Senin, 15 Januari 2018
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:22
Aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. (Mzm 73:22)
Mazmur 73 (Ayat 22): Seperti Hewan di Dekat Tuhan
Dalam pergumulannya yang telah
dituliskan dalam pasal ini mulai dari ayat 1 hingga ayat ini, Asaf menulis
bahwa ternyata selama ini ia dungu dan tidak mengerti (ay. 22a). Kata “dungu”
dalam bahasa aslinya adalah בָּ֫עַר (baar).
Kata baar sendiri cukup jarang
digunakan di dalam Alkitab, tercatat hanya 4 kali ada di dalam Alkitab. Dari
sisi makna, kata baar dapat berarti brutishness (kasar, tidak
berperikemanusiaan, brutal seperti hewan) , senseless
(bodoh, tidak berperasaan, tidak berpengertian), foolish (bodoh, bebal), stupidity
(kebodohan). Jadi dengan menggunakan kata baar
ini, Asaf hendak menunjukkan bahwa ia begitu bodoh, bahkan mungkin bersifat
brutishness, dari kata dasar brute (brutal), yang menunjukkan sifat
hewan dan bukan sifat manusia.
Lebih lanjut, kata “tidak mengerti”
dalam bahasa aslinya terdiri dari 2 kata yaitu kata לֹא (lo) dan kata יָדַע (yada). Kata lo bermakna tidak sementara kata yada sebagaimana kita telah bahas di dalam renungan-renungan
sebelumnya adalah mengenal hingga tahu pasti, dengan pengalaman. Jadi gabungan
kata lo dan yada di sini merujuk pada kondisi Asaf yang memang tidak (atau
belum) tahu, tidak mengenal, tidak mengerti, tidak berpengalaman. Ini menunjuk
kepada kondisi Asaf yang memang sangat bodoh dibandingkan dengan Tuhan, karena pikiran
Tuhan begitu luas dan besar, nyaris tak terselami oleh pikiran manusia.
Lebih lanjut, Asaf menulis bahwa ia
seperti hewan di dekat Tuhan (ay. 22b), Kata “hewan” dalam bahasa aslinya
adalah בְּ֝הֵמ֗וֹת (bə·hê·mō·wṯ)
dari akar kata בְּהֵמָה (behemah).
Kata behemah sendiri dapat
diterjemahkan sebagai animal (hewan,
binatang), beast/wild beast (binatang,
binatang liar, binatang buas), cattle (hewan
ternak), llivestock/domestic animals (ternak,
binatang jinak). Jadi Asaf memposisikan dirinya sebagai hewan atau binatang di
hadapan Tuhan. Ibarat hewan yang tidak berpengertian, ibarat hewan yang inferior
bagi manusia, demikianlah Asaf memposisikan dirinya di hadapan Tuhan.
Kata “di dekat-Mu” dalam bahasa aslinya
sebenarnya terdapat 2 kata yaitu הָיִ֥יתִי (hā·yî·ṯî)
dari akar kata הָיָה (hayah)
dan עִמָּֽךְ (‘im·māḵ) dari
akar kata עִם (im). Kata hayah sendiri dapat berarti to be, become, come to pass, exist, happen,
fall out (menjadi, ada, terjadi, ternyata). Sementara kata im sendiri dapat berarti with, against, toward, as long as, beside (dengan,
terhadap, selama, di samping, di sebelah). Jadi Asaf di sini ibarat menjadi hewan
ketika ia ada di samping atau di dekat Tuhan. Ia masih berjuang untuk dapat
mengerti jalan-jalan Tuhan, dan sering kali ia tidak mengerti dan seperti orang
dungu karena tidak mampu memahami jalan pikiran Tuhan.
Perlu diingat lagi bahwa Asaf hidup
pada zaman Perjanjian Lama. Ia tidak memiliki keistimewaan seperti kita yang
ada di Perjanjian Baru. Tetapi paling tidak ada satu hal positif yang dapat
kita pelajari dari Asaf. Ia memilih tetap tinggal di dekat Tuhan sekalipun ia
tidak mengerti. Ia tetap memilih jalan Tuhan sekalipun ia melihat jalan
kefasikan yang menggiurkan. Ia tetap memilih kebenaran meskipun ada godaan dosa
dan kefasikan yang terlihat nikmat. Ia memilih apa yang benar meskipun ia belum
mengerti sepenuhnya. Ia tetap memilih Tuhan meskipun ia tidak melihat. Inilah
gambaran iman yang ditunjukkan Asaf di masa Perjanjian Lama. Dan jika Asaf saja
memilih untuk tetap mendekat kepada Tuhan (sekalipun ia belum mengerti benar),
bukankah kita seharusnya harus lebih dekat kepada-Nya?
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:22
73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.