Senin, 21 Agustus 2017

Persepuluhan di dalam Alkitab (13): Pentingnya Kesetiaan



Kamis, 24 Agustus 2017
Bacaan Alkitab: Nehemia 13:10-13
Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan. (Neh 13:12)


Persepuluhan di dalam Alkitab (13): Pentingnya Kesetiaan


Jika kita memperhatikan ayat-ayat mengenai persepuluhan di dalam Perjanjian Lama mulai kitab Kejadian hingga kitab Nehemia ini, sebenarnya ada 2 pola yang berlaku, yaitu sebelum adanya hukum Taurat, dan setelah adanya hukum Taurat. Sebelum hukum Taurat, persepuluhan belum diatur oleh suatu hukum, sehingga Abraham dan Yakub memberikan persepuluhan bukan atas dasar suatu hukum tertentu, tetapi atas suatu dorongan dalam hatinya untuk memberikan persepuluhan tersebut (walaupun Yakub ternyata juga hanya mengucapkan janji persepuluhan dan tidak dicatat dalam Alkitab apakah ia sudah melakukannya atau belum).

Namun setelah hukum Taurat diberikan kepada bangsa Israel yang waktu itu dipimpin oleh Musa, maka hukum itu pun menjadi mengikat bagi orang Israel. Dalam hal ini perlu ditekankan bahwa hukum Taurat hanya mengikat bagi orang Israel dan tidak boleh dijadikan suatu hukum yang mengikat juga bagi orang Kristen. Jika ada pendeta yang berpendapat: “Kan persepuluhan diatur di dalam hukum Taurat di Perjanjian Lama, sedangkan Perjanjian Lama itu kan juga bagian dari Alkitab, makanya tetap kita harus lakukan”, maka ia harus konsisten mengajarkan hukum Taurat lainnya seperti melakukan hari Sabat, memberikan korban-korban bakaran, makan domba Paskah, dan lain sebagainya. Jangan kita hanya mengambil satu bagian dari hukum Taurat dan menjadikannya sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang hidup di Perjanjian Baru, sementara bagian hukum Taurat yang lain tidak dilakukan. Jika demikian, maka kita akan dipandang bersalah terhadap hukum Taurat (Yak 2:10).

Jadi, sebenarnya bagi orang Israel, persembahan persepuluhan itu memang mengikat. Kita juga harus ingat betul konteks persembahan persepuluhan bagi orang Israel adalah dari hasil tanah dan hasil ternak. Jadi selama bangsa Israel memiliki tanah dan ternak, maka mereka pun wajib memberikan persembahan persepuluhan itu, yang akan mereka serahkan kepada orang Lewi supaya memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga mereka dapat melayani Tuhan dengan maksimal.

Namun demikian, Alkitab mencatat salah satu kelemahan bangsa Israel yang sering terjadi dan berulang kembali, yaitu mereka hanya “panas” di awal dan kemudian semangat mereka mulai memudar. Mereka hanya setia ketika diingatkan dan ditegur Tuhan (bisa oleh suara nabi, perintah raja, atau karena musuh yang datang mendekat). Namun setelah keadaan menjadi aman, maka mereka mulai tidak setia melakukan ibadah mereka. Baru saja Nehemia mengajak bangsa Yehuda untuk kembali kepada Tuhan dan kembali mempersembahan persembahan persepuluhan kepada Tuhan di Nehemia pasal 10, maka hanya berselang 3 pasal, yaitu di Nehemia pasal 13, ditemukan fakta di lapangan bahwa sumbangan-sumbangan bagi orang-orang Lewi tidak pernah diberikan oleh rakyat (ay. 10a). Akibatnya, orang-orang Lewi yang seharusnya bertugas melayani pekerjaan Tuhan, pada akhirnya kembali bahkan lari ke ladangnya (ay. 10b).

Salah satu penyebabnya adalah karena tidak ada penguasa yang berani tegas mengingatkan rakyat. Nehemia sebenarnya bukanlah penguasa rakyat Yehuda atau Yerusalem pada waktu itu. Ia juga masih harus menjalankan kewajibannya sebagai pembawa minuman raja Persia sehingga ia tidak bisa berlama-lama berada di Yerusalem. Oleh karena itu ketika Nehemia kembali lagi ke Yerusalem dan melihat kondisi bahwa orang Lewi ditelantarkan, maka ia sangat menyesali para penguasa di Yerusalem, dan berkata kepada mereka: “Mengapa rumah Allah dibiarkan begitu saja?” (ay. 11a).

Jelas bahwa para penguasa Yerusalem pada waktu itu bukanlah penguasa yang baik. Mungkin saja mereka sibuk mengurus hal-hal lain sehingga rumah Allah menjadi terabaikan. Padahal sebenarnya Nehemia sudah meletakkan dasar yang baik dan para penguasa tersebut tinggal meneruskan apa yang sudah dimulai oleh Nehemia. Namun demikian, harus diakui bahwa para penguasa Yerusalem telah lalai dalam melakukan hukum Taurat khususnya dalam hal persembahan persepuluhan ini. Akibatnya, Nehemia terpaksa harus turun tangan lagi dengan cara mengumpulkan orang-orang Lewi tersebut dan mengembalikan pada tempatnya (yaitu tempat pelayanan mereka yang seharusnya) (ay. 11b).

Maka, orang Yehuda kemudian datang lagi dan membawa kembali persembahan persepuluhan mereka yang terdiri dari gandum, anggur, dan minyak ke dalam perbendaharaan (yaitu disimpan di bilik-bilik rumah Tuhan) (ay. 12). Jadi ayat 12 ini lebih tepat dikatakan sebagai ayat yang menunjukkan bahwa bangsa Yehuda memang cenderung tidak setia melakukan perintah Tuhan. Sejarah membuktikan bahwa bangsa Israel dan Yehuda memang cenderung sering meninggalkan Tuhan seiring berjalannya waktu. Itulah sebabnya Tuhan sering mengutus nabi-nabi-Nya untuk mengingatkan orang Israel dan Yehuda. Ketika nabi tersebut masih hidup, orang Israel dan Yehuda bisa bertobat. Namun jika nabi tersebut sudah tidak ada, mereka biasanya akan kembali ke dosa-dosa mereka.

Oleh karena itu, Nehemia sadar bahwa ia harus membangun suatu sistem supaya persembahan-persembahan yang menjadi hak orang-orang Lewi harus tetap berjalan meskipun ia tidak ada. Hal ini penting supaya orang Lewi tidak kembali ke rumahnya untuk mencari nafkah, tetapi supaya mereka bisa fokus dalam melayani Tuhan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka. Kita dapat melihat hal tersebut dari apa yang dilakukan Nehemia, yaitu menunjuk sejumlah orang untuk mengelola persembahan bagi orang Lewi tersebut.

Alkitab menulis bahwa Nehemia mengangkat imam Selemya dan Zadok yang merupakan ahli kitab sebagai pengawas perbendaharaan (ay. 13a). Nehemia tidak percaya lagi kepada imam Elyasib yang tidak mengelola persembahan persepuluhan dengan benar sehingga membiarkan Tobia orang Amon bisa sampai memiliki bilik di rumah Tuhan. Nehemia menunjuk imam yang baru yaitu imam Selemya beserta Zadok yang merupakan ahli kitab, supaya mereka berdua bisa mengawasi perbendaharaan rumah Tuhan dengan bijaksana.

Nehemia juga menambahkan seorang lagi yaitu Hanan bin Zakur bin Matanya untuk membantu mereka berdua, karena orang-orang tersebut dianggap setia (ay. 13b). Tentu kesetiaan ini tidak bisa dilihat hanya dari waktu yang singkat. Orang-orang tersebut pastilah telah teruji dalam waktu yang cukup lama, dan terbukti telah setia dari hal-hal yang kecil hingga dapat dipercaya untuk hal-hal yang besar. Ketika rakyat Yehuda banyak yang tidak setia, justru orang-orang ini tetap setia melakukan apa yang benar sehingga pada akhirnya dipercaya untuk memegang jabatan yang penting dalam pelayanan di rumah Tuhan, yaitu untuk mengurus pembagian kepada saudara-saudara mereka sesuai dengan persembahan yang diterima dari rakyat Yehuda (ay. 13c).

Singkatnya, mereka bertiga menjadi bendahara dari persembahan rakyat Yehuda. Menjadi bendahara tidaklah mudah. Mereka harus dapat mengelola persembahan dan membagi-bagikan kepada seluruh orang Lewi dengan adil dan bijaksana. Mereka harus dapat mengelola dengan benar supaya pekerjaan Tuhan di Bait Allah tidak terabaikan. Mereka harus bisa mengatur supaya ibadah di rumah Tuhan tetap berlangsung dengan baik sesuai dengan aturan dalam hukum Taurat. Mereka tidak hanya dituntut untuk mengumpulkan persembahan saja, tetapi juga harus mengelolanya sesuai dengan tuntutan hukum Taurat. Tidak heran Nehemia menambahkan seorang ahli kitab dalam tim tersebut supaya tidak ada hukum Taurat yang dilanggar.

Memang harus kita akui bahwa uang adalah hal yang sangat sensitif, tidak hanya di lingkungan gereja, tetapi juga di manapun juga. Oleh karena itu pentingnya hikmat dalam mengelola keuangan gereja supaya tetap dapat mendukung pekerjaan Tuhan dengan semaksimal mungkin. Di sini pentingnya hikmat dan sikap kepemipinan dari seorang pemimpin akan banyak berperan. Memilih orang untuk menjadi bendahara gereja tidaklah cukup hanya karena alasan: “Dia dulu pernah membantu saya” atau “Dia dekat dengan saya”. Bahkan dalam salah satu pedoman kependetaan di sinode gereja saya, disebutkan bahwa seorang pendeta diharapkan harus segera menunjuk orang lain untuk mengelola keuangan gereja jika jumlah jemaat telah memadai. Hal ini tentu disebabkan adanya “kerawanan” apabila keuangan gereja masih dipegang oleh pendeta atau anggota keluarga pendeta.

Nehemia bisa saja pada saat itu menunjuk anggota keluarganya untuk mengelola dana persembahan yang diserahkan oleh rakyat Yehuda. Namun demikian Nehemia sadar bahwa ia harus mengedepankan profesionalisme dan kesetiaan lebih daripada semangat nepotisme semata. Itulah sebabnya, Nehemia menjadi salah satu tokoh Alkitab yang nyaris tidak ditemukan salahnya. Ia tidak memikirkan kepentingannya sendiri tetapi kepentingan rakyatnya, yang sebenarnya juga adalah kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya. Di situlah kesetiaan menjadi hal yang penting, karena sangatlah sulit mencari kesetiaan di antara orang-orang yang tidak setia, sama halnya dengan mencari orang benar di antara angkatan yang sesat. Berjuanglah untuk setia dalam hal-hal yang kecil, karena suatu saat nanti, Tuhan akan memakai kita dalam hal-hal atau perkara-perkara yang lebih besar lagi. Tuhan melihat hati yang setia, dan bukannya kepandaian atau kecakapan seseorang semata.



Bacaan Alkitab: Nehemia 13:10-13
13:10 Juga kudapati bahwa sumbangan-sumbangan bagi orang-orang Lewi tidak pernah diberikan, sehingga orang-orang Lewi dan para penyanyi yang bertugas masing-masing lari ke ladangnya.
13:11 Aku menyesali para penguasa, kataku: "Mengapa rumah Allah dibiarkan begitu saja?" Lalu kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada tempatnya.
13:12 Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan.
13:13 Sebagai pengawas-pengawas perbendaharaan kuangkat imam Selemya dan Zadok, seorang ahli kitab, dan Pedaya, seorang Lewi, sedang Hanan bin Zakur bin Matanya diperbantukan kepada mereka, karena orang-orang itu dianggap setia. Mereka diserahi tugas untuk mengurus pembagian kepada saudara-saudara mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.