Selasa, 2 Januari 2018
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:10
Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti
air yang berlimpah-limpah. (Mzm 73:10)
Mazmur 73 (Ayat 10): Banyak Orang Mendapatkan Mereka
Saya pikir, salah satu pergumulan Asaf
dalam pengamatannya terhadap kelakuan orang-orang fasik di sekitarnya adalah
fakta bahwa ternyata banyak orang yang berbalik dan mendapatkan mereka.
Kehidupan orang fasik yang sejatinya adalah fasik belaka, justru memikat banyak
orang untuk mengikuti jejak mereka. Banyak orang lebih tertarik akan kefasikan
orang-orang fasik itu daripada tertarik akan jalan kebenaran. Akibatnya,
kebenaran semakin “tidak laku” sementara kefasikan semakin populer dan
merajalela.
Kata “sebab itu” dalam bahasa aslinya
adalah כֵּן (ken) dapat
diartikan sebagai according to such
conditions (sesuai dengan kondisi tersebut), that being so (bahwa demikian),
therefore (karena itu) yang merupakan kata penghubung yang menunjukkan
kesimpulan dari penjelasan di ayat-ayat sebelumnya. Kata “sebab itu” menunjukkan
kondisi bahwa karena orang fasik di ayat-ayat sebelumnya sepertinya selalu enak
hidupnya, maka pada akhirnya orang-orang berbalik kepada mereka.
Kata “orang-orang” di sini juga diterjemahkan
bermacam-macam. Ada sejumlah terjemahan yang menerjemahkan umat Allah
(umat-Nya), orang-orang-Nya (menggunakan huruf N besar yang merujuk kepada
orang-orang Tuhan), tetapi ada pula yang menerjemahkan sebagai orang-orang atau
orang-orang-nya (menggunakan huruf n kecil yang merujuk kepada bukan umat
Tuhan). Dalam bahasa aslinya, kata “orang-orang” menggunakan kata עַמּ֣וֹ (‘am·mōw) dari kata dasar עָם (am) yang dapat diterjemahkan sebagai folk (rakyat), men (manusia-manusia, pria-pria (dalam bentuk jamak)), people (orang, masyarakat), nation (bangsa, negara),
inhabitans (penduduk, penghuni, warga),
followers (pengikut). Kata am ini
dalam Perjanjian Lama bisa merujuk kepada bangsa Israel, tetapi bisa juga
merujuk kepada orang-orang lain di luar bangsa Israel, termasuk orang secara
umum yang ada di seluruh bumi.
Untuk memahami siapakah yang dimaksud
dengan orang-orang dalam ayat ini, maka kita perlu memperhatikan apa yang
dilakukan oleh orang-orang tersebut. Ayat tersebut berkata bahwa orang-orang
itu berbalik kepada mereka (ay. 10a). Kata “berbalik” dalam bahasa aslinya
adalah יָשׁ֣וּב (yā·šūḇ) dari
kata dasar שׁוּב (shub),
yang dapat diterjemahkan sebagai turn
back, return, come back (memutar balik, pulang, kembali). Kata shub ini juga bermakna netral (bisa
positif namun juga bisa negatif), jadi dapat berarti orang yang bertobat (dari
jalan yang salah kembali ke jalan yang benar), tetapi juga dapat berarti orang
yang menjadi sesat (dari jalan yang benar tetapi kembali ke jalan yang salah).
Sementara itu kata “kepada mereka”
dalam bahasa aslinya adalah הֲלֹם (halom)
yang dapat berarti here (di sini, ke
sini), this place (di tempat ini, ke
tempat ini), hither (ke mari), thither (ke sana, ke situ). Tentu kata halom dalam ayat 10 ini merujuk kepada apa
yang dijelaskan mulai ayat 3, yaitu orang-orang fasik, dan juga mengenai apa
yang dilakukan oleh mereka sejak ayat 4 hingga ayat 9. Jadi orang-orang di sini
pada akhirnya berbalik (dari jalan yang benar kepada jalan yang sesat) kepada
orang-orang fasik tersebut.
Jadi, dalam hal ini saya pribadi tidak
dapat menyimpulkan secara pasti apakah orang-orang di sini adalah umat Allah yang
kemudian berbalik mengikuti jalan orang fasik, ataukah ini lebih berbicara
mengenai orang-orang secara umum yang cenderung lebih menyukai jalan orang
fasik. Kedua kemungkinan di atas dapat terjadi, dan bahkan ini juga dapat
menjadi peringatan bagi kita yang mengaku sebagai umat Tuhan untuk tidak
tergoda dan terjebak mengikuti jalan kefasikan seperti yang telah ditunjukkan
oleh orang-orang fasik tersebut.
Selanjutnya, bagian kedua dari ayat 10
berbicara tentang orang yang mendapatkan mereka seperti air yang
berlimpah-limpah (ay. 10b). Dalam bagian kedua dari ayat 10 ini, sebenarnya ada
tiga kata yang saling terkait, yang akan kita bedah satu persatu untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
Jika dalam Alkitab Terjemahan Baru
bahasa Indonesia, kata “mendapatkan” diletakkan lebih dahulu daripada kata “air”,
maka dalam bahasa aslinya, kata “air” yang diletakkan lebih dahulu. Kata “air”
dalam bahasa aslinya adalah וּמֵ֥י (ū·mê)
dari kata dasar מָ֫יִם (mayim)
yang secara harafiah berarti water (air).
Air di sini dapat bermakna air yang berada di sebuah tempat (air di sungai, air
di laut), juga dapat berarti air yang memancar (mata air), banjir, air hujan,
dan lain sebagainya. Untuk lebih memahami jenis air di sini, kita perlu melihat
kata selanjutnya yaitu “yang berlimpah-limpah”, dimana dalam bahasa aslinya
adalah מָלֵא (male) yang
berarti full (penuh, lengkap,
menampung sebanyak-banyaknya, tidak memiliki ruang/rongga kosong). Sementara
itu, kata “mendapatkan” sebenarnya dalam bahasa aslinya adalah יִמָּ֥צוּ (yim·mā·ṣū) dari akar kata מָצָה (matsah) yang artinya to drain, drain out (menguras,
mengeringkan, menghabiskan, meniriskan). Kata matsah di sini juga dapat diartikan suck, wrink out, drunk (dihisap, hingga keriput, diminum).
Jadi dari 3 kata tersebut, kita melihat
bahwa orang-orang yang datang dan berbalik kepada orang fasik tersebut, ibarat
air dalam jumlah besar yang kemudian ternyata dihabiskan. Siapa yang
menghabiskan? Jika kita melihat kehidupan orang fasik, maka sebenarnya
orang-orang yang dahulu benar tetapi kemudian tersesat mengikuti jalan
kehidupan yang fasik, sesungguhnya merekalah yang sedang dihisap dan dihabiskan
oleh orang-orang fasik tersebut. Kefasikan sedang menelan dan mengeringkan
kebenaran. Inilah tanda dari akhir zaman dimana kebenaran semakin tidak laku
tetapi kefasikan justru menjadi populer dan diminati banyak orang.
Hal ini akan semakin nampak menjelang
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Hal ini tidak hanya akan terjadi di
luar gereja, tetapi justru akan semakin banyak terjadi di dalam gereja. Akan ada
orang-orang fasik yang terang-terangan hidup fasik, tetapi mereka justru tidak
malu dan malah bangga akan kefasikannya. Akibatnya jemaat yang tulus, polos
namun belum terlalu dewasa rohani akan terombang-ambing imannya dan tergoda
mengikuti jalan kefasikan. Hal ini akan semakin berbahaya jika orang-orang
fasik seperti ini justru diberi jabatan tinggi dalam pelayanan gereja (misal
sebagai diaken, majelis, worship leader,
panitia natal, dan sebagainya) padahal mereka tidak mau bertobat. Akibatnya, karena
orang-orang fasik itu, gereja akan dipandang identik dengan jalan kefasikan. Akibatnya,
jalan kebenaran akan dihujat, nama Tuhan akan dihujat dan dipermalukan, karena
kefasikan mereka sudah semakin mencemari orang-orang yang tulus dan polos di
dalam gereja (2 Ptr 2:2).
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:10
73:10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka
seperti air yang berlimpah-limpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.