Rabu, 24 Januari 2018
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:28
Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku
pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya. (Mzm 73:28)
Mamur 73 (Ayat 28): Menaruh Tempat Perlindungan pada
Tuhan Allah
Dalam akhir perikop ini (yang juga akan
mengakhiri serial renungan kita terkait Mazmur 73), Asaf sebagai pemazmur
menulis sebuah ayat yang menjadi kesimpulan pengamatan atau pergumulannya. Ayat
tersebut juga sekaligus sebagai komitmennya terhadap Tuhan. Ada 3 hal yang akan
kita pelajari di sini yaitu: 1) suka dekat pada Allah; 2) menaruh tempat
perlindungan pada Tuhan Allah; dan 3) Menceritakan segala pekerjaan-Nya.
Bagian pertama dari ayat ini yaitu suka
dekat pada Allah (ay. 28a). Kata “dekat” dalam bahasa aslinya menggunakan kata קִֽרֲבַ֥ת (kiravat atau qirabat) dari akar kata קִרְבַת (qirbah). Kata qirbah ini hanya terdapat 2 kali di dalam Alkitab, dimana ayat lain
yang menggunakan kata ini adalah di dalam kitab Yesaya yang berbunyi: Memang setiap hari mereka mencari Aku dan
suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar
dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang
hukum-hukum yang benar, mereka suka
mendekat menghadap Allah (Yes 58:2).
Kata qirbah adalah sebuah kata benda (noun) yang memiliki pengertian: an
approach, nearness, a drawing near (pendekatan, kedekatan, keadaan dekat,
keadaan menjadi lebih dekat). Jadi ini menunjukkan bukan hanya kondisi yang
sudah dekat, tetapi kondisi yang secara progresif semakin mendekat dengan
sebuah objek. Dalam bahasa Inggris, kata approach
dapat diibaratkan dengan sebuah pesawat yang akan mendarat dan melakukan approach dengan bandara yang akan
dituju. Pesawat tersebut akan semakin dekat hingga mendarat dengan selamat di
bandara tersebut. Itulah tujuan akhir dari approach
yaitu hingga tiba di tempat tujuan, atau berada di tempat yang sama, bahkan
hingga menjadi satu dengan objek tersebut.
Dalam bagian pertama ayat ini juga
terdapat kata “suka” yang dalam bahasa aslinya menggunakan kata טוֹב (towb). Kata towb di sini dapat bermakna pleasant,
agreeable, good, beautiful, appropriate (menyenangkan, menyetujui, baik, bagus,
indah, cocok, sesuai). Jadi gabungan kata towb
dan qirbah menunjukkan bahwa
orang yang benar menyadari bahwa kedekatan dengan Tuhan (yaitu kedekatan yang
progresif, atau yang semakin mendekat hingga menyatu) adalah suatu hal yang
baik, sesuai, bahkan yang seharusnya dilakukan. Inilah seharusnya yang menjadi
target manusia selama hidup di bumi, yaitu berjuang untuk mendekat dengan
Tuhan, dan menjadikan Tuhan sebagai prioritas dan satu-satunya kebahagiaan
dalam hidup ini.
Jadi, Asaf menulis bahwa manusia yang
benar di hadapan Tuhan adalah mereka yang suka semakin mendekat kepada Allah.
Perhatikan bahwa sikap semakin mendekat kepada Allah pasti membawa konsekuensi
logis. Ada harga yang harus dibayar untuk sebuah kedekatan dengan Allah. Hal
paling sederhana (tetapi juga paling sulit dilakukan) adalah meninggalkan
persahabatan dan percintaan dengan dunia. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah (Yak 4:4). Inilah
harga yang harus dibayar oleh orang-orang benar, dan ini bukanlah hal yang
sederhana. Tetapi karena kita juga sudah ditebus dan harganya telah dibayar
lunas oleh darah Yesus, maka kita pun juga harus siap membayar harga bagi suatu
kedekatan dengan Tuhan (1 Kor 6:20, 1 Ptr 1:18-19).
Bagian kedua dari ayat ini berbicara
tentang orang-orang yang menaruh tempat perlindungannya pada Tuhan (ay. 28b).
Ada 2 kata penting di sini yaitu “menaruh” dan “tempat perlindungan”. Kata
“menaruh” dalam bahasa aslinya adalah שַׁתִּ֤י (shatti) dari akar kata שִׁית (shith) yang dapat berarti to set, to lay
on (meletakkan, menaruh) . Kata shith ini
juga ada di ayat 9 dan 18 dalam pasal ini yang menggambarkan orang fasik yang
membuka mulut melawan langit (Mzm 73:9), dan Tuhan yang menaruh orang-orang
fasik di tempat licin (Mzm 73:18). Penggunaan kata shith dalam 2 ayat ini menggambarkan suatu tindakan yang aktif,
yang satu dilakukan oleh orang fasik, satu dilakukan Tuhan, dan juga dilakukan
oleh orang benar. Dalam hal ini tindakan tersebut tentu dimulai dari adanya
kesadaran dan pilihan yang dilakukan oleh pribadi yang memiliki kehendak bebas
(baik itu orang fasik, orang benar, dan juga Tuhan sendiri).
Jadi orang tidak akan dapat berdalih
bahwa ada orang-orang tertentu yang memang dipilih Tuhan untuk menaruh tempat
perlindungannya kepada Tuhan, sementara orang lain tidak dipilih. Semua manusia
diberikan kehendak bebas, sehingga apakah orang itu mau menaruh tempat
perlindungan kepada Tuhan atau mau menaruhnya di tempat lain adalah pilihan
orang tersebut. Yang jelas setiap pilihan memiliki konsekuensinya sendiri baik
di dunia ini maupun di kekekalan. Pilihan untuk nyaman di bumi berarti
penderitaan di kekekalan, sementara pilihan untuk menderita di bumi berujung
pada sukacita di kekekalan.
Perhatikan kata “tempat perlindungan”
dalam ayat ini, yang dalam bahasa aslinya menggunakan kata מַחְסִ֑י (machsi) dari akar kata מַחֲסֶה (machaseh atau machseh). Kata tersebut dapat bermakna refuge, place of refuge, shelter, hope, trust (pengungsian,
perlindungan, tempat perlindungan, tempat bernaung, harapan, kepercayaan). Jadi
dalam hal ini, gabungan kata shith dan
machaseh dapat diartikan bahwa orang
benar memang hanya menaruh harapan atau kepercayaannya kepada Tuhan. Ia tidak
akan percaya atau berharap kepada apapun selain Tuhan. Di situlah orang benar
menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat perlindungan dan tempat bernaung
bagi jiwanya.
Dalam bagian ketiga, salah satu ciri
orang benar adalah menceritakan segala pekerjaan-Nya. Ada 2 kata penting di
sini yaitu “menceritakan” dan “pekerjaan-Nya”. Kata “menceritakan” dalam bahasa
aslinya adalah לְ֝סַפֵּ֗ר (lesapper)
dari akar סָפַר (saphar). Kata saphar sendiri dapat berarti to
count (menghitung, memperhitungkan), to
recount (menceritakan), to relate
(mengisahkan), to talk
(mempercakapkan), to rehearse (menjelaskan,
mengatakan dengan berulang-ulang/berkali-kali). Kata saphar ini juga terdapat dalam ayat 15 yang diterjemahkan sebagai “berkata-kata”.
Jadi dalam ayat 15 Asaf masih berandai-andai
untuk berkata-kata mengenai kemujuran dan kesenangan orang fasik. Dia sadar
bahwa jika ia sampai berkata-kata (menceritakan) mengenai kesenangan orang
fasik kepada orang lain, maka itu akan menjadi suatu pengkhianatan yang
dilakukan oleh Asaf terhadap kebenaran. Namun di ayat 28, Asaf sadar bahwa ia
seharusnya menceritakan hal yang benar, yaitu segala pekerjaan Tuhan.
Sementara itu kata “pekerjaan-Nya”
dalam bahasa aslinya adalah מַלְאֲכוֹתֶֽיךָ (malachoteicha)
dari akar kata מְלָאכָה (melakah).
Kata melakah di sini bermakna occupation, work (pekerjaan, karya) Ada tambahan kata כֹּל (kol) di sini yang dapat bermakna semua
atau segalanya. Sehingga yang diberitakan adalah semua pekerjaan atau semua
karya Tuhan. Tentu dalam hal ini yang diceritakan adalah segala pekerjaan Tuhan
yang dilakukan Tuhan atas kehidupan Asaf. Dalam hal ini, salah satunya adalah
pergumulan Asaf dalam melihat kemujuran orang fasik di dunia ini.
Di dalam pergumulannya tersebut, Asaf
menyadari bahwa ia harus merubah sudut pandangnya dan mulai melihat dari sudut
pandang Allah. Ketika ia mulai melihat dari suudt pandang Allah, maka ia tidak
menjadi kecewa dan putus asa ketika ia berjuang mempertahankan hidup yang
bersih dan hidup yang benar. Ia tahu bahwa jerih payahnya hidup dalam kebenaran
tidak sia-sia, karena ia sedang merajut kebenaran di dalam kekekalan. Ia
menemukan formula kehidupan bahwa orang benar harus berjuang untuk tetap dekat
dengan Tuhan. Di situlah ia mulai memberitakan kebenaran yang ia dapatkan
tersebut kepada orang lain. Melalui pemberitaan kebenaran itulah, ia mencoba
menolong sebanyak-banyaknya orang supaya tidak jatuh ke dalam jalan kefasikan,
tetapi supaya mereka tetap setia berjuang di dalam jalan kebenaran.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:28
73:28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat
perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala
pekerjaan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.