Kamis, 11 Januari 2018
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:18
Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka
sehingga hancur. (Mzm 73:18)
Mazmur 73 (Ayat 18): Di Tempat Licin Hingga Jatuh
Ketika Asaf masuk ke dalam tempat kudus
Allah, ia mulai mengerti bencana yang sebenarnya sedang menunggu orang-orang
fasik tersebut. Memang di dunia ini mereka seakan-akan mujur, tidak mengalami
masalah, bahkan tidak tersentuh oleh hukum. Mereka semakin angkuh dan sombong,
dalam kecongkakan mereka, mereka semakin jauh dari jalan Tuhan. Ketika Asaf
melihat itu semuanya dari sudut pandang Allah, barulah ia mengerti bahwa
sesungguhnya Allah sedang menaruh orang-orang fasik tersebut di tempat-tempat
licin (ay. 18a). Apa maksud dari kalimat ini?
Dalam bagian pertama ayat 18 ini, kita
akan melihat bahasa asli dari kata-kata yang ada di dalam ayat ini. Ada 3 kata
yang kita akan bedah pada renungan hari ini yaitu “sesungguhnya”, “di
tempat-tempat licin” dan “Kautaruh mereka”. Kata “sesungguhnya” dalam bahasa
aslinya adalah אַ֣ךְ (ak),
yang dapat juga diterjemahkan sebagai indeed,
surely, only, but, yet. Dalam
beberapa ayat lain di Alkitab Terjemahan Baru Bahasa Indonesia, kaia ak ini juga diterjemahkan sebagai: “hanya,
tetapi, sesungguhnya, namun, tentu”. Jadi kata ak ini dapat bermakna asservative/emphatic (menegaskan) dan
restrictive (membatasi/mempersempit). Jadi penggunaan kata “sesungguhnya” sudah
tepat untuk menegaskan dan sekaligus juga mempersempit pokok pembahasan dengan
langsung menunjuk kepada kehidupan orang-orang fasik di mata Tuhan.
Kata “di tempat-tempat licin”, dalam
bahasa aslinya adalah בַּ֭חֲלָקוֹת (ba·ḥă·lā·qō·wṯ)
dari akar kata חֶלְקָה (chelqah).
Kata chelqah secara harafiah berarti field (bidang, lapangan). Namun dalam
makna Alkitab, kata chelqah juga
dapat dimaknai sebagai portion of ground
(bagian dari tanah), field of sword
(bidang pedang, khususnya yang terbuat dari logam yang ditempa sehingga licin
dan mengkilat), smoothness
(kelicinan, kehalusan), smooth part
(bagian yang licin/halus), slippery
places (tempat yang licin), flattery
(kata-kata yang halus dan menyanjung/merayu). Dalam hal ini, tempat-tempat
licin dapat diibaratkan sebagai sebuah bidang rata yang licin, dimana ada objek
yang diletakkan di atasnya. Objek tersebut memang dapat diam, tetapi sebuah
sentuhan kecil saja dapat membuat objek tersebut bergerak dan meluncur terus
hingga sampai ke tepian dan terjatuh ke bawah.
Kata “Kautaruh mereka” dalam bahasa
aslinya adalah תָּשִׁ֣ית (ṯā·šîṯ)
dari akar kata שִׁית (shith).
Kata shith sendiri dapat bermakna secara
to put (menaruh, meletakkan,
menempatkan), to lay on (meletakkan,
menempatkan dengan perlahan (bukan dilempar), to set (memasang, menyusun, menaruh), to station (menempatkan). Tentu jika kita kaitkan dengan kata
sebellumnya yaitu kata chelqah maka
dalam hal ini Tuhan diibaratkan sedang menempatkan orang-orang fasik itu di
suatu bidang yang rata dan licin. Sekali saja mereka bergerak, maka mereka akan
segera berguling/bergeser ke tepi bidang dan jatuh. Ini tentu saja terkait
dengan bagian kedua ayat ini yang berbunyi “Kaujatuhkan mereka sehingga hancur”
(ay. 18b).
Dalam bagian kedua ayat ini, setidaknya
ada 2 kata yang akan kita bedah yaitu “Kaujatuhkan mereka” dan “sehingga hancur”.
Kata “Kaujatuhkan mereka” dalam bahasa aslinya adalah הִ֝פַּלְתָּ֗ם (hip·pal·tām) dari akar kata נָפַל (naphal). Kata naphal dapat diartikan sebagai to
fall (jatuh), lie (berbaring), be cast down (putus asa), fail (gagal, kandas), cause to fall (menyebabkan terjatuh), fell (menjatuhkan), throw down (melempar ke bawah), knock
out (merobohkan). Kata naphal dalam
ayat ini lebih merujuk kepada adanya tindakan dari suatu subjek terhadap suatu
objek yang menyebabkan objek tersebut terjatuh. Bahkan dalam beberapa kamus
yang saya baca, kalimat menjatuhkan yang dimaksud dalam kata naphal dapat merujuk kepada jatuh yang menyebabkan
kematian. Hal ini akan nampak jelas jika kita menyambungkan dengan kata
selanjutnya.
Kata “sehingga hancur” dalam bahasa aslinya adalah לְמַשּׁוּאֽוֹת (lə·maš·šū·’ō·wṯ)
dari akar kata מַשּׁוּאוֹת (mashshuoth). Kata ini hanya
muncul 2 kali dalam Alkitab, dimana ayat lainnya adalah Mazmur 74:3 yang
berbunyi “Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus;
segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus”. Kata mashshuoth di ayat tersebut diterjemahkan
sebagai tempat yang rusak. Kata mashshuoth
di sini dapat diartikan sebagai desolation
(kehancuran, ketandusan, perusakan) atau destruction
(pengerusakan, pembongkaran, pembinasaan, penghancuran). Oleh karena itu, kata mashshuoth di sini merujuk kepada proses
menjatuhkan orang fasik sehingga mereka hancur, rusak, dan binasa.
Tentu kehancuran, kerusakan, dan kebinasaan ini bukan ada di bumi ini. Selama
ini kita diajar bahwa orang fasik pasti binasa, hancur, dan rusak di bumi ini.
Nyatanya, belum tentu demikian adanya. Ada pula orang-orang fasik yang
sepertinya selalu enak hidup di bumi ini. Mereka ibarat sedang berada di sebuah
bidang yang licin dan berkilau/mengkilap. Orang-orang fasik terlihat berkilau
dan terlihat berharga, namun sesungguhnya, ketika mereka bergeser dari bidang
licin tersebut, maka mereka kemudian akan jatuh ke dalam jurang tanpa batas.
Itulah neraka kekal tempat penghukuman orang-orang fasik yang tidak mau bertobat.
Ingat bahwa Asaf baru mengerti hal ini ketika ia mencoba melihat dari sudut
pandang Tuhan. Dari sudut pandang manusia, hidup orang fasik bisa saja terlihat
sangat enak dan menggoda untuk dicoba. Tidak heran banyak orang-orang yang akhirnya
terpikat dan mengikuti jalan kefasikan. Asaf pun demikian ketika ia belum masuk
ke dalam tempat Kudus Tuhan. Ia sempat tergoda dan bertanya mengapa orang fasik
tetap hidup enak di bumi ini. Tetapi Asaf, setelah ia masuk ke dalam tempat
kudus Tuhan, ia tidak lagi mempersoalkan hal tersebut. Ia telah melihat dari
kacamata Tuhan, dan mengerti akhir hidup orang fasik tersebut. Itulah sebabnya,
dalam ayat-ayat selanjutnya ia sudah tidak mengingini apalagi iri terhadap
orang-orang fasik tersebut.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:18
73:18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan
mereka sehingga hancur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.