (suku Yehuda dan
Benyamin) yang datang dan merayakan Paskah, tetapi sejumlah orang-orang Israel
(10 suku lainnya) juga ikut datang dan merayakannya di Yerusalem. Baru setelah
perayaan Paskah tersebut diakhiri, seluruh orang Israel yang hadir di
Yerusalem, pergi ke kota-kota di Yehuda lalu meremukkan segala mezbah dan tugu
berhala di daerah kerajaan Yehuda (yaitu suku Yehuda dan Benyamin), serta
sampai ke daerah Efraim dan Manasye, barulah mereka pulang ke kota-kota mereka
masing-masing (ay. 1).
Pada waktu itu Hizkia mengatur
pelayanan orang Lewi dan juga para imam, dan membagi-bagi tugas di antara
mereka untuk melayani ibadah bagi Tuhan (ay. 2). Ada di antara mereka yang mendapat
tugas mempersembahkan korban, ada yang menyanyikan puji-pujian, serta ada juga
yan melayani di pintu-pintu gerbang. Saat itu Raja Israel memberi sumbangan
dari harta miliknya untuk korban bakaran baik korban harian maupun
korban-korban khusus yang dipersembahkan pada hari raya tertentu sesuai dengan
hukum Taurat (ay. 3). Raja Hizkia juga memerintahkan rakyat, khususnya penduduk
Yerusalem (dalam konteks lebih luas lagi mungkin memerintahkan kepada seluruh
penduduk kerajaan Yehuda) untuk memberikan sumbangan yang menjadi bagian orang
Lewi dan para imam supaya mereka dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan
hukum Taurat (ay. 4).
Dari gambaran tersebut, yaitu Paskah
yang sudah lama tidak diadakan, dan selama ini tidak ada pengaturan terhadap
orang Lewi dan para imam, maka sangat mungkin bahwa selama puluhan tahun atau
bahkan ratusan tahun, bangsa Yehuda dan bangsa Israel tidak pernah melakukan hukum Taurat dengan
benar, apalagi terkait dengan persembahan persepuluhan. Ingat bahwa salah satu
tujuan persembahan persepuluhan yang diberikan kepada orang Lewi dan para imam
adalah supaya mereka dapat fokus melaksanakan tugas mereka sesuai dengan hukum
Taurat. Ketika bangsa Israel tidak memberikan persembahan persepuluhan bagi
orang Lewi, tentu mereka juga tidak akan maksimal melakukan bagian mereka.
Inilah yang terjadi selama berpuluh-puluh tahun di kerajaan Yehuda apalagi di kerajaan
Israel, sehingga perlu direstorasi oleh Raja Hizkia.
Setelah setelah perintah itu tersiar,
orang Israel datang membawa hasil pertama mereka dalam jumlah besar (ay. 5a).
Apakah pada waktu itu mereka baru panen dengan jumlah besar sehingga mereka
dapat membawa persembahan dalam jumlah besar? Saya rasa jawabannya bukan itu,
tetapi melainkan karena mereka sudah melalaikan hukum Taurat mengenai
persembahan hasil pertama dan mereka baru mengkompensasinya atau “merapelnya” pada
saat itu, sehingga mereka membawa banyak gandum, anggur, minyak, madu, dan
segala macam hasil bumi. Tidak hanya persembahan hasil pertama, mereka juga
membawa persembahan persepuluhan mereka dalam jumlah besar (ay. 5b). Hal ini
sangat mungkin merupakan “rapelan” persembahan selama bertahun-tahun yang
mereka tidak berikan ke Rumah Tuhan.
Tidak hanya orang Israel, tetapi orang
Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga akhirnya datang dan membawa
persembahan mereka termasuk persembahan persepuluhan dan persembahan khusus ke
rumah Tuhan (ay. 6a). Alktab mencatat bahwa semua persembahan tersebut
diletakkan Tuhan hingga bertimbun-timbun (ay. 6b). Bahkan Alkitab mencatat
bahwa timbunan tersebut dibuat hingga 4 bulan lamanya (ay. 7). Mengapa
persembahan mereka sampai bertimbun-timbun? Salah satu kemungkinannya adalah
karena mungkin selama ini yang memberikan persembahan ke Rumah Tuhan hanyalah
dari bangsa Yehuda (suku Yehuda dan Benyamin), bahkan mungkin hanya sebagian
dari bangsa Yehuda yang memberikannya. Sedangkan 10 suku yang lain dari
kerajaan Israel selama ini tidak pernah atau jarang membawa ke Rumah Tuhan di
Yerusalem karena sudah berbeda wilayah dan raja-raja Israel banyak yang tidak
setia kepada Tuhan tetapi justru menyembah dewa-dewa di wilayah mereka.
Akibatnya ketika orang Yehuda dan orang Israel bertobat serta mau memberikan
persembahan kepada Tuhan di Yerusalem, jumlah persembahan tersebut berlipat
ganda hingga jumlahnya bertimbun-timbun.
Raja Hizkia dan para pemimpin yang
datang melihat timbunan tersebut merasa terkagum-kagum melihatnya dan kemudian
memuji Tuhan dan umat-Nya (ay. 8). Ketika Raja Hizkia bertanya kepada para imam
dan orang Lewi mengenai timbunan tersebut, maka dijelaskan oleh Imam Kepala
Azarya bahwa persembahan yang dibawa tersebut telah dinikmati oleh orang Lewi,
mereka telah makan dan menjadi kenyang tetapi sisanya sangat banyak (ay. 9). Hal
ini tentu kemungkinan besar disebabkan karena adanya “rapelan” persembahan dan
korban yang baru dilakukan oleh sebagian besar orang Israel pada waktu itu.
Jika bangsa Israel dan Yehuda konsisten memberikan persembahan dan korban
dengan setia, tentu jumlah persembahan yang dikumpulkan tidak akan tiba-tiba
melonjak seperti saat itu.
Kemudian Raja Hizkia memerintahkan untuk
membangun bilik-bilik (kamar-kamar atau ruangan-ruangan) sebagai tempat untuk
menampung persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan
persembahan-persembahan kudus lainnya yang dibawa ke Rumah Tuhan (ay. 11-12).
Banyak orang Kristen berpikir bahwa persembahan tersebut dalam bentuk uang,
namun demikian saya meragukannya karena sesuai dengan penjelasan di ayat-ayat
sebelumnya tentang persembahan persepuluhan, kita telah belajar bahwa
persembahan persepuluhan adalah sepersepuluh dari hasil tanah dan setiap hitungan
kelipatan sepuluh dari segala hasil ternak mereka (Im 27:30-34). Jadi
kemungkinan besar bilik tersebut adalah tempat untuk menyimpan hasil tanah
seperti benih, gandum, dan mungkin buah-buahan. Mengapa demikian? Karena dalam
ayat sebelumnya dikatakan bahwa sejak persembahan tersebut dibawa oleh bangsa Israel
dan bangsa Yehuda ke rumah Tuhan, maka orang Lewi dan para imam telah makan
sekenyang-kenyangnya, namun sisanya
masih banyak (ay. 9). Jika persembahan tersebut dalam bentuk uang, maka tentu
tidak akan ditekankan mengenai orang Lewi dan para imam yang makan hingga
kenyang, karena uang tersebut bisa digunakan untuk hal yang lain. Lagipula,
jika persembahan yang dibawa berupa uang hingga bertimbun-timbun, akan terjadi
inflasi yang luar biasa di Yerusalem dan akan mengganggu perekonomian di
Yerusalem bahkan di seluruh Yehuda.
Namun sejumlah pendeta cukup sering
mengutip ayat ini untuk menunjukkan bagaimana bangsa Israel datang membawa
persembahan dalam bentuk uang hingga bertimbun-timbun, dan jemaat Tuhan di
gereja juga harus meneladani sikap orang Israel tersebut. Padahal jika kita
belajar dengan lebih mendalam, kita akan mengerti mengapa persembahan tersebut
hingga bertimbun-timbun. Lagipula persembahan yang dimaksud sangat mungkin bukanlah
persembahan dalam bentuk uang. Lagipula dalam ayat-ayat selanjutnya kita tidak
menemukan adanya kalimat membawa persembahan hingga bertimbun-timbun, yang
artinya peristiwa tersebut sangat mungkin hanya terjadi sekali pada zaman Raja
Hizkia. Namun setidaknya, bilik-bilik di Rumah Tuhan tetap menjadi suatu “keharusan”
sehingga Bait Allah selanjutnya juga memiliki bilik-bilik (dan hal ini akan
kita pelajari lebih lanjut dalam renungan selanjutnya).
Bacaan
Alkitab: 2 Tawarikh 31:1-12
31:1
Setelah semuanya ini diakhiri, seluruh orang Israel yang hadir pergi ke
kota-kota di Yehuda, lalu meremukkan segala tugu berhala, menghancurkan segala
tiang berhala, dan merobohkan segala bukit pengorbanan dan mezbah di seluruh
Yehuda dan Benyamin, juga di Efraim dan Manasye, sampai musnah semuanya.
Kemudian pulanglah seluruh orang Israel ke kota-kotanya, ke miliknya
masing-masing.
31:2 Hizkia
menetapkan rombongan para imam dan orang-orang Lewi, rombongan demi rombongan,
masing-masing menurut tugas jabatannya sebagai imam atau sebagai orang Lewi,
untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, untuk mengucap
syukur dan menyanyikan puji-pujian dan untuk melayani di pintu-pintu gerbang di
tempat perkemahan TUHAN.
31:3 Raja
memberi sumbangan dari harta miliknya untuk korban bakaran, yakni: korban
bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, korban bakaran pada hari-hari
Sabat dan pada bulan-bulan baru dan pada hari-hari raya, yang semuanya tertulis
di dalam Taurat TUHAN.
31:4 Ia
memerintahkan rakyat, yakni penduduk Yerusalem, untuk memberikan sumbangan yang
menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi, supaya mereka dapat mencurahkan
tenaganya untuk melaksanakan Taurat TUHAN.
31:5 Segera
setelah perintah ini tersiar, orang Israel membawa dalam jumlah yang besar
hasil pertama dari pada gandum, anggur, minyak, madu dan segala macam hasil
bumi. Mereka membawa juga persembahan persepuluhan dari segala sesuatu dalam
jumlah yang besar.
31:6 Orang
Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa
persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan
persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah
dikuduskan bagi TUHAN Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka
bertimbun-timbun.
31:7 Mereka
mulai membuat timbunan itu pada bulan yang ketiga, dan mereka selesai pada
bulan yang ketujuh.
31:8 Hizkia
dan para pemimpin datang melihat timbunan itu, dan mereka memuji TUHAN dan
umat-Nya, orang Israel.
31:9 Hizkia
menanyakan para imam dan orang-orang Lewi tentang timbunan itu,
31:10 dan
dijawab oleh Azarya, imam kepala keturunan Zadok demikian: "Sejak persembahan
khusus mulai dibawa ke rumah TUHAN, kami telah makan sekenyang-kenyangnya,
namun sisanya masih banyak. Sebab TUHAN telah memberkati umat-Nya, sehingga
tinggal sisa yang banyak ini."
31:11 Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah TUHAN dan
mereka menyediakannya.
31:12 Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus,
persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke sana.
Konanya, seorang Lewi, mengawasi semuanya, dan Simei, saudaranya, adalah orang
kedua,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.