Rabu, 17 Januari 2018
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:24
Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku
ke dalam kemuliaan. (Mzm 73:24)
Mazmur 73 (Ayat 24): Diangkat ke dalam Kemuliaan
Ketika Asaf memilih untuk tetap tinggal
di dekat Tuhan dan berjuang supaya tetap berkenan kepada-Nya, maka Tuhan
kemudian memegang tangan kanannya. Tidak hanya sampai di situ, Tuhan ternyata
menuntun Asaf dengan nasihat-Nya (ay. 24a). Tuhan tidak hanya memegang tangan
kanan orang yang dekat kepada-Nya dan melindunginya, tetapi Tuhan juga berperan
aktif menuntun orang-orang yang mau mendengarkan suara-Nya.
Dalam hal ini perlu dipahami bahwa
meskipun Tuhan dengan aktif menuntun manusia dengan suara dan nasihat-Nya, akan
tetapi diperlukan respon manusia yang memadai terhadap anugerah Tuhan tersebut.
Tuhan memberikan manusia kehendak bebas sehingga mereka dapat memilih dan
membuat keputusan. Adalah keputusan manusia untuk memilih mendengarkan suara
dan nasihat Tuhan, atau memilih untuk mengabaikannya. Di sini Asaf memberikan
contoh bagaimana ia memilih untuk terus dekat dengan Tuhan, dan kemudian Tuhan menuntun
Asaf dengan suara-Nya. Ini adalah konsekuensi logis dari pilihan yang diambil
oleh Asaf.
Bagian pertama dari ayat 24 mengandung
2 buah kata dalam bahasa aslinya. Kata “dengan nasihat-Mu” dalam bahasa aslinya
adalah בַּעֲצָתְךָ֥ (baatzatecha)
dari akar kata עֵצָה (etsah).
Kata etsah sendiri memiliki
pengertian counsel, advice, purpose (nasihat,
saran, anjuran, petunjuk, tujuan, maksud, rencana, kehendak). Jadi kata etsah tidak hanya dipahami sebagai
semacam saran atau nasihat dari Tuhan saja, tetapi Tuhan juga ingin
menyampaikan rencana dan kehendak-Nya kepada orang-orang yang mengasihi-Nya,
yaitu yang mau berjuang membayar harga kepada Tuhan. Melalui kehendak dan
rencana-Nya yang diberikan kepada orang-orang pilihan-Nya, maka diharapkan
orang-orang tersebut semakin dapat menyenangkan hati Tuhan dengan melakukan
kehendak-Nya.
Sementara itu kata “Engkau menuntun aku”
dalam bahasa aslinya adalah תַנְחֵ֑נִי (tancheni)
dari akar kata נָחָה (nachah).
Kata nachah sendiri memiliki
pengertian sebagai to lead, to guide, to bring
(memimpin, menuntun, membimbing, memandu, menunjukkan jalan, membawa, mengantar).
Jadi melalui nasihat, saran, petunjuk, termasuk kehendak-Nya, maka Tuhan hendak
menuntun kita dan membawa kita mengerti jalan-jalan-Nya. Tuhan hendak
menunjukkan jalan yang benar kepada kita untuk kita tempuh. Jika kita mau
memilih jalan-Nya (yang adalah jalan yang sempit), maka mau tidak mau kita
harus berani melepaskan segala sesuatu demi jalan itu. Kita harus sampai pada
level di mana tidak ada lagi yang kita inginkan kecuali Tuhan.
Dalam bagian kedua ayat ini, disebutkan
bahwa “dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan” (ay. 24b). Dalam
bahasa aslinya yaitu bahasa Ibrani, ada 3 kata dalam kalimat ini. Kata pertama
adalah “dan kemudian” yang dalam bahasa aslinya menggunakan kata וְ֝אַחַ֗ר (veachar) dari akar kata אַחַר (achar). Kata achar memiliki pengertian after
the following part, behind (of place), hinder, afterwards (of time) (setelah
bagian berikut, di belakang (tempat), kemudian (waktu)). Jadi kata achar di sini dapat merujuk pada waktu setelah
Tuhan menuntun manusia dengan nasihatnya, tetapi juga dapat merujuk sebuah
tempat setelah Tuhan menuntun manusia. Yang jelas peristiwa yang dijelaskan
oleh kata achar ini terjadi di
belakang atau terkemudian.
Peristiwa apakah yang akan terjadi
kemudian? Kata “Engkau mengangkat aku” dalam bahasa aslinya menggunakan kata תִּקָּחֵֽנִי (tikkacheni) dari akar kata לָקַח (laqach). Kata laqach memiliki pengertian to
take, accept, bring, buy, carry away, drawn, fetch, get, infold (membawa,
mengambil, menerima, mengantar, membeli, mengangkat, mengangkut, menarik, menjemput,
mendapatkan, memperoleh). Sementara itu kata “ke dalam kemuliaan” dalam bahasa aslinya menggunakan kata kata כָּבוֹד (kavod atau kabowd). Kata kabowd bermakna
glory, honour, glorious, abundance (keagungan,
kemuliaan, kehormatan, nama baik, mulia, kemegahan, kemashyuran, kelimpahan).
Jadi di sini Tuhan hendak membawa manusia kepada kemuliaan dan kehormatan.
Tuhan ingin mengembalikan kemuliaan
manusia seperti yang seharusnya. Karena dosa Adam dan Hawa, maka manusia telah
kehilangan kemuliaan yang seharusnya. Ini bukan berarti manusia sama seperti
binatang, tetapi kemuliaan yang dimiliki manusia menjadi rendah secara kualitas
dan tidak mampu mencapai standar kemuliaan sebagaimana yang diinginkan oleh
Allah. Melalui karya Allah di dalam Perjanjian Lama, Allah hendak membuat suatu
bangsa yang mulia dan terhormat, yaitu dengan adanya firman Tuhan dan
hukum-hukum-Nya yang diberikan kepada bangsa Israel. Sayangnya, sepanjang
sejarahnya, bangsa Israel lebih banyak memberontak dan melawan Tuhan.
Dalam Perjanjian Baru, Allah pun hendak
menyatakan karya keselamatan-Nya kepada orang-orang yang mau percaya
kepada-Nya. Keselamatan di sini harus dipandang sebagai usaha Tuhan untuk
mengembalikan manusia kepada rancangan yang semula. Keselamatan tidak boleh
hanya dipandang sebagai “mati masuk surga”, tetapi bagaimana manusia dapat
memiliki hidup yang berkualitas, bagaimana manusia dapat hidup dengan mengerti
kehendak Allah dan melakukannya, bagaimana manusia dapat mencapai standar
kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan. Di situ Tuhan menggarap setiap manusia
yang mau membayar harganya supaya mereka semakin disempurnakan.
Tentu kemuliaan di sini belum tentu merupakan
kemuliaan di dalam dunia ini. Kata kemuliaan di sini harus dipandang sebagai
kemuliaan di dunia yang akan datang, yaitu kemuliaan yang kekal. Oleh karena
itu, wajar jika orang-orang fasik di dunia ini seakan-akan menjadi mulia dan
terhormat. Orang-orang fasik hanya mencari kemuliaan di dunia ini tetapi tidak
pernah memperkarakan mengenai kemuliaan di dunia yang akan datang. Kita sebagai
orang-orang yang memilih kebenaran, harus siap tidak menjadi mulia dan
terhormat di dunia ini. Tentu tidak terhormat di sini bukan tidak terhormat
karena melakukan dosa yang memalukan, tetapi tidak dipandang terhormat (khususnya
oleh orang-orang fasik) karena kita memilih jalan yang benar. Kita mungkin
dipandang orang yang aneh, tetapi sesungguhnya kita adalah orang-orang yang
memilih untuk memiliki pengharapan akan kemuliaan yang akan datang, bukan hanya
sekedar terhormat dan mulia di pandangan orang di bumi ini.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:24
73:24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat
aku ke dalam kemuliaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.