Selasa, 23 Januari 2018
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:27
Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan
semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau. (Mzm 73:27)
Mazmur 73 (Ayat 27): Jauh dari Tuhan = Binasa
Judul renungan kita hari ini sebenarnya
adalah fakta. Lebih lagi, ini adalah fakta yang sudah diketahui oleh semua
orang beragama, apapun agamanya. Semua orang beragama juga sudah tahu bahwa
ketika umat jauh dari Tuhan, pasti mereka akan mengalami hal sulit, bahkan
binasa. Tidak heran banyak umat beragama berjuang untuk hidup benar menurut
agamanya, yaitu melakukan segala hukum yang diatur di dalam kitab suci mereka. Itu
memang tidaklah salah. Akan tetapi, dalam konteks ayat ini kita perlu memahami arti
beberapa kata dalam bahasa aslinya supaya tidak salah mengerti kebenaran Firman
Tuhan.
Dalam bagian pertama ayat ini tertulis
bahwa “Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa” (ay. 27a).
Dalam bahasa aslinya, kata “siapa yang jauh” menggunakan kata רְחֵקֶ֣יךָ (rechekeicha) dari kata רָחֵק (racheq). Kata ini hanya 1 kali tercantum
dalam Alkitab, yaitu di ayat ini. Kata ini dapat berarti removing, departing, remote, far (memindahkan, memisahkan, melepaskan,
pergi, berangkat, meninggalkan, terpencil, jauh). Dari pengertian tersebut
jelas bahwa kata “jauh” memiliki makna yang lebih dalam dari sekedar perbedaan
jarak, karena memuat pengertian adanya usaha untuk memisahkan, pergi, atau
meninggalkan diri dari suatu tempat atau objek tertentu.
Jadi, kita dapat dikatakan jauh bukan
hanya karena Tuhan di surga dan kita di bumi, tetapi karena manusia sendiri
yang berinisiatif dan dengan sadar/sengaja pergi meninggalkan Tuhan. Tentu
ketika ditanya, semua orang pasti akan berkata: “Kapan kami meninggalkan-Mu
Tuhan? Bukankah kami setiap hari Minggu masih ke gereja, kami selalu berdoa
sebelum makan, bahkan kami memasang salib di rumah dan memakai kalung salib
setiap hari?”. Sebenarnya tidak mengikuti jalan kebenaran dan jalan Tuhan
adalah suatu keputusan. Jalan kebenaran bukanlah jalan yang mudah dan nyaman.
Jalan kebenaran penuh dengan penyangkalan diri dan memikul salib. Ini yang
banyak orang Kristen tidak sadari karena mereka selama ini dikhotbahkan bahwa
kalau ikut Tuhan maka hidup mereka akan enak.
Hal ini membuat banyak orang Kristen
tidak bisa fight dalam mengiring
Tuhan. Mereka hanya datang ke gereja karena ada maunya. Biasanya kemauan atau
keinginan orang Kristen seperti ini tidak jauh-jauh dari berkat-berkat dunawi: harta
semakin bertambah, tidak pernah kena sakit penyakit, tidak pernah kena celaka,
dan lain sebagainya. Akibatnya tanpa disadari mereka semakin jauh meninggalkan
jalan Tuhan. Padahal ayat ini dengan tegas dan jelas berkata bahwa semua orang
yang jauh dari pada Tuhan akan binasa.
Kata “akan binasa” dalam bahasa aslinya
adalah יֹאבֵ֑דוּ (yovedu atau yobedu) dari akar kata אָבַד (abad). Kata abad secara sederhana memilki pengertian to perish, die, be
exterminated (binasa, mati, tewas, hilang, musnah). Kata abad ini juga dapat berarti vanish, go astray, be destroyed, to blot out,
to destroy (lenyap, hilang, tersesat, hancur, menghapus). Jadi orang-orang
yang dengan sengaja pergi menjauh dari Tuhan dan kebenaran-Nya, maka mereka
akan binasa, yaitu musnah. Mereka juga akan dilenyapkan dan dibiarkan terhilang
dari hadapan Allah selamanya. Bahkan Allah tidak akan segan-segan menghapus
mereka, khususnya dari kitab kehidupan (Why 3:5).
Dalam bagian kedua ayat ini tertulis
kalimat: “Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau”
(ay. 27b). Kata “Kaubinasakan” dalam bahasa aslinya menggunakan kata הִ֝צְמַ֗תָּה (hitzmattah) dari akar kata צָמַת (tsamath). Kata tsamath sendiri memiliki makna to
put an end to, exterminate, destroy, extirpate, annihilate (mengakhiri,
menghentikan, memusnahkan, membinasakan, menghancurkan, melenyapkan,
memusnahkan sampai habis, memusnahkan sama sekali). Menurut pendapat saya
pribadi, kata tsamath ini jauh lebih
hebat maknanya dibandingkan kata abad,
karena terdapat unsur sampai habis sama sekali. Dari sisi bahasa inggrisnya
saja penggunaan kata tsamath ini
menggunakan kata estirpate atau annihilate yang menunjukkan tingkatan
yang lebih dalam daripada hanya sekedar to
die atau to destroy.
Sementara itu kata “berzinah dengan
meninggalkan Engkau” dalam bahasa aslinya adalah זוֹנֶ֥ה (zoneh) dari akar kata זָנָה (zanah). Saya sendiri yakin bahwa kata
zinah dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari kata zina(h) dari bahasa Arab) awalnya berasal dari kata zanah dalam bahasa Ibrani. Kata zanah memiliki pengertian to commit fornication, be a harlot, to
commit adultery, to be a cult prostitute, to be unfaithful.
Sebelum menerjemahkannya ke dalam
bahasa Indonesia, ada beberapa kata dalam bahasa Inggris yang harus kita lihat
yaitu fornication dan adultery. Fornication merujuk pada sexual
intercourse between people not married to each other (hubungan seksual
antara 2 orang yang belum menikah), sementara adultery merujuk pada voluntary
sexual intercourse between a married person and a person who is not his or her
spouse (hubungan seksual yang dilakukan secara sukarela/tanpa paksaan
antara seorang yang sudah menikah dan orang lain yang bukan pasangannya).
Jadi makna kata zanah di atas dapat diterjemahkan sebagai: “melakukan fornication atau adultery, menjadi pelacur/perempuan jalang, menjadi pelacur atas
dasar agama (seperti agama-agama di Yunani dan di beberapa kebudayaan lain),
berlaku serong/tidak setia. Tentu makna kata zanah dalam ayat ini lebih merujuk kepada sikap tidak setia manusia
terhadap Tuhan. Konteks ketidaksetiaan dalam ayat ini sebenarnya merujuk pada
sikap bangsa Israel yang tidak setia terhadap Tuhan dengan menyembah dewa-dewa
dari bangsa lain.
Tetapi harus kita akui bahwa sebenarnya
makna ketidaksetiaan itu jauh lebih dalam daripada itu, apalagi bagi umat
Perjanjian Baru. Ketidaksetiaan di sini dapat merujuk dimana kita tidak
menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan kita, atau dengan kata
lain kita masih dapat disenangkan dengan hal-hal atau objek lain. Hal lain di
sini bisa berupa harta, kekayaan, kedudukan, kekuasaan, barang bermerek (branded), dan lain sebagainya. Bahkan
dalam level tertentu, pelayanan bisa menjadi bumerang ketika kita lebih bisa
disukakan oleh pelayanan daripada Tuhan (karena pelayanan di gereja belum tentu
adalah pelayanan kepada Tuhan, tergantung pada sikap hatinya).
Jika di bagian pertama disebutkan bahwa
mereka yang jauh dari Tuhan (racheq) akan
binasa (abad), maka di bagian kedua
ini hukuman Tuhan digambarkan lebih dahsyat, karena dosanya juga lebih dahsyat.
Dikatakan bahwa mereka yang berzinah (bahkan dalam Alkitab Bahasa Indonesia
ditambahkan kata-kata “yang meninggalkan Engkau” untuk menunjukkan bahwa
manusia tersebutlah yang memang dengan sengaja meninggalkan atau menjauhi Tuhan)
akan dibinasakan (tsamath). Betapa
berbahayanya orang-orang yang sedang meninggalkan atau menjauhi Tuhan, mereka akan menuai kebinasaan
pada akhirnya.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:27
73:27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa;
Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.