Jumat, 12 Januari 2018

Mazmur 73 (Ayat 19): Binasa dalam Sekejap Mata



Jumat, 12 Januari 2018
Bacaan Alkitab: Mazmur 73:19
Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! (Mzm 73:19)


Mazmur 73 (Ayat 19): Binasa dalam Sekejap Mata


Ayat 19 dalam Mazmur pasal 73 ini merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya, yang merujuk pada akhir kehidupan orang-orang fasik. Inilah penjelasan terhadap apa yang dimaksud dengan jatuh hingga hancur. Asaf menulis bahwa betapa binasa mereka dalam sekejap mata (ay. 19a). Ada 2 kata penting yang akan kita lihat di sini, yaitu “binasa” dan “dalam sekejap mata”.

Kata “binasa” dalam bahasa aslinya adalah לְשַׁמָּ֣ה (lə·šam·māh) dari akar kata שַׁמָּה (shammah). Kata shammah dapat diterjemahkan sebagai waste (limbah, sampah, ampas, sesuatu yang dibuang karena tidak bernilai lagi), appalment (kengerian, kegemparan), horror (kengerian, ketakutan), ruin (kejatuhan, kehancuran, kerusakan), desolation (kehancuran, ketandusan, kerusakan). Jadi binasa di sini adalah binasa yang kekal, yang betul-betul mengerikan dan menakutkan. Dan apakah lagi kengerian yang paling ngeri ketika kita terpisah selamanya dari Tuhan, atau ketika kita dianggap sampah di hadapan Tuhan dan dibuang selamanya dari hadapan-Nya?

Bahkan kebinasaan mereka itu digambarkan terjadi sangat cepat, ibarat dalam sekejap mata saja. Kata “dalam sekejap mata” dalam bahasa aslinya adalah כְרָ֑גַע (ḵə·rā·ḡa‘) dari akar kata רָ֫גַע (rega). Kata rega secara sederhana dapat diartikan sebagai a moment (sesaat). Kata rega tidak merujuk kepada waktu yang lama tetapi suatu waktu yang singkat (a little moment), ibarat seperti kedipan mata yang cepat. Kata rega juga dapat diterjemahkan sebagai instant (segera, saat itu juga), suddenly (serentak, tiba-tiba, sekonyong-konyong, dengan mengejutkan). Jadi kebinasaan yang dialami oleh orang fasik itu akan datang dengan tiba-tiba.

Mungkin para pembaca renungan ini berkata, “Ah, kapan tiba-tiba pak? Tuh buktinya sampai orang fasik mati mereka masih senang-senang saja. Anaknya masih punya harta tujuh turunan dan nggak habis-habis, padahal sumber hartanya ya jelas dari hal-hal yang tidak benar”. Dalam menjawab pertanyaan di atas, kita perlu mengerti bahwa kalimat “dalam sekejap mata” itu harus dilihat dari sudut pandang orang fasik itu sendiri. Ia memang di dunia ini mengalami kesenangan dan ketenangan karena harta atau karena kefasikan yang ia lakukan. Akan tetapi, ketika suatu saat ia sudah di ujung maut, barulah ia menyadari bahwa semua hal yang sudah ia lakukan selama 70 hingga 80 tahun ini hanyalah sia-sia belaka.

Ketika ia akan menutup matanya untuk yang terakhir kali, ia akan melihat realitas kekekalan yang mengerikan, yaitu menjadi sampah abadi di hadapan Tuhan, terbuang selamanya dari hadapan-Nya. Di situlah ia akan binasa dalam sekejap mata. Di situlah ia mulai menyesal akan semua kefasikan yang ia lakukan. Di situlah ia menyadari bahwa harta benda yang dikumpulkannya selama di dunia ini tidak akan membantu dirinya menghadapi tahta pengadilan Tuhan (bandingkan dengan Luk 12:20-21).

Pada saat itulah ia juga akan menyesal mengapa ia tidak mempersiapkan keluarganya untuk hidup benar selama ini. Ia membayangkan bahwa jika keluarganya selama ini menikmati hidup dengan harta yang diperoleh dari jalan kefasikannya dan tidak sadar akan akhir hidup orang fasik, maka ia akan begitu ingin mengingatkan mereka untuk bertobat. Sayangnya kesempatan itu sudah tidak ada lagi. Ia sudah tidak dapat lagi bersuara dan mengingatkan keluarga mereka. Keluarga mereka mungkin kehilangan orang fasik tersebut, tetapi sangat jarang hidup mereka juga berubah menjadi lebih baik lagi, karena orang fasik itu sudah mengajarkan jalan kefasikan kepada keluarga mereka sehingga keluarganya pun sudah menjadi sama fasiknya dengan dirinya. Pada saat itulah semua menjadi terlambat, bahkan ketika orang fasik itu mencoba untuk menyelamatkan keluarganya, maka itu pun sudah terlambat (bandingkan dengan Luk 16:27-31).

Selanjutnya, dalam bagian kedua ayat ini ditulis kalimat “lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!” (ay. 19b). Kita akan melihat 3 kata yang penting dalam ayat ini yaitu “lenyap”, “habis”, dan “kedahsyatan”. Kata “lenyap” dalam bahasa aslinya adalah סָ֥פוּ (sā·p̄ū) dari akar kata סוּף (suph). Kata suph ini hanya 5 kali terdapat di dalam Alkitab, dan dapat diartikan sebagai to come to an end (menuju akhir), cease (menghentikan, mengakhiri), make an end of (membuat berakhir), consume (menghabiskan), have an end (menjadikan berakhir), perish (binasa, mati, hancur). Jadi kata suph ini merujuk kepada akhir perjalanan hidup orang fasik, yaitu kematian, kebinasaan, dan kehancuran kekal, ketika mereka terbuang dari hadapan Allah.

Sementara itu kata “habis” dalam bahasa aslinya adalah תַ֝֗מּוּ (tam·mū) dari akar kata תָּמַם (tamam). Kata tamam ini dapat diterjemahkan sebagai be completed (selesai, usai, habis, tuntas), be finished (selesai, habis, rampung), be at an end (berakhir, berada di akhir), be entirelly consumed (dihabiskan seluruhnya, dimusnahkan seluruhnya). Jadi penggunaan 2 kata yang hampir mirip yaitu suph dan tamam menunjukkan bahwa orang-orang fasik itu benar-benar berakhir, binasa, dan hancur tanpa ada kesempatan untuk diselamatkan (karena keputusan selama hidup di dunia ini yang tidak mencari Tuhan). Hidup mereka sudah complete, yaitu usai dan tamat dengan kematian mereka yang menuju kepada kebinasaan kekal.

Satu hal lagi yang perlu kita perhatikan adalah kata “kedahsyatan”, yang dalam bahasa aslinya adalah בַּלָּהֽוֹת (bal·lā·hō·wṯ) dari akar kata בַּלָּהָה (ballahah). Kata ballahah dapat bermakna terror (teror, kengerian), destruction (penghancuran, pengerusakan), calamity (bencana, malapetaka), dreadful event (kejadian mengerikan). Arti ballahah merujuk pada kejadian-kejadian yang berskala besar dan menimbulkan dampak negatif bagi orang tersebut. Jadi kebinasaan orang fasik ini tidak datang secara perlahan-lahan, tetapi seketika, tiba-tiba, hingga orang fasik tersebut benar-benar merasakan kengerian yang dahsyat dan luar biasa. Tentu di dunia ini mereka belum mengerti kedahsyatan kekekalan, tetapi ketika mereka menyadarinya (yaitu pada saat di ujung maut), maka mereka sudah terlambat untuk bertobat.



Bacaan Alkitab: Mazmur 73:19
73:19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.