Minggu, 14 Januari 2018
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:21
Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya. (Mzm
73:21)
Mazmur 73 (Ayat 21): Ketika Hati Merasa Pahit
Dalam ayat 21 ini, Asaf menulis kalimat
yang menunjukkan bahwa ia merasa hatinya sedang merasa pahit (ay. 21a). Dalam
kalimat ini kata “hatiku” menggunakan kata bahasa asli לֵבָב (lebab) yang secara umum bermakna inner man (batin manusia), mind (pikiran, benak), will (keinginan, kehendak), heart (hati, perasaan). Ini menunjuk
kepada apa yang ada di dalam batin manusia, yaitu hati atau jiwa manusia (yang
di dalamnya terdapat pikiran, perasaan, dan kehendak). Kata lebab ini juga telah digunakan Asaf
dalam ayat 7 dan 13 pasal ini.
Dalam ayat 21 ini, Asaf menulis bahwa
hatinya merasa pahit. Jadi kalimat tersebut juga berarti jiwanya, pikirannya, atau
perasaannya menjadi pahit. Kata “pahit” di dalam bahasa aslinya adalah יִתְחַמֵּ֣ץ (yiṯ·ḥam·mêṣ) dari akar kata חָמֵץ (chamets). Kata chamets itu sendiri dapat diterjemahkan sebagai be sour (menjadi asam), leavened (khamir, memuai/mengembang
karena ragi), embittered (sakit hati), be red (menjadi merah), be ruthless (menjadi kejam, bengis,
lalim). Dalam konteks hati (lebab),
memang arti yang paling cocok adalah embittered
atau hatinya menjadi sakit. Dalam arti lain, kata chamets juga dapat digambarkan sebagai hati yang menjadi asam, hati
yang telah terkena ragi (yang antara lain salah satu efeknya juga menjadi
asam), atau bahkan hati yang menjadi bengis.
Di sini hati Asaf seakan-akan menjadi
sakit dan pahit. Bahkan Asaf menulis bahwa buah pinggangnya menusuk-nusuk
rasanya (ay. 21b). Kata “buah pinggangnya” dalam bahasa aslinya adalah וְ֝כִלְיוֹתַ֗י (wə·ḵil·yō·w·ṯay) dari akar kata כְּלָיוֹת (kilyah). Kata kilyah di sini dapat diterjemahkan sebagai kidneys (ginjal), reins (tali
kekang). Kata kilyah walaupun dapat dimaknai sebagai ginjal/buah pinggang sebagai
organ tubuh, namun juga dapat bersifat figuratif yaitu yang terkait dengan
emosi dan rasa sayang. Kata kilyah juga
dapat merujuk kepada sesuatu yang diselidiki oleh Tuhan (bandingkan dengan Mzm
7:10, dimana kata kilyah diterjemahkan sebagai batin yang diuji
oleh Tuhan).
Sementara itu kata “menusuk-nusuk
rasanya” dalam bahasa aslinya adalah אֶשְׁתּוֹנָֽן (’eš·tō·w·nān) dari akar kata שָׁנַן (shanan). Kata shanan ini dapat diterjemahkan sebagai to whet (mengasah), sharpen (mempertajam,
meruncingkan), teach (mengajarkan
berulang-ulang), prick (menusuk), pierce (menembus, menusuk, melubangi,
menindik). Jadi kata shanan di sini
dapat dimaknai dengan suatu proses yang menusuk dengan semakin tajam, bahkan
hingga menembus dan melubangi. Jadi gabungan kata kilyah dan shanan memang
dapat diartikan seperti rasa sakit yang disebabkan karena buah pinggangnya yang
menusuk-nusuk. Akan tetapi, jika kata kilyah
dapat diterjemahkan batin (atau juga hati), maka berarti batin atau hati itulah
yang seakan-akan ditusuk atau bahkan dipertajam (sehingga menimbulkan rasa
sakit juga). Itulah rasa sakit yang diderita Asaf ketika ia mencoba belajar
memahami sudut pandang Tuhan.
Asaf adalah tokoh dalam Perjanjian Lama,
dimana belum ada fasilitas Injil, Roh Kudus, dan penebusan Kristus. Oleh karena
itu, ia tentu tidak sesempurna umat Perjanjian Baru dalam memahami kehendak
Allah. Itulah sebabnya ia masih mengalami sakit hati dan juga batinnya (yang
digambarkan dengan ginjal/buah pinggangnya) serasa ditusuk-tusuk. Akan tetapi
kita yang adalah umat Perjanjian Baru, yang telah menerima karya penebusan
Kristus, telah menerima Roh Kudus, dan memiliki Injil yang lengkap, seharusnya
tidak perlu merasa sakit hati. Apakah yang dapat membuat kita sakit hati.
Bahkan jika kita dihina atau Tuhan kita dihina pun, kita harus dapat mengampuni
orang tersebut dan tidak perlu sakit hati. Kita membela Tuhan dengan
sepantasnya, bahkan memang harus membela tanpa batas. Akan tetapi membela Tuhan
bukan dengan membalas menghina orang tersebut atau bahkan menyakitinya. Kita
harus menunjukkan kualitas kita sebagai umat Tuhan yang benar dengan tidak
membiarkan sakit hati dan kepahitan menguasai jiwa kita.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:21
73:21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.